14🍃

3.2K 398 29
                                    

Please Vote & Comment


🍃

Siang hari terasa begitu terik, membuat siapapun yang berada di luaran sana akan merasakan dahaga. Sama halnya seperti Yolan yang saat ini sedang berjalan dibawah teriknya matahari, langkahnya ia percepat menuju gedung sebelah timur yang merupakan tempat dimana ruangan dosen berada.

Sesampainya disana Yolan segera memasuki ruangan asisten dosennya yang tak lain adalah Yohan. Niatnya datang ke ruangan Yohan untuk mengembalikan buku Manajemen yang ia pinjam beberapa waktu yang lalu.

Sudah tiga kali ketukan pada pintu itu, namun pemilik ruangan tidak memberikan respon apapun. Dengan terpaksa Yolan langsung saja membuka pintu ruangan itu. Sepih, satu kata yang dapat menggambarkan keadaan ruangan asisten dosennya itu.

"Lah kok sepih? Apa kak Yohan ga ada jadwal ngajar hari ini ya?" Gumam Yolan.

"Cari Yohan?" Suara dari belakang Yolan membuatnya terpelonjak kaget, buru buru ia membalikan badannya untuk melihat si pemilik suara.

"Ah siang pak. Iya saya sedang ada perlu dengan kak Yohan, tapi sepertinya kak Yohan sedang tidak ada jadwal." Jawab Yolan seformal mungkin pada salah satu dosen yang juga mengajarnya.

"Penting sekali ya? Kenapa kamu tidak langsung mendatanginya saja." Usul pak dosen memang ada benarnya juga. Mengingat Yohan tinggal di gedung apartemen yang sama dengan apartemen miliknya.

"Bapak benar juga. Kalo begitu saya pamit ya pak. Terimakasih." Pamit Yolan sebelum membungkukan badannya lalu pergi.

Sambil berjalan Yolan memasukan kembali buku yang tadinya akan ia kembalikan kepada Yohan kedalam tasnya.

"Yolan!"

"Yolan tunggu."

Yolan mengabaikan seseorang di belakangnya yang terus saja meneriaki namanya. Tanpa menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya pun Yolan sudah tau siapa pemilik suara itu.

"Yolan please dengerin aku." Teriak Yeonjun dengan sedikit berlari untuk menghampiri Yolan yang jauh didedapannya.

Yolan sengaja menulikan telinganya kala Yeonjun terus meneriaki namanya, memintanya untuk berhenti. Bukannya mengikuti perintahnya, Yolan malah mengacungkan jari tengahnya pada Yeonjun di belakang sana.

Dari jarak kurang dari lima meter di depannya, ia bisa melihat sosok cowok yang ia kenal betul itu sedang memandangi layar ponselnya. Sekelibat ide licik terlintas dibenak Yolan.

"Kayaknya seru nih kalo si Yeonjun liat ini." Batin Yolan.

"Yunseong.." Teriak Yolan sebelum menghambur kepelukan Yunseong. Tidak, lebih tepatnya Yolan yang memeluk Yunseong. Membuat seseorang yang dipeluknya itu kaget bukan main dengan perlakuan Yolan yang tiba tiba.

"Y-Yolan?"

"Ssttt.. peluk gue." Bisik Yolan pelan, seakan memberi kode pada Yunseong.

Yunseong awalnya tidak mengerti apa maksud Yolan barusan, tapi tak lama kemudian ia paham saat matanya menangkap sosok Yeonjun yang berdiri tak jauh dari mereka. Yunseong membalas pelukan Yolan yang tak kalag erat, sesekali tangannya mengusap surai panjang Yolan bahkan ia tidak segan untuk memberikan kecupan dipuncak kepala Yolan. Berlebihan? Memang, tapi Yolan tidak keberatan. Toh mereka harus berakting seprofesional mungkin di depan Yeonjun.

Setelah lama berpelukan, mereka memutuskan untuk pergi menghindari tatapan tajam Yeonjun. Dirasa sudah cukup untuk bersandiwaranya. Yolan bersorak dalam hati saat mendapati raut kesal diwajah Yeonjun.

𝐀𝐬𝐃𝐨𝐬 || 𝐊𝐢𝐦 𝐘𝐨𝐡𝐚𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang