19🍃

2.6K 294 6
                                    

Please Vote & Comment


🍃


Setelah mendapat telpon dari sang adik, Yohan dibuat panik setengah mati saat mendapati kabar bahwa papahnya itu harus dilarikan ke rumah sakit.

"Kak, tenang. Kita berdoa semoga papah baik baik aja." Kalimat penenang itu terus terucap dari Yolan yang ikut khawatir melihat Yohan.

"Iya sayang semoga. Sayang maaf ya kita harus ke rumah sakit dulu, setelah itu aku bakal anter kamu pulang."

"Ga masalah kak, sekarang yang terpenting adalah mengetahui kondisi papah."

Yohan terus meremat stir mobilnya untuk menyalurkan rasa khawatirnya. Kurang dari setengah jam mereka akhirnya sampai di rumah sakit yang sebelumnya sudah diberitahu oleh Guanlin.

Yolan bisa memaklumi kekhawatiran dari kekasinya itu yang kini berjalan tergesa gesa menuju ruangan ICU.

Sampai di depan ruangan ICU, terlihat mama Yohan dan juga Guanlin yang sedang terduduk di kursi tunggu dengan raut wajah muram bercampur dengan cemas yang begitu ketara menghiasi wajah keduanya.

"Ma, papa gimana?" Tanya Yohan yang sedikit mengatur nafasnya yang masih terengah akibat berjalan cepat.

"Papah masih keritis, mama mendapat kabar dari sekertarisnya. Dia bilang kalau papa jatuh pingsan setelah menghadiri meeting tadi sore, kemungkinan hipertensinya kambuh." Jelas sang mama yang tak kausa menahan isak tangisnya itu.

"Ssstt.. sekarang mama tenang dulu. Ayo kita sama sama berdoa untuk keselamatan papah di dalam sana." Yohan memeluk mamanya yang masih menahan isakan.

Yolan tidak tahu harus berbuat apa disaat yang lainnya hanya terdiam dengan tatapan kosongnya. Sampai sebuah tangan sedikit menariknya untuk duduk di kursi tunggu. Pemilik tangan itu adalah Guanlin, bisa Yolan lihat dengan jelas Guanlin sedang menahan kekhawatirannya dengan menujukan sikap yang tenang. Yang bisa Yolan lakukan adalah menepuk pelan kedua tangan Guanlin yang saling mengepal.

"Tenanglah." Gumam Yolan pada Guanlin.

Derit pintu diikuti dengan kemunculan dokter dari dalam ruangan itu menyita atensi mereka. Dengan jalan yang sedikit tergopoh mamah Yohan menghampiri dokter di ambang pintu.

"Bagaimana keadaan suami saya dok. Tuan Kim mengalami stroke ringan, itu diakibatkan oleh riwayat penyakit hipertensi yang dimiliki Tuan Kim." Tutur dokter.

🍃


🕚11.15 p.m

Jalanan ibu kota terbilang sepih mengingat sekarang sudah hampir tengah malam. Udara di luar sangat dingin, membuat Yolan memeluk tubuhnya sendiri di kursi sebelah kemudi. Sedari tadi keluar dari rumah sakit Yohan masih belum mengucapkan satu katapun. Ya, wajar saja mungkin sekarang dia sedang kalut memikirkan kondisi sang papah.

"Dingin hm?" Akhirnya Yohan buka suara, satu tangannya mengusap lengan Yolan berusaha untuk memberinya kehangatan.

"Eum.. iya.."

"Bentar lagi kita sampai kok."

Dan benar saja dalam hitungan menit mobil Yohan sudah berhenti di depan gedung apartemen mereka.

"Kamu mau balik ke rumah sakit lagi?"

"Iya, aku sama Guanlin bakal jaga papah disana." Yolan mengangguk paham dengan ucapan Yohan.

"Sekarang kamu masuk, cuci muka, sikat gigi, terus tidur. Jangan lupa buat nyalain penghangat karena malam ini aku ga bisa hangatin kamu."

"Ih apaan sih kak! Cringe nih aku."

𝐀𝐬𝐃𝐨𝐬 || 𝐊𝐢𝐦 𝐘𝐨𝐡𝐚𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang