Bagian 32 | Elvan Bagaskara dan Ayu Kiyomi ✓

69 19 2
                                    

Sorry for typo
~Happy reading~

"Orang tua selalu benar, karena begitulah hakikatnya."
~Twin's

Shana tahu, mungkin ada pepatah yang mengatakan bahwa 'kesabaran itu tidak ada batasnya' tapi yang Shana lihat adalah Kiyo yang sudah menahan amarahnya, hingga membuat wajahnya, hingga sampai ke telinganya.

Bahkan sudah beberapa kali Shana mendengar suara gemeletuk dari gigi-giginya. Shana meringis saat mengingat bahwa Elvan sama sekali tidak pernah mengikuti beladiri apapun, setahu Shana begitu. Jadi, dia takut Kiyo melakukan hal yang kurang ajar pada ayahnya.

Penambah kekacauan ini adalah kalimat terakhir dari perempuan yang Shana ketahui adalah mamanya Kiyo yang berujar demikian, "Tenang Mas, anak kamu baik-baik kok. Dia udah tumbuh jadi laki-laki yang baik, setidaknya dia lebih baik daripada kamu, Mas," ujar mama Kiyo.

Lalu reaksi Elvan? Dia hanya terkekeh kecil. Tanpa tahu, bahwa salah satu meja yang berada di dekatnya sudah tegang dan terbakar oleh api emosi.

Kiyo yang awalnya tampak tegang, lalu tatapannya kembali menyorot tajam pada punggung Elvan. Sedangkan Shana, masih bungkam dengan pikiran yang mulai bercabang kemana-mana  tentang ayahnya yang melakukan perselingkuhan.

"Kalo yang lo pikirin, Bunda gue adalah selingkuhan Ayah lo, jangan berpikir terlalu jauh ke sana. Karena Bunda gue bukan orang rendahan seperti itu!" desis Kiyo.

Kiyo seperti dapat membaca pikiran Shana saja. Dia jadi cemas sekali. Pikirannya kalut, Shana menatap Kiyo dengan heran, keningnya bergelombang. "Jadi maksud lo, Mamah gue, yang selingkuh gitu?!" geram Shana saat melihat Kiyo mengedikan bahu.

"Bisa jadi," ucap Kiyo yang kelewat santai memicu emosi Shana memuncak.

Shana menggebrak meja, sehingga menimbulkan suara deguman yang membuat orang-orang mulai melirik ke arah mejanya. Shana sudah tidak peduli lagi dengan itu semua. Kiyo dan mulutnya itu harus Shana hentikan agar tidak berbicara lancang.

"Setidaknya tolong jangan fitnah orang sembarang ya!" hardik Shana. Dia menunjukkan jari telunjuknya ke depan wajah Kiyo.

Kiyo yang sepertinya tidak peduli dengan keadaan sekitar maupun keadaan emosi Shana, hanya tersenyum menyeringai. Tangannya dia masukan ke samping celananya dan berdiri di depan Shana dengan wajah angkuhnya.

"Seperti yang lo dengar tadi, setidaknya gue lebih baik daripada Ayah lo yang brengsek itu," bisik Kiyo yang tepat pada telinga kanan Shana.

Shana menggeram kesal. Dalam hati, Shana sangat ingin merobek-robek mulut Kiyo itu yang dia rasa sudah kurang ajar. Maka dengan emosi yang berada di atas ubun-ubun, Shana memberikan sebuah kepalan tangannya yang mengenai pipi sebelah kiri Kiyo.

BUGH!

Banyak pengunjung kafe yang mulai menjerit histeris, bahkan ada yang masih anteng, tanpa berniat melerai pertikaian Shana. Bodoamat! Shana sudah tidak peduli dengan imagenya.

"Itu cocok buat mulut lo yang perlu di sekolahin!" jerit Shana.

Kiyo mengelap sudut bibirnya yabyg sedikit sobek, lalu dia tersenyum miring pada Shana. "Puas lo?"

Ingin rasanya Shana memaki Kiyo dengan segala makian yang ada di dunia ini!

Apapun itu! Lupakan soal Kiyo yang baik hati dan membuatnya hampir saja luluh pada pesona orang yang bisa senaif Kiyo.

Meja mereka mulai dikerumuni oleh banyak orang-orang, bisik-bisik mulai terdengar di sana-sini. Hingga akhirnya ada sebuah lengan yang menarik lengan Shana dan Kiyo untuk keluar dari kafe. Mereka berdua sama-sama diam dan mengikuti langkah lebar dari Elvan yang menyeret mereka ke arah parkiran.

Twin's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang