Chap 01

2.8K 142 1
                                    

"Hei kalian berdua, bisa tidak untuk tidak bermesraan di hadapanku?"

"Kami tidak bermesraan di hadapanmu, melainkan disampingmu."

"Apa pun itu, tolong hentikan kemesraan kalian di saat ada aku bersama kalian. Itu sangat menganggu ku."

"Kalau kau merasa terganggu, kenapa kamu tidak pergi keluar rumah dan mencoba cari pasangan."

"Kalian mengusirku dari rumah ku sendiri! Teman macam apa kalian? Ya sudahlah aku pergi saja dari pada melihat kalian bermesraan seperti ini."

Dan lagi lagi aku terusir dari rumahku sendiri disaat mereka ingin melakukan seks, setiap kali ku katakan untuk lakukan itu di rumahnya sendiri atau di tempat lain, ada saja alasannya.

Sangat menyebalkan!

Yaa bukannya aku iri karna sudah 2 tahun ini aku masih sendiri, tapi melihat orang yang bermesraan itu, membuat hati ku terasa sangat sakit.

Nama ku Saga, usia ku kini 22 tahun. Sebenarnya aku seorang mahasiswa yang tidak begitu mencolok, karna aku tidak pandai berinteraksi dengan orang - orang.
5 tahun yang lalu, saat aku masih berada di sekolah menengah. Aku mencintai seorang gadis yang sangat cantik, dan gadis ini memiliki darah Amerika yang mengalir di tubuhnya. Dia bernama, Barbara. Cinta pertamaku.

Aku sangat yakin, kita tidak akan bisa menjadi pasangan. Namun siapa sangka Barbara mengutarakan perasaannya terhadapku. Merasa sangat senang dan berharap bahwa ini bukan mimpi, apa pun akan aku lakukan untuk terus bisa menjaga hubungan ini.

Dan 2 tahun yang lalu hubungan kita kandas. Syok, depresi, putus asa, semua menghunjam diriku. Bukan karna hubungan yang berakhir, melainkan kenyataan itu sangat menyakitkan.

Selama 3 tahun ternyata dia hanya bermain-main dengan ku, seharusnya dari awal aku sadar karna kepribadian kita yang bertolak belakang, tidak mungkin dia jatuh cinta padaku. Setelah itu aku memutuskan untuk cuti kuliah dan memilih bekerja di cafe, agar aku tidak bisa melihat Barbara dengan kekasihnya di kampus.

Aku akan kembali kuliah disaat aku sudah menghilangkan sakit ini, bahkan ke dua teman ku, Rin dan Yukio selalu mengenalkan ku ke teman-temannya baik itu laki-laki atau pun perempuan. Agar aku lekas kembali dari kepurukan ku, namun semua tidak ada yang berhasil.

Bicara soal Rin dan Yukio, mereka sahabatku dan mereka adalah pasangan gay yang selalu menumpang di rumahku untuk melakukan seks.

Dan suatu hari, aku memiliki pelanggan baru. Siapa sangka laki-laki ini membuat cerita di kehidupanku bukan hanya sebatas pelanggan dan pelayan.

Ini sudah hampir sebulan aku merasa selalu di awasi selama berjam-jam di tempatku bekerja. Bukan dengan cctv atau pemilik cafe coffe ini, melainkan dengan seorang laki laki salah satu pelanggan kami.

Dia selalu datang jam 6 sore dan pergi jam 9 malam, yang di pesannya hanyalah segelas ice cappucino, dan duduk di bangku terdepan dekat kasir. Yang selalu dia lakukan, menatapku dengan matanya yang tajam, dan sesekali ia memainkan hp nya.

Jujur saja, laki laki ini sangat tampan dengan sorotan matanya yang dingin dan tajam.

Kulitnya yang putih, rambutnya yang hitam pekat, dan postur tubuh yang tinggi. Ku rasa kalau ia membuka bajunya, akan terlihat roti sobeknya yang sangat indah.

Ku yakin siapa pun tidak akan sanggup berkata tidak untuknya.
Belum lagi suaranya terdengar sangat menggoda, yang bisa membuat hati mu akan meleleh.

Meski pun dia seumuran denganku, dia jauh terlihat baik dari pada aku.
Sudah pasti dia sangat populer.

'Aah gawat, kenapa tiba tiba aku membayangkan dirinya yang tanpa busana. Dan melakukan hal hal mesum padaku, ini sangat gawat.' Ujarku dalam hati.

'Bagaimana ini, adikku terbangun? Aku jadi tidak bisa konsen bekerja. Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Kenapa aku bisa membayangkan melakukan seks dengan orang yang tidak aku kenal.'

Seketika aku mulai panik dengan keadaan yang belum pernah aku alami sebelumnya.

'Selain itu, ini di tempat kerja dan bahkan masih jam kerja. Apa yang harus aku lakukan?' Aku bertanya tanya pada hatiku, dan mengabaikan pekerjaanku.

Semakin aku mencoba untuk terlepas dari fantasi ku, semakin kuat pula fantasi yang aku bayangkan.

'Oh tidak, aku mendengar suaranya yang sedang menerima telpon. Itu terdengar sangat menggodaku, seakan ia berbisik halus di telingaku dan mengatakan "ayo kita lakukan".'

Hingga membuatku terpaku akan fantasi ini. Kemudian dia menjilat serta menggigit telingaku. Aah, itu terasa sangat geli. Dan membuat leherku merinding.

Dia melepaskan pakaian ku satu persatu, dan menjamah tubuhku secara halus.
Kemudian dia, aah.. terasa begitu nikmat ketika ia mengocok adikku yang sudah tegang.

'Gawat ini gawat, aku harus hentikan fantasi ini. Aku harus lekas tersadar dari fantasi fantasi mesum ku. Rasanya aku ingin cepat pulang dan menyelesaikan ini, tapi aku merasa aku sudah tidak kuat lagi.' Ujarku dalam hati, dengan keadaan yang sudah sangat melemas.

Mencoba bersandar di tembok dan menopang lemah badanku dengan salah satu tanganku yang memegangi meja disebelahku.

Dan seketika, "Bruuk" aku terjatuh dan tidak sanggup berdiri.

"Hei kau kenapa?" Tanya rekan kerjaku.

"Aku merasa tidak enak badan." Jawabku dengan gemetar.

Dan rekanku membantu ku berjalan ke ruang karyawan, saat itu sepintas ku lihat dari ekor mata ku kalau dia terlihat seperti khawatir padaku.

Love Comes and Goes (21+ / Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang