S H O C K

1.8K 101 2
                                    

Tidak ada hal yang lebih membahagiakan selain ketika Allah mengabulkan apa yang kita inginkan.

***

Setelah pembicaraan serius tentang perjodohan dua hari yang lalu, Gavin belum sedikitpun memberikan jawaban kepada kedua orang tuanya. Bahkan untuk menghindari pertanyaa-pertanyaan yang sama setiap harinya, Gavin memilih tinggal diapartemennya sementara waktu untuk menenangkan pikiran.

Pagi ini Gavin berangkat sekolah seperti biasanya. Memang tidak ada yang sepesial disekolah, justru sebagian orang merasa jenuh dengan berbagai pelajaran hingga memilih bolos. Tapi setidaknya disekolah Gavin bisa terhibur oleh sahabat-sahabatnya dan bisa melupakan masalah yang sedang dihadapinya sementara.

"Hey upil badak! kembaliin siomay gue!" Teriak Alvin menarik-narik baju Nathan yang sudah mengambil siomay miliknya.

"Pelit banget sih lo kecoa afrika." Balas Nathan sambil memasukka siomay milik Alvin kemulutnya.

"Gue sumpahin sakit perut, tau rasa lo!" Ucap Alvin tak terima. Pasalnya itu siomay terakhir miliknya dan dengan tidak sopannya Nathan mengambil dan memakannya.

"Ikhlasin kek! udah masuk perut juga."

"Gara-gara siomay aja berantem. Dasar bayi dugong!" Suara berat khas milik Gavin sukses membuat kedua sahabatnya menoleh. Sekalinya bicara, pedesnya minta ampun!

"Noh makan aja siomay milik gue. Biar dede-dedek gila ini diem." Lanjutnya. Baru saja Alvin dan Nathan ingin berucap kasar pada Gavin, niat mereka diurungkan  karena mendengar perkataan Gavin barusan. Bukannya berhenti berdebat, mereka justru malah makin menjadi karena meributkan siomay milik Gavin. Gavin hanya menggelengkan kepala dan terkekeh melihat kelakuan sahabat somplaknya itu.

***

"Rin, Pik, kekantin yok." Ajak Cila pada Arin dan Pika.

"Bentar Cil, aku beresin dulu buku," Sahut Arin yang sedang sibuk memasukan alat tulisnya kedalam tas punggung miliknya.

"Ya udah yuk." Lanjut Arin setelah selesai dengan urusannya.

Mereka bertiga keluar kelas dan menuju kantin. Mereka saling beriringan dan tertawa bersama, seolah-olah dikoridor hanya ada mereka dan dunia serasa milik bertiga:v

"Ehh dipikir-pikir kak Nathan ganteng juga ya?" Kata Cila tiba-tiba mengganti topik.

"Gak dipikir-pikir juga emang dia ganteng Pik." Sahut Pika sambil mendelik kearah Cila.

"Hehe." Sedangkan Cila malah cengengesan gak jelas.

"Udah, jangan ngomongin orang." Lerai Arin tepat ketika mereka sampai di pintu masuk kantin.

Arin, Pika, dan Cila celingukan mencari meja yang kosong untuk mereka tempati. Wajar saja, karena setiap istirahat kantin akan menjadi incaran para murid yang kelaparan.

"Disana!" Tunjuk mereka bersamaan. Lalu setelahnya tertawa bersama.

Mereka cepat-cepat berjalan menghampiri meja yang sudah di incar meraka. Takut keduluan orang lain.

Saat hendak menghampiri meja yang bertempat di tengah-tengah kantin, Arin baru sadar jika meja yang ada disebelah meja yang akan ditempatinya adalah meja Gavin dan kawan-kawannya.

Silent Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang