[30] Approaching

1.8K 170 220
                                    

Cklek..

Suara pintu terbuka terdengar. Terlihat delapan namja dengan senjata masing-masing. Dan satu namja yang berdiri di depannya.

Kim Namjoon. Ia datang dengan Ace Nine. Untuk mengambil apa yang seharusnya menjadi miliknya. Mereka tidak akan menunggu, karena tempo yang mereka berikan sudah selesai. Tiga hari. Dan sekarang adalah hari dimana jatuh tempo.

"Persiapkan diri kalian." ucap Namjoon. Semua bersiap dengan alat komunikasi yang mereka pasang di telinga.

Tidak ada pembagian tugas kali ini. Karena Namjoon sangat hafal dengan struktur gedung yang mereka pijak saat ini. Bagaimana bisa Namjoon melupakan gedung ini? Terlalu berharga untuk di lupakan.

"Bagaimana pekerjaanmu, Woojin-ah?" Namjoon melirik kearah Woojin. Namja bergingsul itu membungkuk sekilas.

"Semua sudah selesai, sajangnim. Saya sudah berhasil meretas kamera cctvnya." jawab Woojin.

"Keamanannya?"

"Saya sudah berhasil membobolnya melalui chipsetnya, sajangnim." Kini Jihun yang menjawab.

Namjoon tersenyum puas. Meski masih sangat muda, tapi dua namja itu bisa di andalkan dalam urusan hacking.

"Kalian lakukan pekerjaan kalian dengan baik. Kacaukan semuanya. Kudengar kalian memiliki kejutan untuk ini." ucap Namjoon.

"Ne, sajangnim." ucap keduanya bersamaan. Namjoon mengulas senyumnya miringnya.

"Lakukan. Tunjukkan kejutan itu agar mereka tau, siapa kalian sebenarnya." pinta Namjoon. Woojin dan Jihun tersenyum miring. Dua namja bermarga Park itu segera melesat memisahkan diri dari kelompok. Menuju tempat dimana mereka akan melakukan pertunjukkan kecil untuk menghibur lawannya.

"Gedung ini.. bisa menjadi tipuan untuk kita semua. Tapi, aku tau seluk beluk bangunan ini. Tetap ikuti arahan yang sudah kuberikan."

"Ne, sajangnim!"

Namjoon menegakkan kepalanya. Menatap lurus kedepan sana. Hatinya terus bergejolak tak tenang. Bagaimana bisa dirinya tenang jika harus seperti ini jadinya. Kembali ke tempat dimana ia mencoba melupakan tapi tak bisa.

"Geurae. Kita akhiri dengan cepat. Menyebar!"

.

.

.

Woojin dan Jihun sedang asik di depan laptop masing-masing. Mereka sudah berada di sebuah ruangan yang, sudah di pastikan aman. Dua namja Park itu tengah fokus dengan pekerjaan mereka. Mengecoh para bedebah licik itu.

"Aku sudah menanam virusnya. Lima menit lagi, pertunjukkan akan dimulai." ucap Jihun, yang sudah menyelesaikan tugasnya.

"Baguslah. Dan sekarang, sebaiknya kau membantuku." ucap Woojin.

Jihun yang mengetahui permintaan namja bergingsul itu, hanya menampilkan senyuman miringnya. Ia pun bergabung dengan Woojin untuk mempermainkan kamera cctv dan juga orang yang mengawasinya. Entah apa yang mereka lakukan, tapi itu membuat keduanya tersenyum puas dan senang.

Tak..

Suara sesuatu yang terjatuh dan menghantam lantai, membuat dua namja itu menghentikan aktifitas mereka. Woojin dan Jihun meletakkan laptop mereka di meja yang kebetulan berada disana. Mereka berdiri tanpa membalikkan badannya.

"Aku sudah menduga, jika ada tikus yang menyelinap masuk kemari." ucap Woojin, sembari melemaskan lehernya.

"Geurae. Kau benar, Ujin-ah. Aku tak ingat pernah membawa keju kemari. Atau mungkin tikus itu tidak suka makan keju, tapi makan yang lainnya?" tanya Jihun, terkesan mengejek.

Angel's Flower [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang