32🍃 [Epilog]

1K 110 16
                                    


Please Vote & Comment

🍃

Di pagi buta dimana matahari masih bersembunyi di ufuk timur. Yolan sudah terbangun lebih awal, karena hari ini adalah hari kelulusannya. Ia harus bangun sepagi mungkin untuk bersiap. Perasaannya sekarang benar benar campur aduk. Ia bahagia karena setelah kurang lebih empat tahun menimba ilmu di perguruan tinggi dan akhirnya hari yang paling ia tunggu itu tiba. Tapi sejujurnya semenjak semalam ia mulai merasa sedih ya lebih tepatnya ia kecewa. Kenapa? Karena Yohan tidak menepati janjinya, kekasihnya itu seakan abai dengan hari pentingnya ini. Padahal ia pernah berjanji akan melamar Yolan setelah wisuda nanti.

Yolan
Morning babe💙|
Kamu tau ngga hari ini aku|
seneng banget
Akhirnya aku wisuda juga|
I wish you were here⚘|
Loh kok ga aktif? |
Sayang?|
Babe...|
Yohan?|
Kamu kemana sih:( |

Jam terus berjalan namun ia masih terduduk diam di tepian ranjang, bayangkan saja satu jam Yolan gunakan hanya untuk menatap layar ponselnya. Menunggu notifikasi balasan yang tak kunjung datang.

Dengan helaan nafas kasar Yolan bangkit berdiri untuk bersiap siap. Sekali lagi Yolan akan mencoba berfikir positif tentang Yohan. Dengan begitu ia dapat menjalani harinya sedikit lebih tenang.

🍃


Auditorium sudah mulai ramai, para mahasiswa dan mahasiswi duduk di barisan terdepan, menunggu namanya untuk dipanggil naik keatas panggung. Satu persatu mahasiswa naik keatas podium untuk menyampaikan sepatah dua patah kata.

Acara berjalan dengan lancar dan kini sudah tiba di penghujung acara. Yolan menoleh kebelakang, senyumnya mengembang melihat orang tuanya yang berada di luar kota turut hadir dalam acara wisudanya. Tangannya melambai lambai untuk menyapa orang tuanya dari kejauhan. Ia masih enggan menoleh ke depan dimana sang rektor masih memberikan wejangan. Mata Yolan mengedar ke penjuru ruangan, berharap sosok yang ia tunggu kabarnya sejak semalam itu memunculkan batang hidungnya. Tapi hasilnya nihil.

Hingga pada akhirnya acarapun selesai. Semua hadirin meninggalkan ruang auditorium. Ada hal yang paling menyenangkan ketika wisuda adalah melambungkan topi toga itu ke keudara hingga melambung tinggi dan menangkapnya kembali. Ya pasti kalian semua tidak asing kan dengan hal seperti ini?

"Satu.. dua.. tiga.."

Ckrek.

Yolan tersenyum lebar di tengah kedua orang tuanya, membawa sebuket bunga berukuran besar ditangannya. Mereka mengabadikan beberapa foto yang diambil langsung oleh Somi, sahabatnya itu dengan sukarela menjadi seorang photografer dadakan.

"Oke sekarang giliran lo foto sama gue."

"Siapa yang fotoinnya?" Yolan melirik kearah kedua orang tuanya, ia ingin minta tolong pada papahnya tapi papahnya terlihat sibuk mengangkat telpon. Mamahnya? Mamahnya sedang mengkipasi dirinya dengan kipas lipat yang sesekali ia gunakan untuk menutupi wajahnya dari sinar matahari.

"Sini biar gue yang fotoin." Jawab seseorang dari arah belakang yang berjalan mendekati Yolan dan Somi.

"Guanlin?"

Iya, hanya Guanlin seorang yang datang dan tak lupa membawa sebuket bunga sebagai ucapan selamat. Padahal, yang Yolan harapkan itu Guanlin datang bersama kakaknya. Ekspektasi Yolan terlalu tinggi, karena nyatanya Yohan benar benar tidak hadir di acara wisudanya. Jangankan hadir, bahkan kabarnyapun tidak ada.

"Happy graduation."

"Thanks." Ujar Yolan sebelum memeluk Guanlin.

"Oy jangan lama lama peluknya, inget Yohan." Celetuk Somi. Tunggu, ini Somi cuma mau ingetin Yolan? Atau karena dia cemburu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐀𝐬𝐃𝐨𝐬 || 𝐊𝐢𝐦 𝐘𝐨𝐡𝐚𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang