Selama sembilan bulan ini jennie dan juga jihyo menemani masa kehamilannya, tzuyu tetap senang meskipun tanpa sosok suami disampingnya. Ia sudah sangat bahagia apalagi jika memikirkan sebentar lagi bayi kembar laki lakinya ini akan lahir.
Ya memang benar tzuyu mengandung bayi laki laki kembar, membuat tzuyu sangat senang menanti akan kelahiran dua malaikat kecilnya.
Tibalah saat yang tzuyu tunggu hari ini tzuyu tengah menunggu waktunya akan dioperasi tzuyu memilih untuk operasi sesar karena bayi kembarnya ini kondisi tubuhnya yang sedikit lemah juga tidak memungkinkan untuk lahir normal.
Namun tzuyu tetap ikhlas dia tetap ingin berjuang demi kedua anaknya, jihyo dan jennie juga tengah menatap tzuyu cemas berharap semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk.
Hingga akhirnya tzuyu memasuki ruangan operasi ia sempat melihat jihyo yang amat khawatir, tapi tzuyu tidak dapat melihat ekspresi jennie karena sebelum itu terjadi tzuyu sudah hilang ditelan pintu ruang operasi.
Selama enam jam operasi itu berlangsung membuat jihyo tidak bisa tidur padahal jam sudah menunjukan pukul 2 pagi, ia menatap jihye yang sudah tertidur di gendongannya dan juga jennie yang sudah terlelap dengan posisi terduduk.
Tak lama dokterpun keluar setelah lampu dipintu ruang operasi itu menjadi hijau, jihyo lantas berlari kecil dengan jihye digendongannya menghampiri dokter yang baru saja keluar.
"Dokter bagaimana bayinya?" Jihyo bertanya dengan nada khawatir yang sangat kentara.
"Bayinya sehat, semua normal dan berjalan lancar" ucap sang dokter membuat jihyo menghembuskan nafasnya lega.
"Tzuyu! Bagai mana dengannya?" Tanya jihyo lagi. Dokter itu tersenyum "kau sepertinya sangat menyanyanginya, pasien juga baik baik saja tapi dia masih dalam pengaruh bius" ucap sang dokter yang kemudian berpamit meninggalkan jihyo yang berdiri didepan pintu ruangan tzuyu.
Tak lama dua orang suster keluar dari ruang operasi tzuyu sambil menggendong dua bayi laki laki.
"Selamat bayi adikmu sangat tampan!" Puji salah seorang suster yang juga menggendong bayi tzuyu.
Jihyo hanya tersenyum dalam hati ia membenarkan ucapan suster tersebut, ditatapnya kedua bayi itu silih berganti, sungguh tzuyu sangat beruntung.
"Karena kondisinya yang lemah untuk sementara mereka dimasukkan di inkubator, kami permisi" kedua suster tersebut beranjak pegi dengan masing masing bayi digendongan mereka.
>>>
"Siapa namanya tzu?" Tanya jennie yang tengah menyusui salah satu bayinya sedangkan jihyo tengah menatap bayi yang satunya yang tengah tertidur di box dengan ranjang tzuyu.
"Eum, chou junwoo dan chou jungwoo" ucap tzuyu menatap kedua anaknya lembut.
"Yang ini jungwoo dan yang itu junwoo" ucap tzuyu menatap bayinya di box yang ia beri nama junwoo sedangkan jennie hanya tersenyum.
"Nama yang bagus" lontar jennie.
"Tzuyu sepertinya aku dan jihye tidak bisa menemanimu malam ini, jihye tampak tidak sehat besok aku akan berkunjung lagi" ucap jihyo menatap tzuyu dengan perasaan bersalah.
"Tak apa kak lagian sudah ada kak jennie yang menemaniku" ucap tzuyu menatap jihyo lembut.
Sedangkan jennie mengangguk setuju, "baiklah jennie, aku titip tzuyu jaga dia dengan baik" ucap jihyo ia menatap jennie berharap. Perempuan itu tersenyum "tenang aku akan menjaganya" ucap jennie berusaha meyakini jihyo.
Sedangkan jihyo tersenyum kemudian meninggalkan tzuyu dengan perasaan lega.
>>>
Paginya tzuyu merasa terusik ia mendengar pertengkaran kecil dalam ruang inapnya.
"Mama?" Tzuyu menatap kaget mamanya ia juga menatap jennie yang tengah menggendong salah satu bayinnya dilihatnya box junwoo kosong.
"Sudah bangun" ucap jennie ia menatap tzuyu dengan tatapan sebelum sebelumnya yaitu tatapan benci, jangan katakan sesuatu yang buruk akan terjadi!
"Aku dan ibu tak akan berbasa basi kami akan memberi tau tujuan kami" jennie menatap tzuyu dengan senyum mengembang ekspresinya tak tertebak.
Sedangkan tzuyu menatap keduanya takut, tzuyu lantas menggendong jungwoo yang masih tertidur di boxnya.
"Kami akan membawa junwoo pergi dan mengambilnya" ucap jennie ia tersenyum puas dilihatnya sang ibu hanya diam.
"Kenapa kak! Jangan bawa pergi anakku!" Tzuyu mulai menangis ia tidak rela kalau jennie membawa anaknya.
"Kamu tidak taukan siapa ayah dari anak anak ini" ucap jennie dengan misterius.
Tzuyu hanya menggeleng lemah sembari berpikir apa yang harus ia lakukan selanjutnya.
"Ini anak kim taehyung, kebetulan yang sangat mengejutkan bukan" ucap jennie.
Tampaknya hanya tzuyu yang terkejut, taehyung? Ia tau betul siapa taehyung lelaki yang beberapa bulan lalu itu.
"Aku akan membuat junwoo sebagai senjata agar taehyung mau menikahiku, kamu tidak tahu kan bahwa taehyung adalah lelaki terkaya di negri ini" gadis itu tersenyum licik sambil menatap bayi yang digendongannya bagaikan sebuah harta karun. Tzuyu kembali terhantam dengan fakta yang keluar dari bibir jennie.
"Kak kumohon jangan ambil bayiku" tzuyu menangis menatap junwoo yang menangis digendongan jennie.
"Jika kamu masih ingin melihat junwoo hidup, menjauhlah dari kehidupanku, junwoo dan juga kehidupan taehyung, pindahlah jauh dari sini" ucap jennie mantap. Bagi tzuyu bukan taehyung yang terpenting sebagai sosok ayah, tapi bayinya junwoo yang ada di gendongan jennie.
"Kenapa kak kamu tega melakukan ini" tzuyu benar benar sudah terisak.
"Untuk apa selama ini aku berbuat baik padamu merawat kandunganmu, untuk ini tzu! Semua ini sudah kurencanakan sejak lama. Jika kamu tidak ingin melihat junwoo tidak bernyawa sebaiknya kamu menjauh. Kamu tau tzu aku tidak pernah bermain main dengan ucapanku" ucap jennie tersenyum kemenangan ia meninggalkan tzuyu yang tengah terisak sambil menatap kepergiannya.
-tbc
Ga voment gue bikin sad ending mampus kelean.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMOUS [END]
Fanfiction[end] [kim taehyung°] ft. chou tzuyu tzuyu jadi CEO! gapercaya? baca aja. ©Since sep13 2k19, cover by C4419H.