Chap 26

480 52 0
                                    

"Aku tidak tahu soal itu. Tapi semalam dia terlihat baik baik saja." Ujar Nao.

"Dia itu selalu menyembunyikan apa yang dia alami, ku kira kau sudah tahu soal itu. Sudah lupakan, saat ini yang terpenting adalah Saga." Ujar Yukio yang terus menerus menggedor pintu, dan berteriak memanggil Saga, "Sagaa kau dengar aku? Buka pintunya, Saga.. Sagaaa.. Apa kau baik baik saja? Jawab aku!"

Dengan tertatih Saga berjalan menghampiri pintu, suaranya terasa berat untuk menjawab panggilan Yukio. Baru setengah jalan ia terjatuh tersandung kakinya sendiri, badannya begitu lemas hingga tak kuasa untuk berdiri.

"Dia sama sekali tidak menjawab, kita dobrak saja pintunya." Ujar Nao.

Lalu Yukio dan Nao berulang kali mendobrak pintunya, setelah beberapa kali akhirnya pintu kamar Saga berhasil terbuka.

"Saga!" Teriak Nao dan Yukio yang melihat Saga berbaring di lantai. Kemudian mereka segera berlari menghampiri Saga, dan Yukio memegang dahinya.

"Panas sekali, cepat ambil kompresan." Ujar Yukio.

Sebelum Nao pergi keluar kamar, ia memindahkan Saga ke kasur. Sementara Yukio menghubungi ayahnya untuk datang ke rumah Saga.

Tak lama kemudian Nao datang membawa kompresan dan berkata, "Apa kau sudah memanggil dokter."

"Aku sudah meminta ayah ku untuk datang. Ayahku seorang dokter. Dasar anak ini, sudah tau akan seperti ini tapi kenapa tetap nekat hujan hujanan."

"Ini semua salahku."

"Aku tidak bisa mengatakan ini salahmu atau bukan karna itu permasalahan kalian, nanti segera lah kalian selesaikan."

Lalu ayah Yukio tiba, beliau memeriksa keadaan Saga, setelah itu ayah Yukio meminta Yukio untuk membeli obatnya. Tak lama dari itu, usai mereka berbincang bincang. Yukio dan ayahnya pergi, saat ini tinggalah sepasang kekasih di rumah Saga.
Nao hanya berdiam diri, ia duduk di samping Saga dan terus menatapnya begitu lama.

Saga pun berkata untuk melenyapkan keheningan, "Maaf, karna sudah menyusahkan mu."

"Tidak sama sekali. Kalau Yukio tidak datang, dan kalau aku tidak memberi tahunya kalau kemarin kau kehujanan. Aku tidak akan pernah tahu apa yang terjadi padamu. Kenapa kau tidak pernah mengatakannya kalau kau lemah terhadap hujan? Dan kenapa kau hujan hujanan, kalau kau tahu akan seperti ini?"

"Maaf sudah membuatmu cemas."

"Jangan lakukan ini lagi. Dan juga Saga, maafkan aku atas kejadian kemarian."

"Kenapa kau meminta maaf? Kemarin kau bilang kalau ini semua salahku kan." Ujar Saga yang memalingkan wajah dari Nao.

"Tidak Saga. Semalam aku berpikir, ternyata ini semua memang salahku. Aku telah salah karna telah mengabaikan mu, dan juga tidak memikirkan perasaan mu. Jadi ku mohon maafkanlah aku."

"Baiklah, tapi dengan syarat."

"Apa pun akan ku lakukan, katakan padaku apa itu syaratnya."

"Jangan pernah dekat dengan Kay lagi, aku merasa kalau dia suka padamu. Aku takut nanti dia akan merebutmu dari ku."

"Ku rasa itu tidak mungkin. Selama ini yang aku tahu, dia tidak pernah menyukai laki laki. Ku rasa ini semua karna kau terlalu cemburu dengannya."

"Iya aku cemburu dengannya. Tapi aku punya firasat buruk tentang Kay, dari pandangan matanya kemarin yang dia tunjukkan padaku, seakan dia memberi tahukan semuanya kepadaku."

"Kau berlebihan Saga, kau tenang saja itu semua tidak akan terjadi."

"Jadi kau tidak yakin denganku, dan kau tidak mau memenuhi syaratku?"

"Aah bukan begitu Saga, yaa baiklah aku akan memenuhinya. Lalu apa ada lagi?"

"Blokir nomernya, semua yang berhubungan dengannya harus di blokir."

"Bukankah itu terlalu berlebihan?"

"Ku rasa tidak. Jadi bagaimana?"

"Huh.. Nanti akan aku blokir. Sekarang aku akan membuatkan mu bubur, kau pasti laparkan?"

Lalu Nao pergi ke dapur membuatkan Saga bubur, sementara itu...

'Lagi lagi, dadaku terasa sesak. Aku tahu Nao pasti tidak akan melakukan apa yang ku minta. Dia pasti tetap menemui Kay dan tidak ada satu pun kontak Kay yang di blokirnya. Aku tahu itu, tapi kenapa aku meminta hal yang tidak mungkin akan di lakukannya?' Monolog Saga dalam hati dan memejamkan mata.

"Saga bangunlah, sini aku suapin makannya." Ujar Nao yang duduk di tepi kasur sambil meniupi bubur yang masih panas.

"Kenapa kau diam saja? Apa kau masih marah padaku?" Tanya Nao.

"Tidak. Aku hanya merasakan firasat buruk untuk kedepannya nanti. Lupakan saja. Nao setelah ini apa kau mau melakukannya?"

"Melakukan apa?"

Dengan wajah yang memerah dan menundukkan wajah, Saga berkata. "I..itu melakukan itu, kau tahu kan?"

"Kenapa kau begitu malu untuk mengatakannya? Kau manis sekali Saga. Tapi aku tidak bisa melakukannya, kau sedang demam."

Sekarang sudah malam, waktu berjalan begitu cepat tanpa di sadari. Nao sedang bersiap siap ingin pergi, Saga mengira malam ini dia akan menginap di rumahnya, apa lagi Saga masih sakit kan.

"Kau mau pergi kemana?" Tanya Saga.

"Aku hanya ingin mencari angin segar, kau istirahat lah."

Lalu Saga beranjak dari kasur dan memeluk Nao dari belakang. "Jangan pergi." Ujar Saga memelas.

"Aku hanya keluar sebentar, nanti aku akan kembali lagi." Ucap Nao yang membalikkan badannya, dan Saga masih memeluknya.

"Lepaskan pelukanmu Saga." Sambung Nao yang menurunkan tangan sang kekasih. Namun Saga meraih wajahnya dan langsung menciumnya.

Saga melepaskan jaket yang di kenakan Nao, ia mendorong tubuhnya Nao hingga terjatuh ke kasur, lalu Saga duduk di atas tubuhnya. Dan ia terus menciumnya.

"Ngh hmmp."

"Hah hah, kau tidak memberi ku celah sama sekali, aku jadi sulit bernafas." Ujar Nao, dan Saga membuka bajunya lalu berkata, "Ayo kita melakukannya."

"Tadi aku sudah mengatakannya kan, kita tidak akan melakukannya, kau sedang demam." Ujar Nao. Kemudian Saga kembali menciumnya lagi dan memeluknya.

"Jarang sekali kau begitu agresif Saga, tapi aku sungguh ingin keluar, kita akan melakukannya setelah kau sembuh."

Saat bersamaan ada panggilan masuk di ponselnya Nao yang tergeletak di lantai dekat dengan jaketnya. Tidak sengaja Saga melihat panggilan itu, dan itu dari Kay.
Saga merasa kecewa karna Nao belum memblokirnya, "Dugaan ku benar." Ucapnya dengan pelan.

"Apa yang kau katakan? Aku tidak jelas mendengarnya." Tanya Nao.

"Bukan apa apa. Kau ingin pergi kan? Pergi saja, aku akan istirahat."

Lalu Saga duduk di kasur, Nao mengambil jaketnya, saat Nao ingin membuka pintu Saga memanggilnya. "Nao, aku.. aku.. mencintaimu." Ujar Saga yang memalingkan wajah.

Dengan tersenyum pada Saga, Nao berkata. "Aku juga mencintaimu Saga."

Love Comes and Goes (21+ / Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang