Chap 40

547 45 0
                                    

Lalu Nao menyentuh paha Saga bagian dalam, dan ia raba raba dengan lembut. Mulutnya pun kini beralih ke puting Saga, ia terus menjilatinya dan di tarik dengan bibirnya yang begitu basah. Nao sengaja melakukannya untuk membuat Saga semakin terangsang lagi dan lagi.

"Aah hmmp Na..o eemp sudah hen..tikan, aah ngk hmpp." Pinta Saga yang sudah tak kuasa lagi menahan tiap sentuhan Nao. Melihat itu Nao segera melepaskan celana Saga dan milik dia sendiri. Nao memasukkan dua jari ke dalam pantat Saga, dan di sodoknya dengan begitu kuat.

"Aah hah ha ngk aah." Desah Saga sambil merapatkan ke dua kakinya.

"Buka yang lebar Saga agar aku mudah melakukannya." Lalu Nao mengangkat ke dua kaki Saga begitu tinggi, hingga pinggulnya ikut terangkat. Dan Nao memasukkan miliknya dan mulai ia gerakan perlahan lahan.

"Aah hmmp ungk haa aah mmmp."

Semakin lama Nao semakin cepat menggerakkannya. Tangan Saga hanya bisa mencengkram sofa dengan begitu kuat. Dan kakinya merangkul tubuhnya.

"Sa..kit aah haa hen..ti..kan ngk aah Nao.. ku mo..hon aah, sa..kit sa..kit." Rintih Saga yang kesakitan dan merengek untuk berhenti, tapi Nao tidak mempedulikan sama sekali. Ia terus menyodok pantat Saga dengan miliknya semakin dan semakin cepat dan semakin dalam, lalu Saga keluar lebih dulu. Tidak lama kemudian Nao juga keluar dan membasahi pantat Saga dengan spermanya yang keluar begitu banyak.

"Saga apa kau ingin mandi bersamaku?" Tanya Nao sambil membelai pipi Saga. Saga menepisnya dengan raut wajah yang kesal dan memalingkan muka.

"Ya sudah kalau kau tidak ingin mandi bersamaku, aku akan mandi duluan." Ujar Nao kembali dan berjalan menuju kamar mandi.

Sementara itu Saga menangis karna ini begitu sakit, dan saat ia coba untuk duduk, pinggangnya terasa sangat sakit. Bahkan luka di perutnya juga ikut sakit. Saga kembali tiduran, dengan satu tangan yang menutupi wajahnya, dan satu tangan lagi yang memegangi perutnya.

'Kenapa ini masih terasa sakit?' Tanya Saga dalam hati.

Beberapa saat kemudian Nao keluar dari kamar mandi, ia menghampiri Saga yang masih berbaring di sofa. Dan Nao berkata, "Kau belum mandi Saga? Apa kau tertidur?" Tapi Saga tidak menjawab apa apa. Nao menarik tangan Saga yang menutupi wajahnya, ia terkejut melihat Saga yang menangis.

"Kau kenapa? Kenapa menangis?" Tanya Nao yang kebingungan.

"Pergi kau dari rumahku!" Ujar Saga dengan ketus.

"Ke..kenapa?" Tanya Nao yang semakin bingung. Saat Nao melihat Saga terus memegangi perut, ia kembali bertanya sambil memegang tanganku yang di atas perut, "Apa ini sakit?"

"Sangat sakit! Pinggangku juga sangat sakit! Bahkan aku sampai kesulitan untuk duduk."

"Maafkan aku Saga, aku sudah kelewatan."

"Aku sudah mengatakan padamu kalau sakit, tapi kau tidak mendengarku. Kau selalu saja melakukan apa pun yang kau mau tanpa memikirkan ku."

"Maafkan aku karna tidak bisa menahan nafsuku. Aku akan membersihkan tubuhmu, tunggulah aku akan mengambil air dan handuk." Saat Nao ingin beranjak, ia sekilas melihat darah di paha dalam Saga, membuatnya sangat terkejut.

"Sa..Saga." Ujar Nao kembali dan mencoba melihat lebih dekat lagi.

Dengan tangannya, Saga mencoba mendorongnya, dan berkata sangat keras "PERGI! KU BILANG PERGI KAU DARI RUMAHKU!"

"Tapi Saga..."

"PERGI! Aku tidak ingin melihatmu."

Lalu Nao pergi dengan perasaan yang sedih dan kesal dengan dirinya sendiri.

"Sial! Seharusnya aku membuatnya nyaman denganku lagi, seharusnya aku membuatnya agar bisa menerimaku lagi. Tapi apa yang ku lakukan?! Aku justru menyakitinya lagi." Ujar Nao yang berhenti sejenak di depan rumah Saga.

Selain itu, setelah Saga mencoba perlahan lahan untuk mandi, ia hanya berbaring di tempat tidurnya. Ketika melihat ponsel, banyak sekali pesan dari Nao.

Dan Saga sama sekali tidak membalasnya.
"Si bodoh itu, kalau saja dia bisa menahan nafsunya sedikit lagi. Mungkin tadi aku sudah menerimanya lagi, tapi biarlah. Biarkan ini jadi pelajaran buat dia." Gumamnya.

Keesokan harinya saat siang hari. Saat Saga berjalan jalan ke taman dekat dengan tempat kerjanya, Saga menghabiskan waktu karna tidak ada kelas lagi dan menunggu jam kerjanya di mulai sambil memakan eskrim. Ren datang menghampirinya.

"Yo, apa kabarmu Saga?" Tanya Ren.

Dengan nada yang tidak begitu semangat Saga menjawab, "Baik."

"Aku merasa senang saat mendengar oprasimu berjalan baik. Awalnya ku pikir kalau aku yang berhasil menemukanmu pertama kali saat kau di culik, aku bisa mengambil sedikit demi sedikit hati mu itu. Ternyata bukan aku orangnya yang berhasil menemukanmu. Tapi sampai saat ini aku belum menyerah untuk bisa mendapatkanmu."

"Maaf Ren. Aku sungguh tidak bisa bersama mu, aku sudah menyukai seseorang."

"Nao bukan? Aku tahu itu. Sepertinya aku harus menyerah, semoga saja hubungan kalian baik baik selalu. Dan Nao dapat berubah untuk berhenti bermain main dengan perasaan orang lain, jadi aku bisa dengan serius menjalin hubungan dengan orang lain suatu hari nanti."

"Jadi maksudmu, selama ini kau lakukan itu hanya demi Nao? Agar dia dapat serius dengan seseorang?"

"Ya itu benar. Dia sungguh bodoh, dulu dia bertemu dengan Kay dalam keadaan mabuk. Saat itu Nao ingin mengutarakan perasaannya, tapi entah apa yang di katakan Kay hingga membuatnya sakit hati dan menjadi seorang playboy."

"Darimana kau tahu?"

"Dia sendiri yang mengatakannya padaku. Rahasiakan ini darinya ya. Lihat, orang yang kita bicarakan datang. Kalau begitu aku pergi dulu."

Saat Ren mulai melangkahkan kakinya, ia kembali berkata dengan tersenyum, "Syukurlah kau tidak seperti mantan mantannya yang mudah tergoda denganku. Aku juga bersyukur pada akhirnya ada seseorang yang mampu membuatnya luluh, terima kasih."

Love Comes and Goes (21+ / Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang