Kalo ada typo tandain ya :*
Minseok berjalan dengan cepat di bandara menuju ke pintu kedatangan luar negeri, wajahnya terlihat kesal dengan mulut yang berkomat-kamit, matanya sembab sehingga ia tutupi dengan kacamata hitam.
Bagaimana ia tidak kesal? Sekarang sudah jam tengah malam dan temannya itu malah menelepon dan menyuruhnya untuk menjemput ke bandara, tanpa menunggu jawaban Minseok ia malah mematikan sambungan telefonnya begitu saja sehingga membuat Minseok semakin kesal, rasanya kepalanya sudah mendidih saat ini.
Seseorang melambaikan tangan ke arahnya, melihat sosok pria itu berjalan ke arahnya dengan santainya, wajah yang sangat segar serta senyum cerah sampai memperlihatkan rentetan giginya membuat rasa kesal pada diri Minseok semakin menjadi melihat kondisi mereka yang berhanding terbalik.
Sesaat setelah pria itu tiba di depannya baru saja Minseok akan memaki pria itu tapi pria itu malah melepas koper yang ia bawa sembari berjalan santai membuat koper tersebut menggelinding jauh dan membuat Minseok mau tak mau harus mengejar koper tersebut.
"Ya!!! Kenapa pulang mendadak sekali sih? Bukankah jadwalmu pulang masih tiga hari lagi ya?" Ya.. memang rencana awalnya Myungsoo akan di Jepang selama satu minggu dan ini baru berjalan empat hari tapi ia sudah pulang.
Minseok berjalan di belakang Myungsoo yang sedang berjalan dengan santainya di depannya, tanpa menoleh ia menjawab. "Urusanku sudah selesai disana, tinggal sisanya urusan bawahanku yang masih tinggal disana, aku harus segera kembali karena ada yang ingin aku temui dan selalu memenuhi pikiranku" Minseok hanya mendengus karena ia tau siapa yang Myungsoo maksud.
Keesokan harinya pagi-pagi sekali Myungsoo sudah bersiap
Tok tok
"Tuan muda, Manager Kim sudah menunggu anda di luar" tanpa berbalik Myungsoo yang sedang merapikan lengan bajunya menjawab. "Iya, katakan padanya aku akan keluar sebentar lagi" wanita paruh baya itupun mengangguk mengerti lalu berlalu pergi menuju Minseok untuk menyampaikan apa yang Myungsoo katakan sebelum akhirnya kembali bebersih lagi, dia adalah pelayan yang datang setiap hari di pagi hari untuk membersihkan rumah Myungsoo.
Meninggalkan rumahnya, tepat di halaman depan rumah nampak mobil Minseok yang terparkir, yang segera Myungsoo datangi.
"Kenapa tidak bawa mobil sendiri sih?" Sergap Minseok sesaat setelah Myungsoo masuk dan duduk di kursi penumpang.
"Mobilku masih ada di bengkel, nanti siang baru selesai" jawab Myungsoo sekenanya. Ia mengambil majalah yang ada di kursi, menyilangkan kakinya dan mulai membaca dengan posisi nyaman, melihat hal tersebut membuat Minseok kesal, bagaimana bisa lelaki itu bersikap seolah ini adalah mobilnya dan ia adalah supirnya?
"Apa anda sudah siap untuk berangkat tuan?" Tanya Minseok dengan nada suara mengejek yang ia buat-buat.
"Ya... kuharap kamu berhati-hati karena aku tidak mau ketampananku ternodai karenamu" Minseok tersenyum kesal mendengar jawaban Myungsoo, pria ini benar-benar tidak tahu diri. "sepertinya saya perlu mengendara dengan awut-awutan lalu melempar anda keluar" jawab Minseok sembari mulai menyalakan mobilnya.
"Lakukan saja, tapi sebelum kamu melemparku keluar akan ku lempar dulu kamu dari sini" Minseok mencebikkan bibirnya kesal, ya.. ya.. dia tahu kalau Myungsoo adalah bosnya
Sepanjang perjalanan Myungsoo masih membaca majalah milik Minseok, entah ia benar-benar membaca atau hanya melihat gambar-gambar wanita cantik di sana, sampai akhirnya mereka sampai juga di perusahaan Myungsoo dan kebetulan saat itu Suzy juga baru datang, wanita itu nampak berbincang dengan seseorang yang berada dalam mobil dengan tersenyum manis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Le P.A.C.S (Pacte Civil De Solidarité) ✔
RomanceCOMPLETE STORY ✔ MULAI TANGGAL 09 JANUARI 2022 BEBERAPA PART AKAN MULAI DIHAPUS BERTAHAP, UNTUK REUPLOADNYA TINGGAL DILIHAT SAJA DI MASA MENDATANG KEMAJUAN STORY INI SEPERTI APA. INFO REUPLOAD : PERLAHAN AKAN MULAI DIREUPLOUD DI AKUN INI DENGAN SEDI...