OH | 1

13.4K 1K 18
                                    

Vote + komen + follow = langsung up chapter selanjutnya

"Apa tuan tidak ingin menemui putri bungsu tuan dirumah sakit?" tanya Min Ho, orang kepercayaan keluaran Kim.

"Apa aku harus menemui dia." balas Teddy.

"Itu hanya usul saya jika tuan tidak mau tidak apa."

"Aku akan menemui dia untuk terakhir kalinya dan setelah itu kau kirim bayi itu ke panti asuhan."

"B....baik tuan."

Entah Teddy sadari atas apa yang ia bicarakan pada Min Ho tadi. Tifany berjuang melahirkan putri kecil mereka sampai harus mengorbankan nyawa nya sendiri tapi apa yang dilakukan Teddy sekarang. Menyuruh Min Ho membawa bagi kecil itu ke panti asuhan, apakah ini balasan yang harus diterima Tifany setelah susah payah melahirkan putri nya itu.

"Appa mau pelgi kemana?" tanya Jisoo.

"Appa harus pergi kesana suatu tempat. Dimana kedua adik mu? appa tidak melihat nya darinya tadi."

"Chaeng sedang tidul dan Jennie tadi ke kamal mandi." jelas Jisoo.

"Jaga kedua adik mu dengan baik, appa pergi dulu."

Appaaaaaa

"Appa mau pelgi kemana? Jennie ikut."

"Tidak Jennie dirumah saja temani unnie mu dan chaeng."

"Tapi Jennie ingin ikut dengan appa." ucap Jennie disertai matanya yang sudah berkaca kaca.

"Baiklah. Jisoo appa pergi dulu jaga chaeng baik-baik."

Teddy, Jennie dan Min Ho pun segera menuju rumah sakit tapi sebelum mereka keluar dari pekarangan rumahnya mobil yang ditumpangi mereka dihadang oleh beberapa wartawan.

"Appa meleka kenapa?" tanya Jennie polos.

"Ada apa ini Min Ho?" tanya Teddy.

"Mereka ingin mengetahui keadaan keluarga tuan setelah kematian nona Tifany dan..."

"Dan apa?"

"Mereka ingin tahu tentang bayi kalian."

Teddy tidak menjawab ucapan Min Ho, ia hanya diam sambil memperhatikan para wartawan yang terus menghalangi mobilnya.

Setibanya di rumah sakit Teddy, Jennie dan Min Ho langsung memasuki rumah sakit tersebut dengan Jennie yang digendong oleh Teddy.

"Apa appa sakit? apa paman yang sakit?"

Teddy hanya menggelengkan kepala nya sedangkan Min Ho menjawab pertanyaan Jennie dengan lembut nya.

"Jennie kau tunggu di sini dulu bersama Min Ho."

"Tapi Jennie ingin ikut appa."

"Jangan buat appa marah Jennie."

Teddy pun langsung masuk kerja ruangan itu meninggalkan Jennie bersama Min Ho.

Teddy bisa melihat ada bayi kecil yang sedang tertidur lelap didampingi olah seorang dokter.

"Akhirnya kau datang tuan Kim, putri mu sudah membaik dari kemaren." ucap dokter itu.

Teddy pun menatap nanar pada bayi itu.

"Dia bukan putri ku."

"Maksud tuan apa, jelas jelas bayi ini adalah darah daging tuan dengan nyonya Kim."

"Jika benar dia putri ku maka dia tidak akan membuat istri ku pergi, dia bukan anak ku dia adalah bayi yang sudah membunuh istri ku."

Dokter itu pun kaget setelah mendegar apa yang baru saja keluar dari mulut seorang Kim Teddy. Selama ini Teddy dikenal dengan sosok yang sangat penyayang terutama pada anaknya.

"Setelah aku pergi dari sini, kau urus bayi ini dan aku sarankan agar kau membawa nya ke panti asuhan agar kau tidak terganggu dengan pekerja mu sebagai seorang dokter. Jangan sampai adalah yang tahu bahwa ditubuh anak itu mengalir darah ku."

"Tapi tuan bayi ini adalah anak mu."

"Jika kau tidak mau menuturi ku jangan salah kan aku jika karir mu di bidang kedokteran hancur."

"Jangan tuan, baiklah aku akan menuruti apa yang kau ucapkan."

Ceklekkk

Teddy pun langsung mengarahkan pandangan nya pada orang yang telah membuka pintu itu dan ternyata Jennie yang masuk lalu berlari ke arah nya dan Jennie sempat melihat bayi kecil itu.

"Apa dia adik Jennie appa?" tanya Jennie sambil mendekati bayi itu lalu memegang tangan mungil nya.

Bayi itu pun langsung bangun dari tidurnya dan tersenyum singkat pada Jennie, Jennie pun ikut tersenyum pada bagi itu.

"Tidak dia bukan adik mu, adik mu sudah meninggal bersama dengan eomma mu."

"Appa jangan bohong pada Jennie, paman bilang hanya eomma yang meninggal, dia pasti adik Jennie lihatlah wajahnya sangat mirip dengan wajah eomma."

"Tidak dia bukan adik mu, ayo kita pulang sekarang." ucap Teddy dan langsung membawa Jennie keluar dari ruangan itu.

Sedangkan bayi itu menangis saat Jennie melepas tangan nya dari tangan bayi itu.

"Kita pulang sekarang." ucap Teddy pada Min Ho.

"Tapi tuan diluar ada banyak wartawan yang menunggu kita."

"Biar aku yang mengurus nya."

Sebelum Teddy keluar dari rumah sakit itu, ia menggedong tubuh Jennie yang menangis saat ia mengatakan bayi itu bukan lah adik nya. Teddy menyuruh Min Ho melepas jas nya lalu dijadikan untuk menutup wajah Jennie yang sedang menangis.

Tuan bagaimana keadaan keluarga anda setelah kepergian nyonya Kim

Bagaimana dengan putri-putri anda

Apa mereke bisakah menerimanya

Apa jenis kelamin anak bungsu mu tuan

Kenapa kau belum mengenalkan anak bungsu mu pada media

Kenapa kau datang ke rumah sakit

Apa Jennie anak mu sakit

Tolong tuan Kim jawab pertanyaan kami

Teddy pun berhenti dan menarik panjang nafasnya lalu menjawab pertanyaan wartawan itu.

"Keadaan keluarga ku baik-baik saja dan putri-putri ku mencoba untuk menerima kenyataan pahit ini. Aku datang ke rumah sakit ini untuk mengobati anak ku yang sakit."

"Dan soal anak bungsu ku, ia ikut meninggal dengan istri ku dan hanya itu yang bisa kau sampaikan pada kalian."

Tidak hanya wartawan yang terkejut dengan pernyataan Teddy bahkan Min Ho pun ikut terkejut.

Wartawan itu pun memberi jalan pada Teddy untuk menuju mobilnya.

"Hiks... apa yang appa bilang pada meleka hiks... adik Jennie masih hidup hiks... Jennie ingin berltemu dengan adik Jennie hiks..."

"DIA BUKAN ADIK MU JENNIE, DIA BAYI YANG TELAH MEMBUNUH EOMMA MU, ADIK MU HANYA ROSE." bentak Teddy pada Jennie.

Jennie pun kaget setelah mendegar suara keras appa nya itu. Perlahan Jennie pun mendekat ke arah Min Ho lalu memeluk dan menangis di pelukan orang kepercayaan Teddy yang sudah dianggap oleh Jennie sebagai paman nya sendiri.

"Paman hiks... appa bohong kan hiks... adik Jennie masih hidup kan hiks..."

"Jangan menangis lagi nona." ucap Min Ho sambil memeluknya tubuh mungil Jennie.


Vote + komen + follow = langsung up chapter selanjutnya

Ini bagian yang author skip dulu dan semoga aja kalian masih setia baca cerita author ini.











Only Happines [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang