Chap 27

458 52 0
                                    

Saga pov

'Nao, dapatkah aku mempercayaimu bahwa kau benar benar mencintaiku?' Ucapku dalam hati dan ku mencoba untuk tertidur, namun tak jua aku terlelap.

Sebentar lagi matahari akan terbit, dan aku berjalan keluar kamar untuk mencari Nao. Setelah ku berkeliling, aku tidak menemukan Nao dimana pun, dalam pikirku mungkin Nao tidur di ruang santai atau kamar adikku. Tapi pada kenyataannya, dia tidak berada dimana pun, itu berarti dia tidak kembali.

"Rasanya perih, seakan tersayat sayat oleh pisau. Tidak. Ku mohon, jangan berprasangka buruk. Pasti ada alasan mengapa dia tidak kembali." Ujarku dengan tidak semangat, dan kembali ke kamarku untuk berbaring.

Tidak lama dari itu, Nao datang dan masuk ke kamarku. Dia memeriksa suhu tubuhku dengan tangannya yang di tempelkan di dahi ku, lalu aku membuka mataku dan berkata, "Nao."

"Ah maaf, apa aku membangunkanmu?"

"Tidak, kau dari mana saja?" Ujarku sambil memegangi tangannya.

"Aah aku? A..aku berada di ruang santai, semalem aku melihatmu tidur sangat pulas. Aku takut membangunkan mu, jadi aku tidur disana."

"Izhets."

"Bahasa apa yang kau gunakan?"

"Bahasa Rusia, apa kau ingin tahu apa artinya?"

"Ya tentu, apa artinya?"

"Oh begitu, itu artinya." Ujarku dengan tersenyum, lalu aku berkata dalam hati, 'Pembohong, itu arti yang benar.'
(Aku gak tau benar apa gak, tapi aku pakai bantuan google)

"Nao, aku mencintaimu."

"Dari semalam kau terus mengatakan itu, apa ini efek dari demam?"

Ku rangkul Nao, dan mendekatkan wajahku padanya. Lalu aku berkata, "Apa kau tidak menyukainya?"

"Tentu aku sangat menyukainya."

"Hhmp nghk ummp." Aku mencium bibirnya. Tangan Nao masuk ke dalam bajuku dan meraba punggungku.

"Ugh hmmp, Na..o ayo kita lakukan."

Lalu aku membukakan baju Nao dan baju ku sendiri, Nao membaringkan tubuhku. Dan ia mulai menjamah tubuhku. Dari yang mencium bibirku, leher dan tangannya yang memainkan ke dua putingku hingga mengeras.

"Aaah hah hmmp, Na..o aah..." Desahku sambil menggerak gerakkan kaki ku, seakan tak kuasa menahan hingga Nao memasukkan miliknya.

Nao yang menyadari itu, segera membuka celana ku dan celananya. Ia menjilati tubuhku dari atas hingga ke pusar, disaat itu tubuhku menggeliat karna nikmat. "Aaah.."

Nao membuka lebar kaki ku, dan mulai menyodokkan jarinya ke pantatku.
"Haaah aah Nao Nao, cepat masukkan. Hhmph aah nghk."

"Kau sangat tidak sabaran Saga."

Ketika sudah sangat basah, Nao membalikkan tubuhku. Aku berdiri dengan menumpu pada lutut, kepalaku di jatuhkan ke kasur. Kemudian Nao memasukkan miliknya, dan menarik ke dua tanganku.

"Hhmp ughk aah aah haah, sa..sakit aah Na..o ummp ha ha."

Nao membungkukkan badannya dan mencium punggungku. Tangannya langsung beralih ke kedua putingku, dia memelintir bolak balik dan menariknya. "Ugh aah aah."

Kemudian aku mengangkat tubuhku, tanganku meraih kepala Nao, dan aku mencium bibirnya. "Hmmp ngk."

Lalu Nao memutar tubuhku menghadap ke arahnya, dan Nao mengocok adikku.
Aku peluk erat dirinya, di saat aku ingin mencium belakang lehernya, aku terkejut melihat tanda merah yang tertinggal disana.

'Dari warna nya, ini sangat baru.' Ujarku dalam hati, dan karna aku tak kuasa lagi menahan perih, aku pun meneteskan air mata.

"Saga ada apa? Kenapa kau menangis?" Tanya Nao yang menghentikan semua pergerakannya.

"Aku hanya merasa nikmat." Jawabku yang terus memeluk erat Nao.

"Benarkah? Maaf karna sempat berhenti." Ujar Nao yang melanjutkan kembali hingga kami keluar. Kami berbaring bersama di kasur, dan aku masih saja mengeluarkan air mata.

"Kau masih menangis? Apa tadi begitu nikmat?" Tanya Nao yang menatap diriku. Aku hanya mengangguk tanpa melihatnya.

'Kenapa? Kenapa aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya? Apa aku takut mendengar jawaban darinya? Aku takut dengan reaksinya, aku takut bila Nao pergi dariku. Sepertinya karna itu, aku tidak berani mengatakannya.' Ujarku dalam hati.

"Nao, aku mencintai mu. Aku ingin selalu berada di sisimu."

"Kau nampak aneh Saga, dari kemarin kau terlalu berterus terang dengan perasaan mu. Bukan berarti aku tidak menyukainya, justru aku sangat senang. Tapi rasanya sedikit aneh, seperti bukan dirimu saja."

"Aku mencintai mu."

"Kau tidak mendengarkan ku?"

"Aku mencintai mu."

"Ya ampun kau ini." Ujar Nao yang membelai pipi ku, dan aku menatap wajahnya.

"Aku juga mencintai mu." Sambung Nao sambil tersenyum.

"Nao, dapatkah aku mempercayaimu?"

Love Comes and Goes (21+ / Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang