Chapter 4

53 3 0
                                    

'Penyesalan selalu berada diakhir, kalau penyesalan berada diawal itu namanya bunuh diri'

Gadis berambut sebahu dengan tinggi 165cm penyuka dunia fotografi itu saat ini sedang asik melamun dan belum ada tanda tanda ingin beranjak pulang kerumahnya.

Iya dia Adrianna Larasati atau yang kerap dipanggil anna, gadis itu masih menyelami dunia satu tahun lalu andai saja andai ia tak berbuat kesalahan fatal yang mengakibatkan arap meninggalkannya dan memilih pergi dari kehidupannya mungkin sampai saat ini hubunggannya akan berjalan dengan lancar.

................

*Flashback onn 1 tahun lalu*

Sosok lakilaki berwajah tampan dengan sebatang rokok terselip dijarinya saat ini tengah duduk disebuah kedai coffe. Siapa lagi kalau bukan sosok Arabic Alatas Fernando atau biasa dipanggil arap. Ia lagi duduk sendiri dikedai coffe menghilangkan penat selesai mendengarkan pelajaran matematika hari senin ini. Kenapa dia sendiri bukan bersama kekasihnya atau kedua temanya? Pertama tadi kekasihnya bilang ada acara peringatan hari kartini sampai sore tidak bisa menemaninya, dan kedua temannya ada latihan boxing yang wajib untuk dihadiri. Jadilah ia seorang diri di kedaicoffe seperti orang bodoh tak punya teman.

Hufttttt
Ia menghela nafas lelah dengan menyandarkan punggungnya disandaran kursi sambil melihat kesana kemari banyak orang berlalu lalang diluar kedai.

Seketika pandangannya terfokus pada dua manusia berbeda jenis yang baru saja turun dari sebuah motor metic kedua manusia itu tampak familiar dimata arap. Apalagi sang cewek yang saat ini masih memunggunginya ia jelass mengenal sangat mengenalnya. Ia mengedip ngedipkan matanya berulang kali mungkin ia salah lihat. 

Dan 'Blaaammmm'  bagai disambar petir ketika sang cewek berbalik dan berjalan berdua bersama entah siapa itu cowok sepertinya ia pernah dikenalkan dengan cowok itu tapi ia lupa. Siapa lagi cewek yang dimaksut arap kalau bukan sang kekasih Adrianna larasati cewe yang 6bulan ini sudah bertahta dihatinya dan dengan teganya dikhianati dengan jalan bersama cowok lain.

Ia segera bersembunyi dengan menutupi sebagian wajanya menggunkan todong hodie hitamnya. Ia mengeluarkan ponselnya dan
'cekrek'
Sebagai bukti ia memotret anna.

Dengan perasaan kesal ia berlalu meninggalkan kedaicoffe setelah membayar bill nya.

Tiba dirumah arap merebahkan tubuhnya diatas ranjang king size nya tanpa melepas sepatu dan seragamnya ia sudah benar benar muak dengan hari ini sudah datang ke kedai sendiri dan naasnya ia melihat pemandangan yang menjijikkan.

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, dan sore berganti malam, malam berganti pagi, pagi berganti siang dan begitu terus! namanya juga kehidupan thor hehe

Hari selasa sore saat ini arap mengajak anna untuk mencari udara segar sepulang sekolah. Dari tadi senyum anna tak pernah hilang dari wajahnya anna sungguh bahagia kelihatannya.

Mereka berdua pergi ke taman yang sepi akan pengunjung. Tiba di taman arap masih berbaik hati membelikan dua cup es krim meskipun emosinya ingin meledak ledak perihal kemarin.

"Nih" ujar arap memberikan es krim kesukaan anna dengan senyum yang dipaksakan

"Thanks bee" balas anna

"Kemarin acara sekolah pulang jam berapa"tanya arap

"Ya sorelah, waktu aku chat kamu itu aku sampai rumah"

"Emang kenapa sih tumbenan kamu tanya kek gitu biasanya juga bomat" sambung anna lagi

"Oh" arap hanya ber oh ria

ARABICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang