Happy Reading
Jangan lupa tinggalkan jejak!
"Hiks... eonnie hiks... Rose eonnie hiks..." tangis Lisa dipelukan Jennie.
Kini Jennie, Lisa dan pria yang telah menolong Rose itu sedang berada di depan salah satu ruangan rumah sakit. Tentu saja mereka menunggu Rose yang sedang ditangani oleh dokter.
Semenjak Rose tak sadarkan diri semenjak itu pula Lisa tidak berhenti menangis. Jujur Jennie juga ingin menangis tapi ia mencoba menahan nya, Jennie tidak ingin terlihat lemah dihadapan Lisa.
Sedangkan pria yang telah menolong Rose tadi berdiri tak jauh dari Jennie dan Lisa.
"Terimakasih sudah menolong adikku tuan." ucap Jennie sambil menatap pria itu.
Pria itu tersenyum ramah pada Jennie.
"Tidak perlu berterima kasih dan bisakah kau tidak memanggil ku dengan sebutan tuan? Aku rasa kita seumuran." ucap pria itu.
"Lalu aku harus memanggil mu dengan sebutan apa?" tanya Jennie.
"Kau bisa memanggilku Jimin, nama ku Park Jimin." ucap pria itu.
"Baiklah kalau begitu kau bisa memanggilku dengan sebutan Jennie karena nama ku Kim Jennie." ucap Jennie sambil tersenyum singkat.
Setelah percakapan singkat antara Jennie dan Jimin itu tidak ada lagi yang bicara hanya terdengar suara tangisan Lisa dilorong rumah sakit itu.
Jennie sudah berusaha untuk menenangkan Lisa tapi lisan terus menangis. Ya Lisa mengkhawatirkan keadaan eonnie nya.
Tak lama setelah itu dokter keluar sambil membawa sehelai kertas dan pena. Dokter itu menghampiri Jennie yang masih menenangkan Lisa.
"Nona harus tanda tangan disini karena kami membutuhkan izin anggota keluarga pasien untuk melakukan tindakan operasi."
"Operasi?" tanya Jennie.
"Adik nona harus segera melakukan operasi mengangkatan peluru yang tepat mengenai jantung nya." jelas dokter itu.
Jennie yang mendengar penjelasan dokter itu pun langsung menandatangani surat itu.
"Tolong selamatkan adikku." ucap Jennie memohon pada sang dokter.
"Kami akan melakukan yang terbaik nona." jawab dokter itu lalu kembali memasuki ruangan itu.
Lisa, ia semakin menangis saat mendengar perkataan dokter tadi.
"Lisa, eonnie mohon berhenti lah menangis. Eonnie tidak mau jantung Lisa kembali kambuh karena terlalu lama menangis." ucap Jennie sambil menghapus air mata adiknya itu.
Perlahan Lisa berhenti menangis, bukan karena perkataan Jennie melainkan karena jantung nya yang terasa sakit.
Jimin hanya bisa memperhatikan Jennie dan Lisa. Sejujur Jimin ingin bertanya apa yang terjadi sebenarnya tapi melihat kondisi yang tidak memungkinkan Jimin memilih untuk diam.
Selang beberapa saat suster keluar dari ruangan itu lalu mendekati Jennie, Lisa dgn Jimin.
"Apakah ada anggota keluarga pasien yang memiliki golongan darah yang sama sebab pasien kekurangan darah saat operasi?" tanya suster itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Happines [END]
Random[END] Sempat dipublis dengan judul "CHANGE" Alur masih sama dan ada beberapa part tambahan dari cerita sebelum nya. Hanya kebahagiaan Hanya itu yang aku inginkan dari dulu sampai sekarang dan kenapa begitu sulit bagiku untuk mendapatkan itu. Apa...