Gadis berambut hitam pekat sebahu itu saat ini sedang berada di kafetaria bersama sahabatnya, Ia memilih tempat paling ujung agar tidak terlalu menjadi pusat perhatian. Kali ini Anna datang ke kafetaria membawa alat pembidik ditangannya, Ia memang sangat hobi membidik sesuatu yang menurutnya bagus untuk diabadikan. Seperti hal nya saat ini, ditengah keramaian kafetaria Ia menyempatkan mengambil gambar sebagus mungkin. Sayang sekali Ia tidak bisa memiliki alat pembidik itu sendiri, kalo Anna ingin menyalurkan hobi nya, Ia harus pinjam ke Zoeya terlebih dahulu dan itupun bukan milik Zoeya sendiri melainkan milik abangnya. Jadi Ia tidak bisa sering sering untuk meminjam kamera yang ada ditangannya saat ini.
"Zo lihat bagus bukan?" Tanya Anna ke Zoeya yang saat ini sedang Asik memainkan game cacing
"Bentar Anna, jangan ajak gua bicara dulu ish, nanti kalah" Zoe menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel miring yang ada ditangannya.
Anna yang mendapati respon seperti itu dari sahabatnya hanya bisa mendengus kesal, Ia tau Zoe tidak akan bisa diajak bicara kalau sudah berada di kafetaria, kalau tidak bermain game andalannya, Zoe pasti akan sibuk dengan belanja belanja barang onnline.
Asik membidik kearah pintu masuk, Anna dikagetkan dengan objek yang baru saja hendak Ia tangkap. Ia segera menekan tombol shutter untuk menangkap objek yang baru saja dilihatnya. Saat Ia menurunkan kamera dari depan matanya, Ia langsung celingukan mencari objek yang tadi Ia bidik, 'bukankah tadi ada? Kenapa sekarang hanya ada Adam dan juga Arka' batin Anna dalam hati
Anna kembali melihat hasil yang tadi Ia ambil, dan benar saja disitu Ada Adam, Arka, dan juga Arap. Namun kemana pergi nya Arap sehingga yang ada hanya Adam dan Arka di tempat duduk tak jauh darinya iti.
Namun tak lama kemudian dari pintu masuk kafetaria, Ia melihat Arap berjalan dengan memakai T-shirt hitam dengan bawahan yang masih menggunakan seragam stm dan juga hodie hitam yang ada di tangan kirinya. Namun bukan itu yang menjadi perhatian Anna, melainkan cewek cantik dengan tinggi yang hanya sebahu Arap yang berjalan dibelankang Arap dengan tangannya yang bertautan dengan tangan Arap.
'Deg'
Jantung Anna berhenti berdetak saat melihat siapa yang berada dibalik punggung Arap. Itu Putri, ya itu Putri teman satu sekolahnya. Orang yang sangat berpengaruh disekolahannya. Jadi, dugaannya selama ini benar kalo mereka ada hubungan. Selama ini Ia hanya menduga duga, hingga tadi malam saat Ia bertengkar dengan Arap Ia kelepasan mengucapkan nama Putri untung saja Arap tidak begitu fokus tadi malam.
Jadi ini permainan yang dibuat seorang Arabic Alatas Fernando, pria yang tadi malam dengan entengnya meruntuhkan ego dan harga dirinya hanya untuk meminta maaf kepadanya dan berharap Ia kembali lagi kepelukannya, dan hari ini Anna melihat pria itu menggandeng cewek yang notaben beberapa minggu lalu Ia curigai.
Anna masih tak bisa mengalihkan pandangannya dari kedua manusia beda jenis kelamin itu. Hingga mereka duduk dengan memunggungi Anna. Anna dengan tangan bergetar mengangkat kamera nya untuk membidik moment yang sangat luar biasa ini. Meskipun tangannya bergetar namun Ia berusaha membuat hasil bidiknya terlihat fokus hanya satu objek.
"Anna tangan lo kok bergetar, lo kenapa?' Zoe bertanya sambil memegang tangan Anna yang sudah dibanjiri keringat dingin. Anna hanya tersenyum dan memperlihatkan hasi bidiknya ke arah Zoeya.
"Waaawww. Are you serious?" Zoe melongo dengan mata yang melebar dan mulut yang terbuka lebar. Sambil mengalihkan pandangannya menuju kearah meja yang lumayan jauh dati tempatnya duduk. Dan benar saja disitu terdapat tiga pria dan juga satu wanita.
Anna hanya mengedikan bahunya acuh, Dan mengalihkan pandangannya. Hatinya sangat hancur, namun Ia berusaha tetap tegar tidak mungkin kan Ia meledakkan emosinya ditempat umum seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARABIC
Teen FictionSaat ini kita seperti air dan minyak dituang didalam satu gelas yang sama. Siasia tidak akan bisa menyatu. Aku hidup dengan perasaan yang masih sama seperti dulu. Sedangkan kamu hidup dengan rasa benci yang baru -Adrianna Arah kita sudah berbeda an...