Sorry for typo
~Happy reading~
"Buatlah aku untuk membencimu, agar aku tahu caranya untuk berhenti mengharapkanmu."
~Twin's
Menjelang sore hari, langit sedang indah dengan semburat jingga dan perpaduan warna disekitarnya : merah, biru, kuning dan jingga. Semua itu bersatu di atas langit, hingga membentuk lukisan alam yang begitu cantik. Angin sesekali berhembus, memainkan dedaunan tertiup angin. Daun tersebut mengenai jendela yang tiba-tiba terbuka lebar, membuat Naya terperanjat.
"Hawanya bikin suasana hati aku makin buruk, Zi," keluh Naya.
Pandangan Naya masih termangu pada jendela yang masih terbuka dan mengibaskan gorden biru langit itu.
Ziyad merapikan gorden yang dimainkan oleh angin dan menutup jendela. "Makanya istirahat, jangan banyak ngeluh. Shana gak bakalan suka lihat lo kaya gini," paparnya.
Naya melenguh, efek samping dari obatnya mulai dirasanya. Matanya mulai memberat. "Kalo nanti aku udah tidur, kamu tinggal aja. Lagian ini jadwal kamu latihan, kan? Aku gak apa-apa di sini sendirian, nanti juga ada orang tuaku," papar Naya.
"Itu juga kalo mereka beneran mau pulang sekarang," sambung Naya dalam hati.
Ziyad hanya bergumam tak jelas. Naya tidak tahu pasti, tapi dengan adanya Ziyad di sampingnya, itu membuatnya merasa tidak sendirian lagi, nyaman.
Ziyad membantu Naya untuk memperbaiki letak selimutnya. "Istirahat aja, gue bakalan temenin lo di sini," ujarnya.
Naya tersenyum tipis sebelum akhirnya dirinya beralih ke alam mimpi.
Semoga bisa lebih dari ini Tuhan.
•ווו
Sepanjang Shana latihan, dia beberapa kali kena tegur Dean karena tidak fokus. Bahkan, saat latihan tanding dengan adik tingkatnya, Shana hampir saja kena serangan jika tidak ditegur oleh Kiyo.
"Shana!" seru pemuda itu yang menatap Shana dengan tatapan datar.
Shana mengerjap pelan, dia membungkuk hormat kepada pelatih yang memberikan raut wajah keheranan. "Kamu ada masalah, Shan? Beberapa kali keliatan gak fokus," ujar Dean.
Shana menggeleng pelan. Mana berani Shana memaparkan masalah hatinya yang tidak dia sadari pada Dean, itu adalah pilihan terburuk dalam bercerita. "Saya gak kenapa-napa, Sensei!" ujar Shana dengan tegas.
"Baiklah, tolong tingkatkan fokusmu!"
Shana menganggukkan kepalanya, lalu berjalan ke sisi matras. Dia memerhatikan kelanjutan latihan dari adik tingkatnya. Tiba-tiba saja matanya bertatapan lama dengan manik hitam kelam milik Kiyo.
Shana rasakan adalah tatapan Kiyo menyiratkan banyak makna, dia sempat tertegun. Memang masih terlalu awal untuk menyimpulkan, bahwa tatapan itu kian melembut padanya. Tapi Shana yakin jika maksud dari tatapan Kiyo yang sekarang, berbeda dengan pertemuan pertama mereka.
Kiyo memutuskan pandangannya terlebih dahulu. Shana yang merasa kecolongan karena terlihat memerhatikan Kiyo, mengumpati pemuda itu berkali-kali.
"Sialan!"
Dari awal hingga akhir latihannya kali ini, Shana merasa kosong. Pikirannya masih terfokuskan Naya dan permintaan anehnya pada Ziyad saat pemuda itu baru saja memarkirkan kendaraannya di parkiran sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin's [END]
Teen FictionKarena tidak semua yang sama akan berakhir dengan sama juga. Layaknya kehidupan yang labil, memberikan setiap misteri didalamnya. Menanti para pemain untuk segera memainkan peranannya dalam kehidupan yang fana ini. Kenyataan bahwa jangan pernah mem...
![Twin's [END]](https://img.wattpad.com/cover/124216418-64-k475497.jpg)