31🍃

1K 110 10
                                    

Please Vote & Comment

🍃


Aroma khas dari biji kopi menguar ke penjuru cafè, ditambah dengan lagu klasik yang sedang diputar itu semakin membuat pengunjung merasa nyaman. Disinilah Yolan sekarang, duduk manis ditemani dengan secangkir cofee latte dan juga Somi yang duduk di hadapannya.

"Well, besok lusa akhirnya kita wisuda. Dan rencananya besok gue mau treatment dulu, biar wisuda nanti keliatan shining shimmering splended." Celoteh Somi sebelum memasukan sesendok cheese cake ke mulutnya.

"Gue.. ah i don't have planning." Ekspresi Yolan berubah menjadi sendu.

"Kenapa lagi?"

"Masalahnya kak Yohan pernah janji sama gue kalo dia bakal lamar gue setelah wisuda nanti. Tapi apa? Sampe sekarang dia engga kasih kejelasan kapan dia mau pulang ke Seoul."

"Lo udah coba tanya ke dia?"

"Belum. Akhir akhir ini dia makin sibuk sama kerjaannya."

"Udah dong jangan sedih. Mungkin aja dia sibuk karena lagi selesain semua kerjaannya, biar dia bisa cepet cepet pulang kesini kan."

"Iya semoga aja begitu." Senyuman itu sedikit dipaksakan, Yolan mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

"Guanlin?"

"Siapa?" Tanya Somi bingung.

"Itu Guanlin." Pandangan Somi mengikuti telunjuk Yolan yang mengarah keluar Jendela. Di seberang sana ada lelaki jangkung yang sibuk menatap layar ponselnya.

"Tunggu! Dia selingkuhan lo itu ya?" Ujar Somi yang kini gantian membuat Yolan bingung.

"Hah? Selingkuhan apanya sih. Dia itu adiknya Yohan."

"Serius? Tapi gue pernah ketemu dia waktu gue mau ke apartemen lo, dia yang bilang kalo lo lagi ke Vancouver. Dan dia juga ngakunya sebagai selingkuhan lo."

"Dan lo percaya gitu aja?"

"Iya." Jawab Somi dengan wajah polosnya.

"Bego hhahaha.." Tawa Yolan lepas karena dengan bodohnya temannya itu percaya pada omongan orang seperti Guanlin.

"Sialan."

"Bentar, gue suruh Guanlin mampir kesini aja kali ya."

"Ehh ehh jangan ah."

"Loh kenapa?" Yolan melirik kearah Somi.

"Ck. Dia tuh cowok rese tau ga. Gue sebel sama dia."

"Sebel? That's mean Seneng Betul, right?" Yolan menaik turunkan alisnya untuk menggoda Somi.

"What the f... no!"

🍃

Jalanan kota Vancouver pada malam hari ini terbilang cukup ramai, ya wajar saja mengingat ini adalah weekend. Yohan kembali melirik kearah arloji yang terpasang pada pergelangan tangan kirinya. Jam baru saja menunjukan pukul tujuh malam. Syukurlah karena malam ini ia bisa pulang lebih awal, kerjaannya sudah berangsur angsur selesai.

Pikirannya menimang nimang apakah ia langsung pulang saja atau mampir ke suatu tempat terlebih dahulu. Sedetik kemudian wajahnya terlihat cerah ceria. Sepertinya ia tahu harus kemana ia sekarang.

Mobil mewah keluaran terbaru itu terparkir di depan sebuah bagunan megah yang terlihat elegan. Yohan melangkah masuk ke dalam dan langsung disuguhkan gemerlap perhiasan yang berjajar dalam etalase berlapis kaca tebal.

𝐀𝐬𝐃𝐨𝐬 || 𝐊𝐢𝐦 𝐘𝐨𝐡𝐚𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang