Typo dimana-mana.
Selamat membacaaa:)Arin sampai disekolah tepat jam 06:12 karena dia harua naik bus yang tentunya agak lama menunggu.
Sekolah masih terlihat lenggang, hanya ada beberapa orang yang bernotaben anak rajin yang sudah ada disekolah jam segini. Bahkan saat sampai dikelas, Arin orang pertama yang menjadi penghuni disana.
Arin sebenarnya tidak berbohong, dia memang ada jadwal piket hari ini. Tapi alasan yang kuat adalah ia sedang menghindar dari Gavin.
Arin mengambil sapu lantas segera menyapukan ruangan kelasnya. Sampai satu-satu orang mulai berdatangan memenuhi kelas, tugasnya telah selesai.
Hari ini Cila juga sudah kembali sekolah, bahkan sifat cerewetnya tetap tidak hilang meskipun baru sembuh.
"Rajin banget si sahabatku ini," Ucap Arin ketika Arin mendudukan diri dikursinya.
"Gak nyesel kak Gavin nikahin kamu." Goda Cila memelankan ucapannya.
"Apaan si Cila." sahut Arin tidak santai. Pipinya memerah.
"Dihhh blusing. Hahaha" Goda Pika.
"Tau ahh kalian pagi-pagi udah bikin Arin badmood aja." Rajuk Arin membenamkan kepalanya dilipatantangan.
Pika dan Cila merasa ada yang aneh. Pasalnya mereka hanya becanda dan Arin menanggapinya serius. Ini seperti bukan Arin banget.
Baru saja mereka ingin bertanya, suara bel masuk berdering mengagalkan rencana mereka.
Disisi lain, Gavin baru saja sampai disekolah. Dia berniat untuk mampir terlebih dahulu kekelas Arin ingin memastikan sesuatu. Tapi bel yang berdering mengurungkan niat Gavin. Mungkin Gavin akan membicarakannya nanti saja saat istirahat.
***
Bel istirahat sudah berdering lima menit yang lalu, mungkin kantin sudah dipenuhi lautan manusia yang kelaparan.
"Ayo kekantin." Ajak Cila semangat.
"Ayo" Pika bangkit dari bangkunya.
"Arin gak ikut ya, Arin bawa bekal kok." Alibinya. Padahal Arin tidak ingin bertemu Gavin dulu.
"Oh yaudah, kita kekantin dulu ya." Lantas Cila dan Pika melenggang meninggalkan Arin dikelas yang jelas-jelas dia juga lapar mengingat dia tidak sarapan tadi pagi.
Cila dan Pika telah samapai di kantin, mereka segera menuju meja yang disana sudah terdapat tiga cowok most wanted seantero sekolah. Siapa lagi jika bukan Gavin dan kawan-kawannya.
"Mana Arin?" Tanya Gavin. Baru saja mereka mendaratkan pantat di kursi sudah ditodong dengan pertanyaan bernada dingin.
"Arin dikelas, katanya bawa bekal." Jawab Pika. Karena Cila sudah sibuk berbicara dengan Nathan.
"Ck" Gavin berdecak lantas berdiri. Dia akan menyusul Arin kekelasnya. Tak lupa ia membeli beberapa makanan untuk Arin. Gavin tau Arin belum sarapan tadi pagi.
"Mau kemana tu orang?" Tanya Nathan bingung."Ya kemana lagi, pastinya nyamperin istri tercintah itu." Sahut Alvin dengan terkekeh.
"Enak ya kalo udah punya istri. Bebep Pika mau gak kalo abang Alvin halalin sekarang?" Ucap Gavin yang mendapat pelototan dari Pika.
"Enak aja kalo ngucap. Bisa apa lo mau halalin gue?" Jawab Pika judes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love (Completed)
TienerfictieKALO MAMPIR JANGAN LUPA KASIH VOTE SAMA KOMENNYA YA, KARENA 1 VOTE DAN 1 KOMEN KALIAN SANGAT BERHARGA BAGI SAYA:) +LiBRARY + READING LIST KALIAN = SEMANGAT AKU BUAT NULIS❤ Arin mencintainya. Dua tahun sudah ia memendam perasaan pada kakak kelas yang...