Pantai (End)

2.2K 125 1
                                    

Arin menggeliat ketika sebuah elusan lembut dikepalanya sedikit mengganggu tidurnya. Perlahan ia membuka mata dan melihat Gavin yang tersenyum disana.

"Selamat pagi." Ucapnya pelan.

"Pagi juga kak." Balas Arin yang masih menyesuaikan cahaya.

"Maaf aku ngebangunin kamu, soalnya aku mau ajak kamu kesesuatu tempat."

"Kemana?" Tanya Arin.

"Rahasia, sekarang kita solat dulu, setealh itu baru kita pergi." Arin hanya mengangguk saja dan segera bergegas kekamar mandi untuk mengambil wudhu.

Merekapun melaksanakan solat subuh bersama-sama. Seperti biasanya Arin akan mencium tangan Gavin selepas solat.

"Yuk kita berangkat."

"Gak ganti baju dulu kak?"

"Gak usah, nanti kita balik lagi kok sebelum gabung sama mereka." Lantas Arin kembali mengangguk.

Gavin mengajak Arin keluar dari penginapannya. Diluar langit masih gelap, namun bintang-bintang sudah mulai menghilang. Wajar saja, sebentar lagi fajar akan datang.

Arin dan Gavin berjalan bersisian, mereka tidak secanggung dulu lagi. Karena waktu setengah semester cukup membuat mereka dekat dengan kemungkinan-kemungkinan yang tak terduga, terkuaknya berbagai rahasia, sampai terucapnya kata cinta dari keduanya.

"Kita mau kemana sih kak?" Tanya Arin yang sudah penasaran. Pasalnya sudah beberapa menit mereka berjalan tapi belum juga sampai.

"Aku mau ajak kamu liat sunrise. Kamu pasti bakal suka." Jawab Gavin percaya diri. Akhirnya Arin mengikuti saja apa kemauan Gavin.

Akhirnya mereka sampai ditempat tujuan. Gavin mengajak Arin kesebuah bukit disekitaran pantai. Dari sana Arin bisa melihat pemandangan dengan leluasa bahkan semua pemaandangan laut bisa terlihat lebih indah dari sana.

"Wahhh, indah banget." Gumam Arin yang masih bisa terdengar oleh Gavin.

"Suka?"

"Suka banget kak." Gavin tersenyum melihat Arin tak berhenti-hentinya berucap kagum. Melihat mata berbinar dan senyum merekah Arin saja membuat Gavin sangat bahagia.

Kekaguman Arin bertambah ketika ia benar-benar menyaksikan bagaimana indahnya matahari terbit, seakan-akan ia muncul dari balik laut.

"Wahh," Arin nerdecak kagum. Ia sangat mensyukuri nikmat Tuhan yang tak dapat didustakan.

***

Setelah selesai melihat sunrise, Gavin mengajak Arin untuk kembali kepenginapan dan tentu saja Arin menyetujui. Akhirnya mereka kembali berjalan beriringan menelusuri setiap sisi pantai dengan deburan ombak yang sedikit membasahi celana piyama milik Arin dan Gavin.


Keduanya membersihkan diri secara bergantian. Kini Arin sudah siap dengan long dress putih berlengan panjang dipadukan dengan pasmina putih yang melilit dikepalanya. Begitupun dengan Gavin yang telah siap dengan baju kaos berwarna putih dan celana bahan selutut berwarna army. Mereka terlihat sangat serasi ketika berjalan beriringan untuk pergi sarapan berasana yang lainnya.

Ketiga pasangan itu menikmati sarapan mereka dengan hidmat hingga setelahnya mereka memilih untuk menghabiskan waktu dipantai untuk hari ini.

"Njirr bulee" Teriak Alvin ketika sampai dipesisir pantai. Bermacam turis asing ada disana, dari mulai yang berkulit putih sampai hitampun ada sedang berjemur maupun aktivitas lainnya.

"Woyy katro banget si lo." Nathan menoyor kepala sahabatnya itu.

"Lo gak seneng apa? yuk kita minta foto." Ucap Alvin antusias. Sedangkan yang lainnya hanya memutarkan bola mata malas.

Silent Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang