Sweet Seventeen

1.8K 98 0
                                    

Lima hari sudah mereka menjalankan hari libur paska kelulusan. Mereka lebih nemilih menghabiskan waktu seminggu kedepan untuk quality time dulu bersama keluarga masing-masing sebelum nanti sibuk denga berbagai tes untuk masuk keUniversitas. Dan minggu depan baru mereka akan pergi berlibur bersama dengan para sahabat dan kekasih seperti yang sudah direncanakan.

Besok tanggal 26 juni, dan Gavin selalu ingat tanggal itu. Meskipun bertahun-tahun berpisah, dan mengakibatkan Arin sahabatnya lupa akan dirinya, Tapi Gavin masih mengingat segalanya. Persahabatan dua anak kecil yang tidak akan pernah Gavin lupakan.

Gavin sudah merencanakan sesuatu untuk kejutan ulang tahun Arin. Sebelumnya ia juga meminta bantuan para sahabatnya untuk terlibat. Dan bersyukur karena mereka tidak sibuk dan menyetujuinya, begitu juga dengan sahabat Arin yang ingin ikut berpartisifasi.

Gavin meraih ponselnya yang ada dimeja kerja. Lalu menelpon seseorang yang tak lain adalah Nathan. Kebetulan hari ini ia sedang dikantor kerena sebelumnya Niko mengatakan ada beberapa berkas yang harus ditanda tangani.

"Gimana? udah siap semua?" Tanya Gavin ketika sambungan diangkat.

"Beres, semuanya udah siap. Tinggal dipasangin aja."

"Bagus kalo gitu. Nanti sore kita mulai."

"Siap boss"

Setelah merasa semuanya beres, Gavin mematikan sambungan telepon. Sore nanti ia akan menyiapkan sesuatu untuk acara besok. Gavin akan membuat sebuah kejutan yang akan membawa Arin kemasalalu mereka.

***


Kini Gavin, Nathan, Alvin, Cila, dan Pika sedang berada disuatu tempat. Sore ini mereka akan medekor tempat yang akan berlangsungnya kejutan yang akan Gavin berikan kepada Arin.

Nathan dan Gavin yang sibuk memasangkan pita-pita, sedangkan Alvin, Pika, dan Cila meniup balon yang banyak berserakan dilantai.

"Lama-lama pipi gue yang pecah bukanb balonnya." Omel Alvin gara-gara pipinya sudah mulai kram karena meniup balon.

"Lebay amat elahh. Liat, lu baru berhasil niup satu bambank." Sahut Pika yang kesal melihat kelakuan Alvin.

"Iya tu, kita udah tiga, lu mah baru satu juga kecil." Cila ikut bicara.

"Kalian mah gitu. Gak ngehargain usaha gue banget."

"Manja banget si lu Vin. Dihadapan cewek aja lu gitu aslinya mah niup pantat sapi juga di gass." Timpal Nathan yang membuat semua tertawa. Kecuali Gavin yang hanya tersenyum tipis sambil menggelengkan kepala.

"Whahaha yang bener kak Nath? Kak Alvin jorok. Gak sekalian pantat harimau aja sana biar diamuk." Cila tidak bisa berhenti tertawa. Entah kenapa perkataan Nathan barusan terdengar lucu ditelinganya.

Sedangkan Alvin hanya mengelus dada menyabarkan hatinya. Dia sudah biasa dinistain seperti ini.

"Iya teruusss aja ketawa gak papa. Apa salah baim ya Allah bisa terus dinistain." Kata Alvin lebay. Tak lupa ia menengadahkan kepala samhil mengangkat tangan untuk mendramalisir aksinya.

"Lo-nya si bego. Enak buat di ejek." Timpal Gavin yang membuat suara jleb dihati Alvin.

"Udah lo mah jangan ikut bicara boss." ucap Alvin dingin.

"Kenapa?" Tanya Gavin menaikan satu alisnya.

"Kalo ngomong suka pedes. Gue gak tahan." Jawab Alvin yang membuat semua kembali ngakak.

Silent Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang