Chap 18

554 53 1
                                    

Saga dan Barbara kaget mendengar suara pintu terbuka dengan keras, dan saat di lihat siapa orang tersebut ternyata dia Nao.
Lalu Nao menghampiri mereka sambil berkata,  "Apa yang sedang kau lakukan? Dasar wanita jalang!".

"Plaak" Nao menampar Barbara dengan sangat keras hingga ia terjatuh dari atas tubuh Saga.

"Apa apaan ini datang-datang menamparku?" Ujar Barbara sambil memegangi pipinya.

"Lihat apa yang sedang kamu lakukan terhadap Saga? Belum puas kau menyakitinya? Lebih baik kau pergi sekarang, sebelum aku bertindak lebih kasar dari ini." Ujar Nao yang menarik tangan Barbara keluar dari lab, dan mengunci pintu lab komputer.

Barbara memukul-mukul pintu sambil berkata, "Buka pintunya Nao, aku belum selesai berbicara dengan Saga."

"Cepat kau pergi sebelum aku berubah pikiran untuk melaporkan tindakanmu ini ke dosen."

Suasana menjadi hening, 'Sepertinya Barbara telah pergi. Lalu Nao kenapa dia hanya berdiri menatapku seperti itu? Wajahnya terlihat sangat kesal.' Batin Saga dalam hati.

"Nao bisa kah kau melepaskan ikatan ku ini? Tanganku terasa sakit."

Namun Nao hanya duduk di samping Saga tanpa melepaskan ikatan. Dia membelai rambut Saga lalu ia berkata, "Seharusnya aku tadi tidak meninggalkanmu sendirian. Katakan padaku apa saja yang sudah dia lakukan padamu?"

"Dia mengikat tanganku di saat aku tertidur, seperti biasa dia memintaku kembali dan tentu saja aku menolaknya."

"Lalu apa lagi?"

"Hanya itu saja."

"Katakan padaku apa lagi!? Dan juga kemeja mu yang terbuka itu."

"Aku meminta dia untuk menyerah dan dia berkata, dia akan menyerah bila dia menciumku."

Kaget dan kesal setelah mendengarnya. Itulah yang terekspresikan dari wajahnya Nao.

"Bagian mana yang dia sentuh? Apa dia juga sudah menyentuh milikmu yang sudah mengeras ini?" Ujar Nao sambil meraba junior Saga.

"Ngh. Apa yang kau lakukan? Cepat buka kan taliku."

"Dibagian mana Saga?! Kau tahu kan aku sangat tidak suka bila ada orang lain yang menyentuh dirimu, jadi cepat katakan biar segera aku hapus sentuhan itu."

"Kau bercanda kan? Kita sedang di kampus! Bagaimana kalau ada yang masuk dan melihat kita?"

"Aku sudah mengunci pintunya jadi tenang saja."

"Tapi kamu sudah berjanji kan untuk tidak melakukannya lagi di kampus."

"Katakan!" Bentak Nao sambil meremas milik Saga.

"Aah..  Di..dia, menciumku hmmp."

"Apalagi?"

"Le..her juga telinga hah hah."

"Sebelah mana?"

"Ka..nan. Aah Nao, hentikan."

Nao menjilati telinga Saga dan duduk di atas tubuhnya.

"Posisi ini apa sudah sama dengan si jalang itu?"

"Hem." Ujar Saga dengan menganggukkan kepalanya. Nao terus menciumi leher dan telinga Saga, lalu tangannya membuka celana Saga.

"Apa yang kau lakukan? Pakaikan kembali celana ku, cepat! Atau aku akan marah, Nao!"

"Sst. Pelankan suaramu kalau kau tidak ingin ada orang lain yang tahu. Aku akan membantu mu keluar."

Nao melumati adiknya Saga dengan mulutnya. "Hhmm aah hah Na..o ngh."

Lalu Nao membuka sedikit celananya untuk mengeluarkan miliknya.

"Jangan Nao, hentikan. Kita berada di kampus, jangan! Aku akan benar benar marah kalau kau lakukan itu."

Namun Nao mengabaikan perkataan Saga, di angkat kedua kaki Saga dan dia memasukkannya.

"Aaah aah hah, hentikan ngh.."

Nao terus mendorong tubuhnya, miliknya terasa begitu dalam. Ini menyakitkan dan Saga tidak bisa melawan, hanya bisa pasrah menerimanya hingga mereka keluar. Saat mereka telah usai, Nao membersihkan Saga dengan tisu, memakaikan kembali celananya dan melepaskan ikatan tangan Saga.

"Apa kau baik-baik saja Saga? Sini aku lihat tanganmu." Ujar Nao yang menarik tangan Saga. "Ayo kita pergi ke ruang kesehatan, akan ku obati tanganmu." Sambung Nao sambil mengangkat tubuh Saga.

Namun Saga mendorongnya, dengan sangat marah ia mengatakan padanya, "PERGI KAU DARI HADAPANKU!"

"Kenapa kau marah?"

"Kenapa katamu? Kau sama sekali tidak merasa bersalah?"

"Bersalah? Aku tidak melakukan kesalahan apapun, seharusnya kau berterima kasih padaku karena sudah menolongmu dari si Barbara itu."

"Oh jadi kamu ingin aku mengatakan itu, baiklah. Terima kasih karena sudah menolongku, sekarang pergi kau dari hadapanku."

"Apa apaan sikapmu itu? Sudah aku tolong dan seperti ini balasanmu."

"Baiklah, kalau kamu tidak ingin pergi biar aku saja yang pergi."

"Ya lakukan sesuka mu, dasar sialan. Aku tidak akan peduli lagi terhadapmu."

Dan Saga pergi meninggalkan Nao, tak lama kemudian terdengar suara hp "beep bep beep"

Ketika Nao melihat ke bawah ternyata itu bunyi ponsel milik Saga, Nao ambil ponsel tersebut dan terkejut melihat siapa yang menghubungi Saga itu. "Ren!"

Di saat Nao ingin mengangkat telepon, Saga kembali datang dan merebut kembali ponsel miliknya.

"Tunggu Saga, dari mana kalian bisa bertukar nomer? Jangan pernah kau angkat, atau pun bertemu dengannya."

"Bukankah kau bilang kau tidak akan peduli lagi terhadapku? Jadi ini bukan urusanmu."

Love Comes and Goes (21+ / Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang