First Kiss

2K 110 0
                                    

Ujian Nasional telah selesai beberapa minggu yang lalu, dan kini sekolah sudah efektif seperti biasanya. Hanya saja untuk kelas XII diberikan ke bebasan untuk ke sekolah atau tidak, karena mereka hanya tinggal menunggu kelulusan saja.

Tapi Gavin, Nathan, dan Alvin, mereka memilih untuk pergi kesekolah saja. Namun kantin yang menjadi tujuan mereka. Seperti sekarang saja, mereka sedang nongrong disana tanpa takut ada guru yang menegur mereka. Siswa masa tenggang mah bebas wkwkwk.

"Nanti pas udah graduation kita bikin acara liburan yuk." Usul Alvin.

"Setuju tuh." Nathan menimpali. Sedangkan Gavin terlihat sedang menimang-nimang.

"Kemana?" Akhirnya Gavin bertanya.

"Kemana aja gitu. Pantai? Gunung? kebun? hutan? sawah? sungai? ..."

"Terusss sebutin atu-atu sampe ngawurrr," Potong Nathan yang merasa Alvin akan bicara ngaler-ngidul.

"Lu mah, kan gue belum sebutin semua." kesal Alvin.

"Bodo, referensi yang lo kasih gak bakal guna." Ucap Nathan sebal.

"Kita kepantai aja." Gavin bersuara.

Nathan dan Alvin pun bersorak setuju. Lantas mereka asyik membicarakan rencana dan hal-hal apa saja yang harus mereka bawa dan siapa saja yang harus mereka ajak. Sedangkan Gavin hanya geleng-geleng saja. Pasalnya baru saja mereka seperti tom and jerry tapi sekarang sudah berubah layaknya upin-ipin.

***

"Rin yuk kekantin," Ajak Pika pada Arin yang sedang sibuk membereskan buku-bukunya.

"Iya bentar, Arin beresin ini dulu." Sahut Arin segera memasukan alat-alat tulisnya kedalam tas.

"Yuk Pik." Ajak Arin saat ia sudah selesai. Lantas mereka segera keluar kelas dan menuju kantin.

Hari ini mereka hanya berdua, karena Cila tidak masuk karena sakit. Kalau Cila tidak sekolah tu rasanya sepi karena dia paling ceriwis diantara mereka.

"Pulang sekolah kita jenguk Cila yuk Pik." Ajak Arin pada Pika.

"Boleh tuh, ayok. Lagian gue gak nyangka tu anak bisa sakit juga." Celetuk Pika sambil terkikik.

"Kamu tu ya, Cila juga manusia kali Pik yang bisa sakit." Ujar Arin ikut terkekeh.


Tanpa terasa mereka sudah sampai dikantin. Pika dan Arin segera mengedarkan pandangannya mencari tempat kosong.

Tiba-tiba lambaian tangan membuat mereka sedikit mengernyit dan tersenyum saat tau siapa orang yang melambaikan tangan itu.

"Ayo Rin." Ajak Pika menarik tangan Arin.

Ya, tadi Nathanlah yang melambaikan tangannya dan menyuruh Pika dan Arin untuk menghampiri mereka.

Semua tatap mata mengarah pada Arin dan Pika yang sedang berjalan menuju meja Gavin cs. Tatapan Iri, tidak suka dan tatapan yang tidak bisa diartikan lainnya membuat Arin dan Pika risih. Tapi Arin mencoba untuk tidak peduli dan itu sudah biasa seperti makanan sehari-hari. Dekat dengan Gavin dan temannya memang harus menanggung sebuah konsekuensi.

"Cila mana?" Tanya Nathan saat mereka telah sampai dan duduk dikursi yang kosong.

"Sakit" Jawab Arin.

Silent Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang