Kalo ada typo tandain ya :*
Didalam sebuah mobil yang sunyi terdapat keheningan dari dua insan yang tengah menumpanginya, dua insan yang kini tengah berada dalam fikiran masing-masing, hingga suara berat sang adam mengalun.
"Kita akan ke Rumah sakit" alunan merdu yang mampu membuat perasaan sang anak hawa tidak tenang.
"Kenapa? Siapa yang sakit?" Ia teringat jika ibunya memiliki riwayat penyakit jantung, walaupun sudah transplantasipun ia tidak tau apakah itu menandakan penyakit ibunya sudah hilang sepenuhnya atau sementara waktu terjinakkan dan bisa kembali mengamuk suatu saat nanti, oleh karenanya perasaannya seketika menjadi tak tenang.
"Hari ini jadwalmu kembali ke rumah sakit untuk pasang kontrasepsi" dan jawaban sang pria seketika membuatnya jatuh ke dasar jurang, ia tidak memprediksikan pria yang kini sudah menyandang status sebagai suaminya itu akan mengatakan hal tersebut. Bukannya ia berharap ibu atau anggota keluarganya yang lain tengah sakit namun ia juga tidak pernah berharap suaminya itu memintanya kembali memasang kontrasepsi. Lalu, kapan ia akan dikaruniai seorang penerus kalau suaminya selalu memaksanya memakai kontrasepsi?
Dengan sekuat tenaga ia bersikap biasa saja, sebisanya tidak memperhatikan rasa kecewanya pada sang pria, ia tidak ingin menjadi sosok yang lemah didepan sang pria.
"Apa akan sama dengan yang kemarin?" Sang suami mengangguk tanpa mengalihkan fokusnya pada jalanan kota yang sedikit ramai.
Tatapan itu, Suzy sangat tau akan arti dari tatapan sang suami, tatapan kokoh seperti tembok baja yang tak akan mudah dirobohkan, ia sangat tau jika keputusan suaminya ini akan sulit ia tentang, tapi___ia tidak ingin menyerah, bukankah lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali?
Dalam dirinya berkecamuk menggunakan bahasa seperti apa untuk mengemukakan pendapatnya tanpa harus bertengkar, bagaimana caranya agar suaminya bisa menurutinya tanpa harus ia marah-marah ataupun teriak-teriak, ia harus bisa meluluhkan tembok itu, tapi__bagaimana?
Hingga sesuatu terlintas dalam fikirannya, ia bisa mencoba dengan sesuatu yang suaminya sukai.
"Sayang___" suara lembut Suzy mengalun diudara dengan nada yang ia buat semanja dan semanis mungkin untuk mencoba menarik simpati sang suami, dan upayanya terbukti berhasil.
Myungsoo seketika menatapnya dengan kening berkerut, pria itu sepertinya tau akan rencana yang tengah istrinya bangun namun ia tak merespon dan akan mengikuti alur yang ingin istrinya berikan, menikmati permainan ini dengan hati riang, sumber bahagianya adalah mempermainkan istrinya.
"Em?" Masih dengan ekspresi semula yang tak berubah.
Suzy menarik lengan suaminya lalu bergelayut manja disana. Memasang ekspresi manja mematikan yang justru membuat Myungsoo ingin tertawa, menertawakan bagaimana istrinya berusaha sangat keras untuknya.
"Nanti, jangan pakai suntik hormon ya" kening Myungsoo seketika berkerut mempertanyakan rencana apa yang tengah istrinya bangun?
"Lalu"
"Aku ingin mencoba memakai pil kontrasepsi____" seketika Suzy menambahi ucapannya saat ia melihat sang suami yang hendak menolak ucapannya sehingga ia menyergah dengan kalimat lanjutan yang bisa menguatkan keinginannya dengan alasan yang kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Le P.A.C.S (Pacte Civil De Solidarité) ✔
RomanceCOMPLETE STORY ✔ MULAI TANGGAL 09 JANUARI 2022 BEBERAPA PART AKAN MULAI DIHAPUS BERTAHAP, UNTUK REUPLOADNYA TINGGAL DILIHAT SAJA DI MASA MENDATANG KEMAJUAN STORY INI SEPERTI APA. INFO REUPLOAD : KALIAN BISA MENEMUKANNYA DI FIZZO. WARNING : DEWASA 21...