Cemburu

1.8K 111 2
                                    

'Kadang cemburu itu datang diwaktu yang tidak tepat. Ketika otak berkata tidak ada rasa apa-apa, tapi hati berkata sebaliknya.'

***

Seperti biasanya, hari ini Arin berangkat sekolah bersama Gavin. Tak lupa juga ia meminta turun ditempat biasa dan dengan senang hati Gavinpun akan menurut.

Hari ini hari senin, dan Arin datang lebih siang karena mereka bangun kesiangan. Alasannya karena kemarin Pika dan Cila pulang sangat larut dan membuat Arin tidak tidur dijam biasanya. Sedangkan Gavin, ia telat karena tidurnya terlalu pulas, mungkin akibat kelelahan dan menahan rasa lapar semalaman.

Arin berjalan sendirian menuju kelasnya, dia hanya sempat kekelas hanya untuk menyimpat tas. Lalu ia bergegas kelapangan dan masuk ke barisan kelasnya untuk melaksanakan upacara.

Upacara berlangsung membosankan seperti biasanya. Selain panas, mereka harus sabar mendengar amanat yang berlangsung lama dari kepala sekolah. Meskipun kenyataannya tidak ada satupun siswa yang mendengarkannya. Mereka terlalu asyik dengan dunia mereka masing-masing, ada yang ngegibah, saling toel, berjongkok, dan berbagai aktivitas lainnya untuk mengisi kebosanan. Berbeda dengan para guru, mereka enak-enakan berdiri ditempat yang teduh dan membuat para murid berasumsi tidak adil ketika upacara.

Setelah upacara bubar, Arin menghampiri kedua sahabatnya yang kebetulan berdiri berjauhan tadi, mungkin saja Pika dan Cila belum melihat penampakannya hari ini.

"Assalamu'alaikum Pika, Cila." Ucap Arin sambil merangkul kedua sahabatnya.

Cila menghela nafas dan Pika sepontan menabok tangan Arin yang mengalungkan tangannya secara tiba-tiba dan membuat mereka kaget. Kalau saja yang melakukan itu seorang pria, mungkin Pika dan Cila akan menghabisinya.

"Bikin kaget aja!" Kata Cila akhirnya. Dan Arin hanya nyengir sambil mengacungkan kedua jarinya membentuk huruf V.

Mereka bertiga berjalan beriringan menuju kantin, karena seperti biasa, Jika sudah upaara mereka akan mampir ke kantin dulu sebentar hanya untuk membeli air mineral.

Setelah selesai dengan air mineralnya, mereka kembali berjalan menuju kelas karena jam pelajaran pertama akan berlangsung sebentar lagi.

Tepat ketika bokong ketiga orang itu mendarat dikursi, seorang guru datang mengisi pelajaran.

***

Setelah selesai berkutat dengan pelajaran Fisika dan Matematika, akhirnya bel istirahat berbunyi sebagai penolong bagi para murid dari rumus-rumus mematikan. Orang-orang langsung berhamburan ketika guru yang mengajar sudah keluar terlebih dahulu. Sekarang kantin adalah sasaran bagi mereka yang sudah didemo para cacing yang menuntut untuk diberi makan. Begitupun dengan Arin dan kedua sahabatnya, kebetulan karena acara kesiangannya Arin jadi harus makan dikantin karena tidak sempat membuat bekal untuk dirinya dan Gavin seperti biasa.

"Arin!"

Teriakan itu sukses menghentikan perjalan mereka menuju kantin. Terlihat ada Fatih yang berjalan mendekati mereka.

"Ehh, ada apa ya kak?" Tanya Arin ketika Fatih sudah mendekat.

"Bisa tolongin aku dulu gak? ini masalah rohis, cuma sebentar kok."

Fatih adalah ketua rohis, dan Arin juga masuk dieskul yang sama. Meskipun Arin pendiam, dan jarang keluar kelas, bukan berarti Arin itu ansos dan tidak dikenali. Dia cukup dikenal meskipun oleh beberapa orang. Kalo di rohis Arin cukup pemes karena dia menjadi sekertaris dibidang itu. Jadi tidak ada alasan untuk Arin menolak.

Silent Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang