24🍃

2.2K 230 34
                                    


Please Vote & Comment

🍃


Klik~

Gelap.

Ruangan gelap yang pertama kali menyapa penglihatannya. Tangannya bergerak meraba dinding mencari saklar untuk menyalakan lampu. Namun nihil, ia tidak dapat menemukan saklarnya.

Grep!

"Aaaaa!!!" Yolan berteriak sangat kencang saat merasakan lengan kekar melingkar erat pada pinggangnya.

"Siapa kau?!! Lepas!"

Deru nafas itu semakin terasa menerpa kulit leher Yolan, yang mana semakin membuat tubuhnya menegang.

Chup.

Kecupan nakal itu mendarat pada leher jenjangnya. Gila, siapa penyusup kurang ajar yang telah masuk ke dalam apartemennya ini?!

"Sialan kau!! Lepaskan brengsek!"

Yolan semakin memberontak kala dengan kurang ajarnya orang asing yang menyusup ke apartemennya itu semakin merapatkan tubuhnya.

"Ku ingatkan sekali lagi! Menyingkir atau aku akan telpon polisi!" Ujar Yolan mengancam dengan sigap tangannya meraih ponsel di dalam tasnya.

Sret!

Dalam sekejap ponsel itu sudah pindah ke tangan si penyusup itu. Dilemparkannya ponsel itu ke sembarang arah. Geram dengan aksi kurang ajar itu, Yolan kembali berteriak berharap tetangga apartemennya dapat mendengarnya dan segera menolongnya.

"Tolong!! Ada penyusup- awh!" Yolan meringis saat punggungnya terbentur keras dinding dibelakangnya.

Tidak tinggal diam, Yolan mengambil ancang ancang siap untuk melayangkan tinjuan itu pada perut si penyusup. Namun sayang pergerakannya kalah cepat dengan di si penyusup yang menahan kedua tangan Yolan di samping kepalanya.

"Kau mau ap-mhh.." Lagi lagi si penyusup berani melakukan pelecehan kepadanya, namun kali ini lebih parah lagi pasalnya si penyusup itu sudah berani mencium paksa bibirnya.

Tubuhnya sudah terkurung dalam kungkungan si penyusup, bahkan tangannya sudah dicengkram kuat. Dengan sisah tenaga yang ia miliki Yolan menendang kuat lututnya kearah selangkangan si penyusup.

"Arghh sayang sakit!" Ringisnya yang langsung jatuh tersungkur.

Apa sayang katanya?

Tunggu apa ini hanya perasaannya saja? Suaranya mirip seperti Yohan.

"Kau siapa?!"

"I-ini aku akh."

"Sa-sayang? Itu beneran kamu?" Dengan tergesah gesah Yolan mencari saklar agar ia bisa cepat menyalakan lampunya.

Matanya membelaklak tak kala melihat orang yang sangat ia rindukan itu ada di depan matanya dengan keadaan tersungkur sembari memegang bagian privasinya.

Yolan yang tak bisa menahan rasa rindunya itu langsung menghambur ke pelukan Yohan, tanpa mempedulikan Yohan yang masih meringis menahan sakit.

"Maafin aku, habisnya kamu nyebelin! Kenapa ga kasih kabar aku dari kemarin?! Terus kenapa kamu ga bilang kalo mau pulang ke Seoul? Dan lagi kenapa pake acara menyelinap ke apartemen aku gini sih. Aku kan takut, aku takut kalo yang barusan ngelakuin itu ternyata penyusup-"

"Sssstt.. udah ngomongnya? Sakit nih.." Yohan segera memotong ocehan dari sang kekasih, dan memasang wajah memelasnya.

"Duh sakit ya?"

𝐀𝐬𝐃𝐨𝐬 || 𝐊𝐢𝐦 𝐘𝐨𝐡𝐚𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang