Chap 14

614 58 0
                                    

"Ren itu seorang bajingan, dia lebih buruk dariku." Ujar Nao dengan menundukkan wajahnya.

"Ku rasa tidak. Kalau dia bajingan, dia tidak akan repot repot mengembalikkan dompetku. Ku pikir alasan sebenarnya itu, kau punya dendam tersendiri dengannya." Ujar Saga sambil memegangi kepalanya.

"Itu hanya alasan agar dia bisa mendekatimu! Dan kau benar, aku memang punya dendam dengannya. Jadi ku mohon, jangan pernah mendekatinya lagi."

Saga hanya terdiam, ia tidak begitu mendengarkan ucapan Nao. 'Sial, kenapa kepalaku masih terasa sakit?' Ujarnya dalam hati dan Saga semakin memegangi kepalanya karna terasa semakin sakit.

Nao terlihat cemas, dia memegangi Saga dan bertanya, "Saga kau kenapa? Kau sakit?".

"Aku tidak apa apa, dan masalah tadi sudah lupakan saja. Aku harus pergi kerja."

"Kau tidak terlihat baik baik saja. Lebih baik kau istirahat saja di rumah."

"Aku tidak bisa melakukan itu. Aku pergi dulu." Saga pun meninggalkan Nao begitu saja dan mengabaikan rasa sakit pada kepalanya.

Di tempat kerja.

'Kenapa masih terasa sakit? Padahal aku sudah minum obat. Aku harus bisa bertahan sampai jam pulang.' Ujar Saga dalam hati.

Lalu Saga melihat langkah kaki pengunjung yang datang menghampiri, saat Saga melihat wajahnya, oh rupanya dia yang datang.

"Hai Saga, kau bekerja disini?" Tanya Ren, pengunjung yang Saga lihat langkah kakinya tadi.

"Iya aku bekerja disini. Kau mau pesan apa?" Saga berbalik bertanya.

"Aku minta hot americano dan juga nomer ponsel mu, boleh?" Ujarnya dengan tersenyum, dan Saga memandangi wajahnya.

'Wajahnya memang sangat tampan, rambutnya yang berwarna putih serta bola matanya berwarna biru begitu indah. Aku jadi terpesona melihatnya.' Ujar Saga dalam hati.

"Hoi Saga. Kenapa kau melamun?" Ujar Ren dengan melambaikan tangannya di hadapan Saga.

"Oh maafkan aku. Apa ada lagi tambahannya?"

"Ku rasa tidak."

"Totalnya 10.000 rupiah, silahkan duduk pesanan anda nanti akan di antarkan."

"Lalu bagaimana dengan nomer ponselmu? Bolehkah aku mendapatkannya?"

"Oh tentu. Tunggu sebentar, akan ku tuliskan nomerku."

"Jam berapa kau pulang?"

"Jam 10. Ini nomerku."

"Satu jam lagi, kalau begitu aku akan menunggumu pulang biar kita bisa pulang bersama. Boleh?"

"Ya tentu saja."

Waktu pun berlalu dengan cepat.

"Akhirnya selesai juga. Aku ingin segera tidur, kepalaku semakin sakit." Ujar Saga yang sedang bersiap siap pulang.
Saat ia berjalan keluar cafe ia melihat Ren tersenyum kepadanya.

'Ren. Oh aku lupa kalau tadi dia mengajakku pulang bersama.' Ujar Saga dalam hati.

"Kerja bagus Saga. Bagaimana kalau kita pergi ke club dan minum?"

"Maaf, tapi aku tidak suka minum dan pergi ke club. Aku ingin segera pulang."

"Sangat di sayangkan. Baiklah kalau begitu, aku akan mengantarmu pulang."

"Kau sudah lama kenal dengan Nao?"

"Tidak terlalu lama." Saga menjeda ucapannya. "Sepertinya dia sangat membencimu. Apa kalian ada masalah?"

"Mungkin iya, tapi lupakanlah. Itu urusan antara kami berdua."

"Baiklah."

'Ada apa ini? Kenapa langkah kaki ku terasa berat? Penglihatanku juga sedikit buram. Mungkin aku terlalu lelah.' Batin Saga. 'Apa yang di katakan Ren? Kenapa aku tidak begitu jelas mendengarnya? Penglihatanku semakin buram, rasanya aku tidak kuat lagi melangkah.' Lanjutnya di dalam hati.

"Bruuk." Saga terjatuh kehilangan kesadaran. Ren yang melihat Saga pingsan di belakangnya, segera datang menghampiri dan membawa Saga pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumah Ren, dia memandangi wajah Saga. Tangannya membelai dari rambut hingga tubuh kecilnya.

"Bep beep bep." Hp Saga berdering dan itu panggilan dari Nao. Ren tersenyum melihatnya dan segera dia angkat.

"Hai Nao." Ujar Ren.

"Ren?! Hoi kenapa bisa kau yang angkat? Dimana Saga?" Tanya Nao kesal dan juga panik.

"Saat ini Saga sedang tertidur pulas di rumahku. Kau tahu, wajahnya sangat manis. Dan bibirnya begitu lembut, rasanya ingin sekali ku makan."

"Dasar bajingan kau! Ku peringati kau, jangan pernah kau sentuh Saga, walau itu hanya sehelai rambutnya!"

"Wah menakutkan sekali. Tapi kau telat, aku sudah menyentuhnya dari tadi. Semakin lama dia bersamaku, maka semakin sering tubuhnya ku sentuh. Hmm, kulitnya lembut sekali. Aku tidak tahan lagi, sungguh ingin ku makan."

"Bajingan kau! Lihat saja nanti, sesampainya disana akan ku habisi kau!"

Love Comes and Goes (21+ / Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang