Setelah adu mulut dengan Reza, Arap memutuskan untuk memakan ketopraknya diruang tengah sambil menonton tayangan di televisi. Tak lupa Ia menyeret Anna untuk mengikutinya.
Ia benar benar akan mengutuk Reza kalo saja Ia melihat miliknya dipegang pegang lagi.
Miliknya? Ya Anna miliknya, meskipun belum ada kepastian dari mulut mereka berdua, namun Arap sudah mengklaim Anna sbagai miliknya.
Reza hanya menggeleng tak percaya melihat tingkah sepupunya yang kelewat gila itu. Lihat saja belum ada ikatan suami istri saja Anna tidak boleh dipegang barang seujung rambut pun. Apalagi sudah SAH mungkin Anna tidak akan diperbolehkan keluar rumah. Gila nya memang sudah stadium akhir.
Sampai di ruang tengah Anna mengambil duduk diatas sofa, sedangkan Arap memilih duduk dikarpet bawah.
"Makan Ann, lo belum sarapan kan tadi" Arap menyuruh Anna untuk memakan ketoprak yang saat ini masih setia bertengger diatas meja tanpa sedikitpun Anna sentuh.
"Nggak, gua lagi nggak laper tadi udah minum jus yang ada di kulkas lo hehe"
"Ck. Kenapa sih lo nggak pernah denger denger apa yang gua suruh" Arap berdecak kesal. Ia bangun dan menjatuhkan tubuhnya disamping Anna duduk. Arap mengambil sesendok dan menyuapkan kearah Anna. Namun Anna masih terlihat sangat enggan untuk membuka matanya.
Dengan berbagai bujukan, rayuan, dan juga siraman rohani Anna dapatkan. Sampai akhirnya Ia dengan terpaksa membuka mulutnya dan menerima suapan ketoprak dari sang empu.
"Gitu dong pinter" ujar Arap sambil menepuk nepuk puncak kepala Anna.
"Ishh, jangan diberantakin lah" Anna mencebik kesal sambil merapikan rambutnya.
"Kenapa sih Ann lo suka banget paha lo ter ekspos kek gitu, padahal isinya cuma tulang doang"
Arap berujar dengan mata yang tak teralihkan dari televisi. Yang diajak bicara hanya menghela nafas pelan, Anna tau Arap itu paling tidak suka kalo Ia berpakaian terbuka seperti ini. Namun mau gimana lagi, Ia nyaman dengan pakaian seperti ini.
"Ya suka aja nggak ribet ribet"
"Perasaan, gua nggak pernah liat lo pakek dress kek cewek pada umumnya" kali ini Arap berucap sambil melihat kearah Anna. Ia memperhatikan wajah gadis yang sudah berhasil memporak porandakan hatinya.
"Jijayyy banget gua pakek gituan anjirr" jawab Anna dengan bergidik ngeri.
"Oh iya lo kan setengah nya laki setengahnya cewek"
"Sialan lo ya" umpat Anna sambil meninju bahu Arap yang berada disampingnya.
Memang perkataan Arap barusan ada benarnya. Anna itu tidak seperti cewek lainnya, disaat semua gadis seusianya mempercantik diri dengan pakaian sefeminim mungkin, tapi berbeda dengan Anna, Ia terlihat sangat apa adanya, bahkan bisa dibilang semua baju nya rata rata warna putih dan hitam. Dan juga Ia tidak memiliki yang namanya dress barang satu pun. Ia akan terlihat seperti bencong pertigaan kalo Ia memakai dress. Entah kenapa Anna tidak bisa percaya diri kalau disuruh memakai dress. Ia lebih suka memakai kaos polos dan juga celana jeans. Juga satu lagi Anna paling tidak bisa kalo sudah disuruh untuk pakai high heels Ia lebih baik tidak pergi daripada harus disuruh memakai brang terkutuk itu menurut Anna.
"Mungkin emak lo dulu ngidam laki tapi keluarnya cewek, alhasil lo jadi barbar kek gini" celetuk Arap.
"Mungkin sih, gua juga rada geran ama diri gua rap"
"Mau bagaimana pun penampilan lo, gua tetep suka kok. Malah gua suka lo yang kek gini dari pada kek cewek cwek laen yang seusia kita tapi uda kek janda anak tiga haha"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARABIC
Teen FictionSaat ini kita seperti air dan minyak dituang didalam satu gelas yang sama. Siasia tidak akan bisa menyatu. Aku hidup dengan perasaan yang masih sama seperti dulu. Sedangkan kamu hidup dengan rasa benci yang baru -Adrianna Arah kita sudah berbeda an...