21🍃

1.8K 221 14
                                    

Please vote & Comment


🍃


Malam ini mungkin dapat dikatakan malam terakhir bagi Yohan bermalam di apartemennya yang akan ditinggalnya untuk sementara waktu. Disini, di aparetemen Yohan sudah ada Yolan, dan juga Guanlin yang bukannya ikut membantu sang kakak packing, yang ada dia hanya duduk di sofa dengan kaki yang ia naikan keatas meja. Benar benar adik yang tidak berguna.

Yolan menutup koper besar itu setelah membantu Yohan packing. Ia berdiri menghampiri meja nakas di samping kanan ranjang Yohan. Disana ada bingkai berwarna baby blue dengan aksen ukiran L.O.V.E di bawah kanan bingkai itu, dilihatnya lamat lamat foto dalam bingkai itu. Foto yang mereka ambil disaat senja di pantai kala itu. Yohan yang tersenyum lebar begitu juga dengan Yolan yang tersenyum sangat manisnya kearah kamera.

"Kamu harus bawa ini." Yolan mengangkat tangannya untuk memperlihatkan bingkai itu pada Yohan sebelum ia memasukannya ke dalam koper besar itu.

"Untuk apa? Aku punya banyak foto kita di ponselku."

"Tapi, kamu harus tetep bawa ini. Begitu kamu sampai di tempat tinggal kamu disana. Kamu harus pajang ini di kamar." Pinta Yolan dengan nada yang menurut Yohan sangat imut.

"Oke, apa perlu aku cetak semua foto kamu dan memajangnya di dinding kamar ku?" Tawar Yohan.

"Ya, lakukanlah."

Semakin berat bagi Yohan untuk berjauhan dengan sumber kebahagiannya ini. Yohan menatap lekat Yolan yang sudah menyandarkan tubuhnya pada sofa di sudut kamar Yohan.

Baru saja Yohan ikut mendudukan dirinya di samping Yolan. Yolan langsung menghambur ke pelukan Yohan menyamankan dirinya dalam dekapan hangat Yohan, wajahnya ia benamkan pada dada bidang milik kekasihnya. Yohan mempererat rengkuhanya, perlakuannya seperti ini menunjukan bahwa ia tidak ingin melepas Yolan barang sebentar saja. Dan untuk beberapa saat mereka hanya berpelukan, tanpa adanya pembicaraan. Membiarkan keheningan menemani mereka untuk sementara menikmati hangatnya pelukan.

Tok..tok..tok..

"Hey, sedang apa kalian di dalam? Kalian tidak lupakan masih ada gue disini?" Tanya Guanlin dari luar kamar.

"Huhh,, dasar pengganggu." Keluh Yolan yang tidak rela saat Yohan melepas pelukannya dan beranjak untuk keluar kamar menghampiri adiknya.

"Ada apa sih?"

"Hyung, gue laper." Lirihnya membuat Yohan harus memutar bola matanya malas.

"Lin, lo kan bisa delivery makanan."

"Masalahnya hyung, gue lagi ga punya uang."

"Gue sumpahin lo ga punya uang beneran nih." Ancam Yohan.

"Eh eh, jangan dong hyung! Udah buruan pesenin gue makanan, si Yolan juga pasti laper tuh. Lo tega apa liat pacar lo sama adik lo ini kelaperan."

"Heh, kok lo jadi bawa bawa Yolan sih?" Sahut Yohan tidak terima.

"Apa sih yang kalian ributin?" Yolan keluar dari kamar setelah mendengar perdebatan kecil dari kakak beradik itu.

"Engga ada kok, nih anak lagi kelaperan jadi rese." Ujar Yohan.

"Yaudah, kalian tunggu sini. Aku masak dulu." Final Yolan untuk segera mengakhiri perdebatan kakak beradik itu.

"Uh terbaik!!" Seru Guanlin antusias.

"Punyanya siapa dulu? Yohan." Balas Yohan yang tak kalah antusias.

🍃

𝐀𝐬𝐃𝐨𝐬 || 𝐊𝐢𝐦 𝐘𝐨𝐡𝐚𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang