Beijing city, China.
Suara alunan musik tradisional China dengan suara suling bambu yang menenangkan, terdengar memenuhi sebuah ruangan yang khas akan ornamen tradisional China. Bahkan bentuk ruangan dan penataannya mencerminkan China pada jaman Dinasti Qing yang terkesan tradisional namun tetap mewah.
Seorang namja tengah duduk di sebuah kursi kayu. Menutup mata dan menikmati alunan musik yang di tangkap oleh telinganya. Sangat menenangkan. Hanya kelihatannya. Kenyataannya, namja itu sama sekali tidak bisa tenang. Pikirannya sangat kacau saat ini.
"Maaf mengganggu anda, Zhang zhǔxí."
Suara seorang namja membuat namja bernama Zhang Xinrou membuka matanya. Menatap kearah namja yang berdiri menundukkan kepala di depannya.
"Aku sudah menunggumu, Xukun. Zěnme?" (... Bagaimana?) Xinrou menatap penuh rasa antusias pada namja yang berada di depannya. Cai Xukun, tangan kanannya.
"Rencana sudah di jalankan seperti yang anda minta, zhǔxí. Persiapan sudah selesai."
"Zuò dé hǎo, Xukun. Ah, bagaimana dengan orang yang kau perintahkan?" (Kerja bagus, ...)
"Berjalan lancar, zhǔxí. Xian Zenting dan Xian Zenxing sudah mengatasi keluarga Xing, zhǔxí."
"Aah, aku merasa senang saat ini. Xing brengsek Namzhuo dan anak-anaknya akan bertekuk lutut di depanku. Dan berlian itu.." Xinrou mengulas senyum miringnya. "Akan berada di tanganku. Secepatnya."
"Maaf, Zhang zhǔxí." ucap Xukun, menundukkan kepalanya dalam. Xinrou menoleh dan menatap dengan penuh tanya.
"Shénme? Rènhé wèntí?" (Apa? Ada masalah?) tanya Xinrou dengan mengangkat sebelah alisnya.
"Iya, zhǔxí. Berlian itu.. kami belum bisa menemukannya, zhǔxí."
"Fàng qīngsōng. Wǒmen kěndìng huì zhǎodào tā, zài yī fēnzhōng. Zhǐshì děng." (Tenang saja. Kita pasti menemukannya, sebentar lagi. Tunggu saja.)
Sorot mata Xinrou terlihat dingin. Seringaian terlihat jelas di bibirnya. Seakan sudah mendapatkan apa yang diinginkannya. Xukun menundukkan kepalanya pamit undur diri ketika Xinrou menggerakan tangannya, memberi kode agar Xukun pergi.
Sepeninggal Xukun, Xinrou bangkit dari posisi duduknya. Berjalan kearah sebuah lemari kecil yang ada di sana. Menarik salah satu laci dan mengeluarkan sebuah belati yang dibuat khusus dengan bentuk gagang kepala elang. Penutup belati yang dibuat dari kayu khusus bertahtakan ukiran rumit namun indah. Terpampang jelas sebuah angka dan tulisan di penutup belati itu.
'10.09.14-11 Eagle'
"Sebentar lagi.. sebentar lagi kau akan terbebas.. adikku."
.
.
.
Tap.. Tap.. Tap..
Cklek..
Sebuah pintu terbuka menampilkan pemandangan gedung tinggi di seberang sana. Xukun berjalan memasuki rooftop. Semilir angin menyambut kedatangan Xukun di rooftop gedung kediaman boss besarnya.
Tangannya merogoh saku celananya. Mengeluarkan ponsel dan menghidupkannya. Layarnya memperlihatkan sebuah foto. Dua orang yang tengah tersenyum senang. Tidak. Hanya si yeoja yang tengah tersenyum senang. Sedangkan si namja hanya menampilkan ekspresi datarnya. Tapi Xukun yakin, jika keduanya sangat bahagia kala itu.
"Jika saja keadaan tidak memaksa. Kau pasti tidak akan kehilangan senyum cerahmu itu. Dan aku.. tidak akan kehilangan dirimu."
Xukun menatap dengan lekat wallpaper ponselnya. Wajah kekasihnya yang terlihat sangat bahagia, sekarang sudah tidak ada lagi. Tidak ada senyum bahagia, tidak ada candaan, tidak ada tawa dari yeoja itu ketika dirinya pulang menjalankan misi dari boss besarnya. Semua sudah tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel's Flower [END]
FanfictionSiapa yang menginginkan terjun ke dunia hitam? Tidak ada yang menginginkannya. Hanya saja, tidak ada pilihan lain. Mau tak mau, gelapnya dunia hitam tetap akan dilewati. Main Cast: Kim Namjoon (38 years old) Min (Kim) Yoongi (23 years old) Kim Ta...