28🍃

1.7K 174 42
                                    


Please Vote & Comment




🍃




"Gimana? Barang barang udah ga ada yang ketinggalan kan?"

"Ga ada kok. Gue udah check lagi tadi. Ayo berangkat sekarang."

"Lo duluan ke mobil aja, biar koper semua gue yang bawa."

Sesuai dengan apa yang sudah direncanakannya dari dua hari yang lalu. Hari ini Yolan dan Guanlin menuju bandara, Yolan memutuskan untuk menyusul Yohan ke Vancouver. Dan pastinya itu semua ia rahasiakan dari Yohan. Ia ingin membuat kejutan untuk kekasihnya sesampainya disana.

"Sorry Gue ga bisa temenin lo kesana."

"Santai aja Lin gue paham gimana sibuknya jadi calon CEO muda." Ujar Yolan diiringi dengan kekehan.

"Sesampainya disana jangan lupa kabarin gue, dan kalo lo udah ketemu Yohan hyung lo juga harus kabarin gue. Pokoknya kalo ada apa apa orang pertama yang harus lo hubungin itu gue."

"Eumm kalo untuk kalimat yang terakhir tadi, mungkin yang pertama bakal gue hubungin kak Yohan kali ya. Kan gue ada di negara yang sama, sama kak Yohan. Ga mungkinkan gue minta bantuan ke lo yang ada di Seoul."

"Ah iya gue lupa kalo lo masih punya Yohan." Kalimat terakhir sebelum Guanlin keluar dari mobil dan mengambil barang barang Yolan di bagasi.

"Lin... thank you." Yolan memeluk Guanlin yang baru saja selesai membongkar isi bagasi.

"Ya.. inget pesan gue." Guanlin membalas pelukan Yolan.

"Iyaa iyaa... i'll miss you linlin.."

"Me too..." Jawab Guanlin seraya mengusak rambut Yolan gemas.

Bukannya melepas pelukannya, mereka malah saling memandang, mecoba menelusuri sesuatu lewat tatapan.

"Apa lagi? ada yang masih lo mau sampein ke gue?" Tanya Guanlin membuat Yolan tersadar dan segera melepas pelukannya.

"Ga ada. Gue berangkat sekarang ya?"

"Wait." Guanlin mengambil langkah mendekat, mengikis jarak diantara mereka kembali. Kedua tangannya sudah menangkup pipi Yolan sebelum ia mendaratkan kecupan singkat tepat dibibir Yolan.

Blank.

Setelahnya, keduanya malah terdiam saling menunduk enggan untuk bertatap.

"Ah Lin g-gue berangkat ya.." ujar Yolan kikuk.

"Sorry tadi-" Guanlin tidak melanjutkan ucapannya ketika melihat Yolan yang mengangguk ribut, seolah tidak ingin membahas hal yang barusan terjadi.

"Bye.."

"Take care!" Seru Guanlin saat Yolan mulai melangkah jauh.

"Arghh! Sial. Kenapa gue bisa kelepasan sih! Hyung maafin gue." Rancau Guanlin yang kini berjalan gontai menuju parkiran.


🍃

"Kemana sih nih anak, dari tadi ga ada yang bukain gue pintu." Dua kantung plastik itu ia letakan di depan pintu. Kesabaran Somi sudah habis, ia tidak perlu menggunakan bell lagi. Ia ingin segera menggedor gedor pintu apartemen sahabatnya itu.

"Yak! Yolan telpon gue ga lo jawab, dan sekarang gue udah di depan apartemen lo, lo ga mau bukain pintunya hah?! Gue dobrak juga nih!" Somi sudah mengabil ancang ancang, bersiap untuk mengedor pintu itu dengan membabi buta.

𝐀𝐬𝐃𝐨𝐬 || 𝐊𝐢𝐦 𝐘𝐨𝐡𝐚𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang