Chap 15

609 60 0
                                    

Dengan tergesa-gesa Nao bergegas pergi ke rumah Ren. Sesampainya disana, Nao masuk begitu saja dan berteriak teriak memanggil Saga dan juga Ren. "Saga, Ren dimana kalian? Cepat keluar!"

"Hoi hoi Nao, kecilkan suara mu. Kau bisa membangunkan Saga." Ujar Ren yang berjalan menghampiri Nao.

"Bajingan kau, apa yang kau lakukan pada Saga? Dimana dia?" Ujar Nao yang menarik kerah baju Ren.

Lalu Ren melepaskan tangannya Nao. Sambil merapikan kerah bajunya, Ren berkata, "Wow, baru kali ini aku melihat mu sangat marah. Sepertinya Saga sangat berharga ya untukmu."

"Tentu saja! Aku sudah memperingati mu kan, untuk tidak mendekatinya apa lagi menyentuhnya! Sekali lagi kau macam macam dengannya, aku akan benar benar menghajarmu! Dimana dia sekarang?"

"Ada di kamarku."

Nao segera berlari menghampiri Saga yang terbaring di tempat tidurnya Ren.
Dia mengguncangkan tubuh Saga untuk membangunkannya.

"Saga bangun, ayo kita pulang."

"Apa yang kau lakukan? Dia tidak sedang tidur, melainkan pingsan."

"Apa katamu? Bagaimana bisa?"

"Dia demam dan sangat tinggi, aku sudah memanggilkan dokter. Itu di atas meja obatnya."

"Aku akan membawanya pulang."


Keesokan harinya..

'Ini kamarku kan? Kepalaku masih sakit. Hmm, kompresan? Pasti Yukio.' Ucap Saga dalam hati sambil memegang kompresan di dahi.

"Yukio, aku ingin minum." Teriaknya.

"Yukio tidak ada, hanya aku yang ada. Apa kau kecewa?" Ujar Nao yang masuk ke kamar dengan membawa segelas air.

"Aku kira Yukio yang merawatku, terima kasih." Ujar Saga yang menerima air dan langsung meminumnya.

"Ada apa dengan raut wajahmu, kau nampak kesal." Tanyanya ke pada Nao yang melihat wajah Nao nampak marah.

"Banyak hal yang membuatku kesal, dan itu semua karna mu." Ujar Nao sembari duduk di dekat Saga.

"Hah? Karna ku? Bagaimana bisa?"

"Pertama. Selama kau pingsan, kau terus menerus menyebut Yukio. Apa kau menyukainya?"

"Omong kosong apa itu? Aku dan Yukio sudah berteman dari kecil, selama ini Yukio dan keluarganya lah yang merawatku. Jangan cemburu karna hal itu, dan jangan berpikiran yang aneh aneh. Lagi pula Yukio sudah punya Rin."

"Meski begitu aku tetap saja takut kalau ternyata kau menyukainya, begitu pun sebaliknya."

"Itu tidak akan pernah terjadi."

"Ya siapa yang tahu, hal itu mungkin saja kan?"

"Sudah ku bilang itu tidak mungkin, kita itu bersaudara. Yaa lebih tepatnya saudara jauh sih."

"Kalian bersaudara? Selama ini kamu bilang kalau kamu teman masa kecilnya kan?"

"Tapi itu memang benar kan?"

"Haah.. Setidaknya aku sedikit merasa lega untuk hal ini. Selain itu, aku merasa kesal karna Ren yang menolongmu saat pingsan. Kenapa kau bisa bersama dia?"

"Ee.. Itu, tanpa sengaja kita bertemu di jalan." Ujar Saga dengan mengalihkan pandangannya.

"Benarkah?" Tanya Nao curiga.

"Ya benar." Jawabnya tanpa berani melihat mata Nao.

"Aku tahu kau berbohong, tapi kali ini aku tidak akan mempermasalahkannya. Dan yang paling aku kesalkan, saat kau berada di rumahnya. Sudah pasti dia berbuat yang aneh aneh padamu, aku tidak bisa terima. Tapi aku juga tidak bisa marah karna dia sudah menolongmu."

"Berbuat yang aneh aneh? Ren? Sepertinya kau yang berpikiran aneh aneh Nao."

"Aku sudah lama mengenalnya, aku tau dia seperti apa. Dan aku sangat yakin dia pasti ngelakuin itu, dia mencari kesempatan dalam kesempitan. Si brengsek itu, tidak akan pernah ku maafkan. Jadi sebelum semua itu membekas lama di tubuhmu, akan ku hapus dengan semua sentuhan dariku." Ujar Nao yang memegangi bahu Saga, mendorong tubuhnya hingga terjatuh.

Tatapan matanya seakan meluapkan amarahnya, dan tangannya mencengkram begitu kuat. "Deg deg, deg deg, deg deg."

'Apa ini? Ada apa dengan detakkan jantungku? Mungkinkah karna aku sedang sakit?' Ujar Saga dalam hati.

Love Comes and Goes (21+ / Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang