BRAKKK!
Seketika ketiga cowok itu tercengang melihat siapa yang datang
'Tamatlah sudah riwayat gua hari ini' batin arap dalam hati
Bu prita datang dengan wajah yang sungguh sangat mengerikan, ketiga cowok tersebut berdoa dalam hati semoga saja hujan badai datang dan membatalkan hukuman yang akan diterima mereka hari ini.
Bu prita berjalan perlahan kearah ketiga cowok itu sambil menggeleng nggelengkan kepalanya, terbukti sekali bu prita sudah sangat lelah mengurusi ketiga makhluk ini.
"ARAP ADAM ARKA IKUT SAYA SE-KA-RANG"
Bentakan bu prita cukup mengagetkan ketika makhluk itu.
Arap menghela nafas lelah, pastilah hari ini ia dan kedua sahabatnya akan bersahabat dengan hukuman dan juga mulut pedas bu prita.
"Anjing tu mak lambe turah tau aje kita disini" adam berbisik dengan suara yang sangat pelan.
Mereka bertiga beranjak mengikuti langkah bu prita, tebakan mereka kalo tidak menuju ruang BK yaa pastilah langsung ke tempat penghukuman dimulai.
"Kalian itu tidak capek setiap hari bikin ulah"
"Berangkat selalu telat, disekolah selalu bolos pelajaran kalau tidak juga pulang sebelum waktunya"
"Mau kalian itu apa sebenarnya"
"Kalau begini terus kalian bisa terancam tidak naik kelas"
"Atau kalian dikeluarkan"
"Perbaiki nilai kalian jangan hanya main main"
"Modal tampang tapi kelakauan NOL"
Selama perjalanan entah menuju kemana mulut bu prita tidak berhentinya memberi siraman rohani kepada ketiga cowok yang saat ini mengikuti langkah kaki bu prita.
"Kalo kita nggak nakal kerjaan bu prita ama pak somat ngapain?" Celetuk arap tanpa rasa takut
Adam dan arka hanya mengangguk anggukan kepalanya pertanda mereka menyetujui celetukan arap
"Heehh kamu tuan muda fernando berani ngebantah ucapan saya" ujar bu prita tajam.
"Ya selagi saya masih punya mulut ya saya bicara bu"
Ucapan arap membuat bu prita geram, memang dari ketiga cowok itu yang paling berani ialah arap. Meskipun salah tapi tak pernah mau disalahkan. Didunia ini yang arap takuti hanya tuhan-Nya dan kedua orangtuanya, entah kenapa meskipun bundanya tidak pernah membentak tapi ia slalu takut berhadapan dengan bundanya yang lemah lembut kalau ia berbuat salah, apalagi kalau tuan Adi Fernando sudah turun tangan pastilah arap akan kicep. Beberapa kali arap mendapat titah dari sang ayah untuk merubah perilaku juga perbaiki nilai tapi arap tak pernah menghiraukannya arap hanya hiyahiya saja tapi tak pernah dikerjakan.
Mereka Sampai didepan ruangan paling mengerikan ruangan paling ditakuti seluruh penjuru sekolah, tapi tidak untuk arap arka dan adam mereka malah betah berada didalam ruangan ini kana adem ada AC nya katanya juga sunyi tidak berisik seperti dikelas.
Sampai didalam mereka bertiga memilih duduk disofa panjang menunggu bu prita entah mengambil apa.
"Kalian lagi kalian lagi, buku besar sudah full nama kalian"
Ujar pria paruh baya bertubuh pendek dengan perut buncit seperti hamil 9bln
Wkwkw sa ae lu thorPak somat mengambil duduk didepan mereka disofa tunggal, menatap satu persatu anak didik nya yang kerap kali bikin kepala pusing tuju keliling lebay deh pak somat thor
KAMU SEDANG MEMBACA
ARABIC
Teen FictionSaat ini kita seperti air dan minyak dituang didalam satu gelas yang sama. Siasia tidak akan bisa menyatu. Aku hidup dengan perasaan yang masih sama seperti dulu. Sedangkan kamu hidup dengan rasa benci yang baru -Adrianna Arah kita sudah berbeda an...