Chap 10

779 71 1
                                    

"Hmm mmph" Nao mencium bibirku.
Ku dorong tubuhnya dan berkata, "Apa kau sudah gila? Ini di kampus! Kau tidak bisa melakukan ini disini?"

"Kenapa tidak? Katamu tadi, tidak ada orang yang datang ke atap. Bukankah kau memberiku kode untuk aku menyentuhmu. Jadi tetaplah tenang dan jangan melawan." Ujar Nao yang langsung menciumi leherku dan sedikit menggigit.

"Aaah, hmmp.. Sudah hentikan Nao!" Ujar ku sambil mendorong tubuhnya.

Namun Nao begitu kuat, susah sekali rasanya untuk membuatnya menyingkir. Tangannya secara perlahan membelai rambutku, pipi dan dia mulai meraba tubuhku. Nao mengangkat bajuku, dan menyentuh putingku. Dia memandangi wajahku dan tersenyum melihat expresi wajahku yang memerah dan mulai merasakan kenikmatan yang ia berikan.

"Aah hah su..dah hentikan Nao aah.."

"Kau ingin berhenti? Baiklah, itu pun kalau kau bisa menahannya dan mendorongku seperti tadi." Ujar Nao yang melonggarkan celanaku, dan memasukkan tangannya untuk menyentuh adikku. Tangannya mengusap usap adikku dengan sedikit menekannya.

Lalu Nao berdiri dengan lututnya, dan melumat adikku dengan mulutnya. "Aaah haah hmmp, jangan Nao. Cu..cukup aah hen..tikan hhm aah."

Namun Nao tidak perduli, dia tetap melumatnya dengan penuh nafsu. Setelah ia puas, Nao melonggarkan celananya dan menarik tanganku untuk menyentuh miliknya.

"Saga genggamlah dengan benar dan gerakan seperti ini." Ujar Nao yang memegangi tanganku yang sedang memegangi miliknya. Dan tangan satunya lagi memegangi milikku.

"Ya benar seperti itu, aah nikmat sekali Saga. Hmmp.. Lebih cepat, gerakin lebih cepat lagi. Aah aah, sedikit lagi Saga haaaah."

"Croot" kita keluar secara bersamaan.

Saat Nao ingin menciumku lagi, aku mendorongnya dan tanpa berkata apa apa aku pergi meninggalkannya dengan raut wajah yang sangat marah. Nao yang pertama kali melihatku seperti itu, dia merasa ketakutan. Nao terus mengejar dan memanggilku tanpa henti, namun ku abaikan.

"Saga tunggu sebentar, biarkan aku berbicara. Setidaknya biarkan aku meminta maaf." Ujar Nao yang terus mengejarku.

Dan dia menarik tanganku, menghentikan ku beberapa saat, disaat dia ingin mengatakan sesuatu, aku melepaskan tangannya dan berlari meninggalkannya. Saat itu Rin dan Yukio melihatnya dan mereka menghampiri Nao.

Author pov

Dengan tangan yang menepuk bahu Nao, Yukio bertanya, "Apa yang sudah kau lakukan hingga membuat Saga begitu marah? Sudah ku katakan bukan, kalau kau macam macam dengannya kau akan berurusan denganku."

"Itu, aku hanya.. di atap, aku.." Ujar Nao yang berkata dengan tidak jelas.

"Bicaralah yang jelas aku tidak bisa memahami ucapanmu itu, bodoh." Bentak Yukio.

"Maaf aku tadi lepas kendali dan membuat Saga menjadi marah."

"Kau tahu? Saga sangatlah jarang marah, dan kalau dia sudah marah kau tidak akan bisa langsung membuatnya tenang bahkan untuk berkata sepatah kata pun itu sangat sulit dilakukan." Ujar Rin.

"Lalu aku harus bagaimana?" Tanya Nao dengan penuh harapan.

"Itu mudah, abaikan saja dia." Jawab Rin dengan tersenyum.

"Hah? Mengabaikan? Bagaimana mungkin? Aku sudah berbuat kesalahan dan aku harus mengabaikannya?" Tanya Nao bingung.

"Hanya untuk beberapa jam kedepan saja, sampai hatinya terasa tenang. Setelah itu kau temui dia, Saga pasti sudah mau mendengarkanmu bicara. Tapi jangan berharap dia akan langsung memaafkanmu, kau perlu merujuknya. Satu hal lagi, bawalah eskrim vanilla itu akan sedikit membantumu." Ujar Yukio dan mereka berlalu meninggalkan Nao.

"Eskrim? Apa dia itu anak anak? Terserahlah, aku akan menemuinya nanti sepulang ia bekerja." Ujar Nao dalam hati.

Author pov end

Love Comes and Goes (21+ / Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang