Chap 11

728 68 3
                                    

Di saat aku sedang bekerja, Barbara datang menghampiriku. "Saga, aku ingin bicara denganmu." Ujar Barbara dengan penuh harap.

"Silahkan kak mau pesan apa?" Tanyaku yang mengabaikan perkataannya.

"Saga, ku mohon sebentar saja."

"Baiklah. Kalau kau mau, tunggu aku sampai pulang, sebentar lagi shift ku selesai."

Jam pulang...

'Sebenarnya aku sangat malas bertemu lagi dengannya, mau apa lagi sih dia? Menyakitiku lagi?' Ujarku dalam hati sambil berjalan keluar cafe.

"Saga disini." Teriak Barbara yang melambaikan tangannya padaku. Lalu kita berjalan menuju taman terdekat.

Sesampainya disana, 'Kenapa dia tidak mengatakan apa apa? Ini sudah 20 menit berlalu, tapi dia malah asik bermain ayunan.' Ujarku dalam hati dengan sangat kesal.

"Hei, apa kau akan terus diam seperti ini? Aku sudah sangat lelah bekerja, dan aku menyempatkan diri kesini bersama mu karna kau bilang ada yang ingin kau katakan. Kalau kau terus berdiam diri seperti ini, aku akan pulang." Gertakku sambil melangkahkan kaki.

"Aah tunggu sebentar Saga, entah kenapa aku merasa gugup sekali, tidak seperti biasanya. Apa kau ingat taman ini banyak menyimpan kenangan kita dulu? Rasanya kita seperti bernostalgia, aku jadi rindu masa masa itu."

"Apakah kau sudah cukup tua untuk berkata seperti itu. Tolong dipercepat obrolan ini jangan banyak basa basi, aku benar benar sudah lelah."

"Kau banyak berubah ya?" Ujar Barbara dengan menundukkan wajahnya.

"Menurutmu ini semua salah siapa? Aku benar benar akan pulang." Saat ku membalikkan badanku, Barbara meloncat dari ayunan dan menarik jaketku.

Terdengar isakkan tangisnya, lalu ia berkata, "Jangan pergi Saga, ku mohon jangan pernah pergi lagi dari sisiku. Aku sangat membutuhkanmu."

"Barbara sudah cukup! Kau masih ingatkan bagaimana dulu kau membuangku begitu saja? Kau tahu betapa hancurnya aku saat itu? Dan kau tahu butuh berapa lama aku terbangun dari keterpurukanku?

Tidak sehari atau pun dua hari. Dan sekarang kau memintaku untuk tetap disisi mu? Apa kau sudah gila?" Ujarku sambil membalikkan badan menghadapnya.

Dan Barbara langsung memelukku dengan erat, isak tangisnya semakin terdengar keras di telingaku.

Barbara terus menerus mengatakan, "Maafkan aku, maafkan aku Saga, aku sungguh minta maaf. Aku sangat menyesal, ku mohon maafkan aku dan kembali padaku."

Aku sedikit mendorong badannya yang memelukku dan ku katakan padanya, "Kita tidak akan bisa bersatu lagi! Tidak akan pernah! Ingatlah, bagaimana dulu kau membuangku. Dan sekarang kau seolah olah ingin mengambilku lagi! Kau kira aku ini bonekamu?!

Seenaknya saja kau mainkan, ketika bosan kau buang, dan ketika kau butuh kau bisa mengambilnya kembali. Aku ini manusia, aku memiliki hati. Aku pulang!" Aku pun berlalu meninggalkan Barbara. Emosiku begitu meluap luap.

Aku berjalan secepat mungkin, sampai sampai aku tidak melihat orang di depanku, "bruuk" aku menabrak orang tersebut.

Tanpa ku sadari dompetku terjatuh, karna saat menabrak orang ini aku sedang memasukkan dompet ke saku celana setelah aku mengeluarkan kartu untuk kereta.

"Maaf, aku tidak sengaja." Ujarku sambil sedikit menundukkan badan.

"Tidak apa apa." Sautnya, dan saat aku melihat orang tersebut, 'Waah tampannya.' Batin ku sedikit terkagum melihatnya, orang itu hanya tersenyum padaku. Lalu aku langsung berlari meninggalkannya.

"Aargh hari ini benar benar menyebalkan, rasanya aku ingin makan eskrim." Keluhku.

'Eeh pintu rumahku tidak terkunci? Jangan bilang pasangan bodoh itu sedang bermesra mesraan.' Monolog ku dalam hati.

"Aku pulang. Yukiooo malam ini biarkan aku bermanja manja denganmu, seharian ini tidak ada hal baik yang datang padaku. Hei Yukioo..." Aku berteriak dan terus berjalan ke ruang tengah.

Betapa kagetnya aku melihat siapa yang sedang duduk disana. "Nao? Kenapa kau bisa masuk ke rumahku? Ah sial, aku lupa kalau kau tau dimana tempat kuncinya."

Love Comes and Goes (21+ / Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang