Chapter 6

32 3 0
                                    

'Jangan pernah buat aku terbang kalau akhirnya kamu juga yang menjatuhkan aku lagi'

........

"Apaan si, mau pulang gua" ujar anna tanpa mau melihat siapa yang ada didepannya

"Siapa yang suruh lu pulang pea" timpal arap dengan senyum yang menggoda. Ia tau wajah anna yang saat ini menunduk itu sudah merah merona seperti kepiting rebus.

'Cih dasar cewe malumalu tapi mau' batin arap

"Lu ngapain si kesini? Sirere sudah pulang dari tadi" ujar anna so polos padahal ia sudah tau dari reza kalau arap akan datang kesini. Ia kira sirere maupun arap hanya bercanda ternyata seriusan.

"Siapa juga yang jemput sireza gua mau jemput lu" jawab arap dengan entengnya.

"Buruan turun! parkirin lagi sepeda lu nanti biar gua suruh sireza ngambil buat taro rumah gua" sambung arap

"Heh dugong kalo ilang tanggung jawab lu ya" ujar anna sambil menodong wajah arap dengan jarinya

"Iya iya nanti gua beliin selusin kalo ilang" celetuk arap

"Yang anak sultan mah bebas" jawab anna sambil memotar bola matanya malas.

Anna dengan jantung yang berdegub kencang seperti habis mengikuti lari maraton tingkat dunia pun akhirnya memarkiran sepeda nya kembali. Ia berdoa dalam hati semoga setelah ini tidak ada bencana buruk yang menghampiri hatinya. Tetap baikbaik saja hati oke!

"Yaudah yuk" ajak anna saat ia sudah berdiri didepan arap.

Anna melihat wajah yang saat ini didepannya. Wajah yang masih sama seperti satu tahun lalu tidak ada yang berubah. Mata yang meneduhkan, alis tebal, bibir kissable dan rambut yang hitam tebal serta dua kancing kemeja teratas sudah terbuka dan memperlihatkan kaos hitamnya, satu lagi baju tidak pernah dimasukkan itulah ciri ciri seorang arabic alatas fernando dari dulu sampai sekarang!

Anna sangat merindukan posisi saling tatap seperti ini. 4 mata yang sudah lama tidak bertemu dan saat ini ia diberi kesempatan untuk kembali saling bertatap. saat ini mereka seperti sedang menyalurkan rasa rindu lewat kedua mata mereka. Mungkin hanya saja dan arap tidak.

"Ehhem" Arap berdehem membuyarkan keheningan

Anna yang sadar akan deheman arap pun mengalihkan pandangannya. Ia jadi salah tingkah sendiri, pasti saat ini wajahnya sudah seperti kepiting rebus.

"Mau kemana buk kita?" Tanya arap dengan nada yang dibuat seprti mamang gojek

"Apaan si. Terserah lu lah lu yang ngajakin" jawab anna

Anna masih mengontol degub jantungnya yang slalu seperti ini setiap kali berdekatan dengan arap.

"Kerumah gua aja kalau gitu hemat ongkos" ujar arap sambil terkekeh

'Tak'
"Dasar cowok pelit" balas anna sambil menjitak kepala arap

Dari berbagai tempat yang nyaman buat dijadiin tongkrongan kenapa arap slalu saja milih untuk singgah kerumahnya. Kalo ditanya kenapa ngga cari makan atau ngopi ngopi manja gitu pastilah jawaban nya seperti ini "kan dirumah gua juga bisa bikin kopi semau lu bisa ambil cemilan semau lu ngapain buang buang duit"

Arap itu tipe cowok yang sangat anti mengeluarkan uang kalau tidak penting. Bukan berarti dia pelit tapi kalau masih ada yang penting kenapa harus dihambur hamburin buat yang tidak penting itulah pedomannya kalau ia diajakin taruhan sama kedua sahabatnya atau sirere.

.........

Anna dan arap telah sampai didepan rumah megah yang bernuansa abuabu, rumah siapa lagi kalau bukan rumah keluarga Fernando, keluarga pengusaha yang terkenal dengan dermawan dan rendah hatinya. Anna melihat rumah didepannya rumah yang masih sama seperti satu tahun lalu waktu pertama kali ia menginjakkan kakinya disini dan terakhir kalinya sebelum ia putus hubungan dengan anak sulung keluarga Fernando. Dan sekarang ia kembali menginjakkan kakinya disini setelah sekian lama ia hanya bisa memandangi rumah ini dari balkon rumah budenya tapi sekarang ia benar benar menginjakkan kakinya disini.

ARABICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang