Chap 38

515 43 0
                                    

"Nao singkirkan tanganmu." Titah Saga.

"Kenapa Saga? Bukankah lebih baik dikeluarkan saja." Ujar Nao sambil meraba raba adik Saga.

"Aah.. Na..o cepat le..paskan." Tapi Nao hanya tersenyum dan tetap meraba adiknya Saga itu dengan lembut. "Aku tidak ingin jahitan ku terbuka." Lanjutnya.

"Tidak akan. Aku hanya akan membantu mu keluar, itu saja." Ujar Nao yang mulai menarik selimut Saga, dan tangannya menyelinap ke dalam celana Saga.

"Hmmp ngk, Na..o ku mohon hen..tikan."

"Bagaimana aku bisa menghentikannya, sementara kau memasang wajah yang membuatku bergairah." Ujar Nao yang mulai mengocok adiknya Saga.

"Aah hhmp ngk hah haa.. eeump.." Lalu Nao menjilati leher Saga hingga di gigit olehnya, "eump aah haa.."

Setelah Nao puas, ia kembali mencium bibir Saga. Tentu saja tangannya tidak lepas dari mengocok adiknya Saga itu.

'A..aku tidak tahan lagi, aku ingin keluar.' Batin Saga dalam hati, dan tak lama "croot" Saga keluar dan mengotori pakaian.

"Kau slalu cepat keluar ya?"

"Biarkan saja. Sekarang lihat, semua pakaianku kotor."

"Aku akan tanggung jawab, akan ku gantikan pakaianmu." Entah kenapa mendengar itu membuat wajah Saga memerah lagi.

"Lihat. Mudah sekali membuat wajahmu memerah haha.." Lanjut Nao sambil tertawa.

"Ka..kau tidak perlu menggantikanku pakaian, aku bisa sendiri." Ujar Saga sambil mencoba untuk duduk.

"Eeh kenapa? Aku kan ingin bertanggung jawab."

"Kau pasti ingin melihatku telanjang." Ucap Saga pelan sambil memalingkan wajah karna merasa malu.

"Kenapa kau malu malu seperti itu? Ini bukan pertama kalinya kan aku melihat tubuhmu. Sudah sini cepat buka." Ujar Nao yang memaksa melepaskan baju Saga.

"Huft selesai juga, coba dari tadi kau nurut." Sambung Nao sambil menyeka keringat di dahi nya.

"Aku takut kau berbuat aneh aneh."

"Apa kau mengharapkan aku melakukannya? Kau tenang saja, aku tidak akan melakukannya untuk saat ini. Aku akan menahannya."

"Kenapa kau sangat yakin aku mengharapkan itu? Apa kau lupa, aku belum menerima mu lagi kan."

"Aah kau benar, aku melupakan itu. Baiklah aku akan pulang, kau beristirahat saja." Nao pergi berjalan meninggalkan Saga dengan wajah yang nampak sedih.

"Kenapa dia? Biarlah, aku tidur saja." Gumam Saga sambil memejamkan mata.

Ketika ia sedang tertidur pulas, Saga memimpikan saat Kay menculiknya.
Membuat Saga begitu gelisah dalam tidurnya.

"Huaaa..." Teriak Saga yang terbangun dari mimpi buruk dengan nafas yang terengah engah.

"Kau kenapa? Mengagetkanku saja." Ujar Nao yang terbangun, Nao tidur di bangku tepat di sebelah Saga.

"Naooo.." Panggil Saga yang langsung memeluknya dan menangis.

"Sudah tenanglah, ada aku disini. Kau bermimpi buruk ya? Sudah sudah, jangan menangis lagi." Ujar Nao sambil mengelus elus kepala Saga agar ia tenang.

"Kenapa kau ada disini? Bukannya tadi kau bilang ingin pulang."

"Yukio memintaku untuk menemanimu malam ini." Lalu Saga melepaskan pelukkannya dan kembali berbaring. "Lanjutkan tidurmu Saga." Sambung Nao sambil membelai lembut pipi Saga yang tidak di perban.

"Aku takut bermimpi buruk lagi."

"Tidak usah takut, aku kan di sampingmu." Ucap Nao sambil tersenyum. Dan Nao memegang tangannya hingga Saga terlelap tidur.

"Kau benar benar seperti anak kecil. Saat tidur seperti ini, kau terlihat semakin manis." Sambung Nao yang tak henti memandangi Saga.

Keesokan harinya, ayah Yukio memeriksa keadaan Saga dan berkata, "Karna tidak ada luka yang serius, dan kondisi tubuh Saga yang sudah stabil. Mungkin tidak sampai seminggu juga sudah boleh pulang."

"Aku ingin pulang sekarang Ayah." Ucap Saga dengan manja.

"Tidak bisa, kau masih harus di rawat lebih lama lagi."

"Ayaah pelit."

Ayah Yukio berjalan keluar dari ruangan sambil tertawa.

"Dokter tadi itu Ayahnya Yukio kan?"

"Iya."

"Kenapa kau memanggilnya Ayah?"

"Kalau di tanya kenapa, karna sudah terbiasa dari kecil. Bahkan Ibunya Yukio juga aku panggil Ibu."

"Kenapa bisa begitu?"

"Soalnya dulu orang tuaku sibuk dengan pekerjaannya masing masing, bahkan aku pernah ditinggal ke luar negri. Dan aku sering di titipkan di rumah Yukio. Emm entah mengapa aku jadi ikutan memanggilnya Ayah dan Ibu."

"Begitu rupanya. Jadi dari kecil kau sudah kekurangan kasih sayang, wajar saja kelakuanmu seperti ini."

"Jadi kau tidak bisa terima?" Ujar Saga dengan tatapan yang dingin. "Kalau kau tidak menyukainya, kau boleh pergi sekarang juga. Jangan buang buang waktumu, cepat sana pergi." Sambungnya sambil mendorong dorong Nao.

"Aku tidak berkata seperti itu. Aku sangat menyukai apa pun yang ada pada dirimu, sungguh."

"Aku tidak akan mempercayaimu dengan mudah."

"Aku tahu. Setelah apa yang terjadi, memang tidak akan mudah mendapatkan kepercayaanmu lagi. Tapi aku akan berusaha dan bersabar."

Saga hanya memandanginya karna ia tidak tau harus berkata apa lagi.

"Jangan memandangku seperti itu, kau membuatku ingin menyentuhmu."

"Kau nya saja yang mesum, jangan salahkan aku."

"Oh begitu. Karna aku orang mesum, jadi tak apa kan kalau aku menyentuhmu sesuka hatiku." Ujar Nao yang tangannya masuk ke dalam baju Saga dan meraba raba tubuhnya.

Love Comes and Goes (21+ / Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang