Bagian 2 | Shanaya Keiko ✓

478 94 61
                                        

Sorry for typo
~ Happy reading ~

"Hal yang paling tidak aku sukai adalah manusia, karena manusia itu sangat pandai berbicara dan memanipulasi perasaan."
~Twin's

Menolak permintaan orang tua adalah sebuah black list dalam kehidupanku. Aku mencintai mereka layaknya mereka mencintaiku dengan tulus, maka saat orang tua ku—bahkan sampai memohon-mohon padaku—aku merasa tidak enak hati apabila tidak menuruti permintaan mereka untuk pindah sekolah.

Karena dari dulu, aku terbiasa homeschooling. Baru setelah satu tahun akan lulus tingkatan, aku akan bersekolah. Syukur-syukur kehidupan orang tua ku mencukupi untuk aku melakukan hal yang terbilang aneh ini. Sehingga tak jarang, kemampuanku dalam bersosialisasi menjadi kurang baik.

Karena persetujuan itu juga yang membuatku, kini berada dalam satu mobil bersama dengan orang tua ku dan kembaran ku, Naya.

Naya ini adalah adik kembar ku yang lahir lima belas menit setelah kelahiran ku. Sehingga saat kami sekolah, kami menjadi satu tingkatan yang sama. Mungkin karena perbedaan nasib yang mengharuskan kami berbeda kelas. Ini juga salah satu yang harus aku syukuri.

Aku memilih jurusan IPS karena menurutku, jurusan itu sangat cocok untuk membuatku belajar lebih banyak mengenal ilmu sosial, terutama sosialisasi. Bukannya aku tidak pandai dalam IPA atau tidak suka dengan matematika, hanya saja aku tidak mau bergabung dengan orang-orang ambius yang biasanya berada di jurusan IPA. Hal itu pasti akan sangat merepotkan.

Sekolah aja merepotkan apalagi berurusan dengan orang lain. Pikirku.

Di dalam mobil, kami hanya diam dalam situasi yang menurutku sangat awkward. Namun hal itu tidak aku pusingkan sama sekali. Aku lebih memilih untuk mendengarkan lagu lewat earphone yang terpasang di kedua sisi telinga dan melihat jalanan yang kami lewati.

Saat mobil kami sudah berada di pelataran sekolah, aku turun duluan dan meninggalkan Naya yang terus meneriaki namaku. "Shana! Tungguin dong, aku gak bisa ... huft ... jalan cepet-cepet ... huft ... kaya Kakak!"

Bukannya tidak mendengar suara Naya, bahkan aku saja dapat mendengar suara napasnya yang terengah-engah. Tapi rasanya sangat malas, jika harus dihadapkan dengan sikapnya yang sangat manja itu!

"Kak Shana ... tungguin ih!" Rengekan dari Naya tak membuat langkah ku terhenti. Justru hal itu membuat langkahnya semakin lebar untuk segera menghindar dari Naya.

Aku paling benci saat Naya menyerukan namaku dengan embelan kakak, ck!

Selama berjalan di koridor untuk mencari kelas yang akan aku gunakan untuk proses belajar mengajar, banyak tatapan menilai ke arah ku.

Mulai dari yang memicingkan mata, melongo, terbelalak dan lainnya. Hal itu semakin membuat aku mendengkus kesal.

Selalu saja seperti ini!

Salah satu dari siswi itu, menghampiri Shana dan menahan lengannya. Membuat langkah Shana terhenti dan menatap gadis itu dengan sebelah alis yang terangkat.

"Anu ... Kakak tuh, Kak ... Naya?"

"Bukan," kata Shana dengan singkat. Lalu saat hendak pergi, lengan itu kembali menahannya. Shana hanya bisa menghembuskan napas kasar.

Twin's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang