Sorry for typo
~ Happy reading ~
"Lara yang ada adalah kepingan duka yang tertimbun menjadi satu pada hati yang tersakiti"
~Twin's
Ryuga mendatangi rumah Ziyad sebagai tempat pelampiasan kekesalan terhadap keluarganya. Ryuga yakin bahwa Ziyad adalah orang yang tepat baginya untuk saat ini. Setidaknya, Ziyad akan bertindak lebih bijak dalam menanggapi permasalahannya daripada Ryuga mendatangi Akio dan Kiyo yang membuatnya tambah mengelus dada.
Rumah Ziyad tidak jauh berbeda dari rumahnya yang selalu sepi dari penghuninya yang memilih sibuk dengan aktivitas di luar rumah. Parahnya lagi, rumah Ziyad bahkan disangka banyak orang tidak berpenghuni, karena masyarakat sekitar jarang melihat Ziyad atau keluarga laki-laki itu yang berbaur dengan masyarakat sekitar.
Justru dengan keadaan sekitar yang menenangkan, membuat Ryuga semakin menjatuhkan pilihannya pada rumah Ziyad. Selain itu, rumah Ziyad juga agak jauh dari pusat keramaian kota.
Saat ini mereka sedang berada di balkon yang menghadap langsung ke arah pemukiman warga, di bawahnya, kita dapat melihat banyak orang yang masih berlalu lalang dan melakukan berbagai kegiatan malam. Dengan ditemani langit yang sedang ramai dengan bintang-bintang, secangkir coklat panas mengepul di udara, aromanya menyeruak masuk ke dalam hidung.
Ryuga menyesap aroma coklat yang dapat membuatnya sedikit merasa tenang. "Untung aja gue ke sini, kalo ke tempat Akio, pasti udah di ajak clubing sama tuh curut." Ryuga terkekeh pelan. "Apalagi kalo Kiyo, langsung di ajak gelud gue."
"Cih, makanya kalo ada masalah, selesaiin masalahnya. Jangan nambah-nambah masalah, ribet."
"Hm ... lo bener."
Ziyad menoleh sekilas pada Ryuga dan kembali menengadah, menatap langit malam. "Kabar lo sama Ayah lo, gimana? Nenek ... apa kabar?"
"Kabar Ayah, baik. Ya, meskipun akhir-akhir ini, dia pulang lebih larut. Setidaknya dia pulang dan tahu bahwa ada orang yang selalu nunggu kepulangan dia." Ryuga tersenyum kecut kala mendengar suara helaan napas dari Ziyad, Ryuga tentu sangat tahu dengan peliknya kehidupan yang dimiliki Ziyad.
Meskipun mempunyai keluarga berkecukupan dan terbilang memiliki investasi bisnis 40% di bidang properti di Indonesia, serta masih memiliki orang tua lengkap, Ziyad bahkan selalu menjadi siswa berprestasi dan idola di sekolahnya serta mendapatkan banyak kasih sayang dari banyak orang.
Hal tersebut tidak bisa menjadi tolak ukur kebahagiaan seseorang, jika kedua orang tua yang seharusnya mengayomi serta menjadi sumber limpahan curahan kasih sayang, lebih memilih untuk menyibukkan diri di luar rumah. Semua itu tidak akan berarti apa-apa, meskipun masalah finansial memang menjadi salah satu faktor kebahagiaan seseorang.
Apalah artinya sebuah materi jika tidak memiliki arti.
"Soal Nenek, gue ke sini justru gara-gara dia," sambung Ryuga.
Saat Ryuga berniat untuk menyalakan pemantik api untuk menyulut rokok yang sudah terjepit di antara dua jarinya. Ziyad segera merebut pemantik api tersebut. "Jangan ngelakuin hal bodoh, apalagi hal yang gak gue suka di depan gue!" Suara tegas Ziyad membuat Ryuga tersenyum tipis dan kembali menyimpan rokoknya di dalam saku.
"Haaah...."
Ryuga menoleh pada Ziyad. "Kenapa?"
"Udah gue bilang berapa kali, ya? Kalo kita memang tidak bisa memilih harus dilahirkan dari rahim wanita yang kita inginkan maupun dibesarkan dilingkungan yang kita harapkan. Semua itu udah ada yang ngatur. Meskipun kita berusaha menolak fakta itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin's [END]
Fiksi RemajaKarena tidak semua yang sama akan berakhir dengan sama juga. Layaknya kehidupan yang labil, memberikan setiap misteri didalamnya. Menanti para pemain untuk segera memainkan peranannya dalam kehidupan yang fana ini. Kenyataan bahwa jangan pernah mem...
![Twin's [END]](https://img.wattpad.com/cover/124216418-64-k475497.jpg)