Chapter 22

35 1 0
                                    

"Gua mau kita selesai"

Satu kata terlontar dari mulut seorang pria yang saat ini berada diatas motornya. Dengan helm yang ada dipelukannya, Ia memandang cewek yang masih melongo tak percaya dengan apa yang barusan di ucapkan

"Kamu bercanda kan?" Tanya Putri dengan nada yang masih shock.

"Nggak, gua serius"

"No No No, kamu nggak bisa ngambil keputusan sendiri tanpa persetujuan aku!" Putri berujar dengan mata yang sudah berkaca kaca.

"Gua rasa kita udah nggak cocok, lo baik put lo bisa dapetin cowok yang lebih baik dari gua!" Arap berucap sambil mengelus lengan Putri, kemudian Ia berpamitan untuk segera pergi. Karna memang Ia saat ini berada didepan rumah Putri mengantarnya pulang dari kafetaria.

Arap mengakhiri hubungannya dengan Putri bukan tanpa alasan, hanya saja Ia kurang cocok dengan kehidupan Putri yang terlalu mencolok. Ia lebih suka dengan cewek yang tampil sederhana, bukan yang kemana mana harus memakai barang branded itu bukan tipe nya sama sekali. Meskipun Putri juga bisa untuk diajak tampil sederhana, namun kembali lagi karna Putri sudah terbiasa berpenampilan mencolok jadi ada hati tak enak dari Arap untuk melarangnya ataupun merubahnya.

Dan Alasan kedua karna cewek konyol, cewek sederhana, cewek yang slalu bertingkah apa adanya siapa lagi kalau bukan Adrianna Larasati gadis dengan minim kewarasan tapi Ia sangat sulit mengenyahkan Anna dari pikirannya. Entah jambi jambi apa yang Anna kasih, namun Anna  slalu melayang layang dipikirannya. Katakan saja Ia lebay tapi memang itulah faktanya. Ia akan menjadi bucin tingkat Naudzubillah kalau sudah berhadapan dengan Adrianna Larasati.

30 menit sudah Ia sampai rumahnya, Ia melepaskan helm full face nya dan turun dari motornya. Setiba di depan pintu rumah Ia mengernyitkan dahinya karna terheran dengan Pintunya yang tidak terkunci dan juga rumahnya yang nampak terang, apakah bundanya ada pulang lagi? Tapi itu tidak mungkin karna baru saja kemarin bundanya mengunjungi rumah. Atau mungkin pelayan nya, itu juga bukan opsi yang benar karna pelayan dirumah nya Pergi dari rumah jam tiga setelah membuatkannya makan malam. Namun ini sudah mau memasuki waktu maghrib. Ah, mungkin saja pelayannya yang belum pulang jadi Ia tidak mau ambil pusing.

"MBAK MBAK" Arap berteriak memanggil pelayannya yang biasanya disapa dengan Mbak inah. Namun nihil rumah tampak sepi tak ada suara sama sekali.

Ia menaiki tangga atas menuju kamarnya, sampai dikamarnya Ia juga dikagetkan dengan lampu dam juga televisi nya yang menyala. Sungguh hal ini membuatnya sedikit merinding. Apakah ada setan dan kawan kawannya atau makhluk spesies yang lainnya? Ia segera melepas sepatunya, baru saja Ia akan beranjak ke tempat rak sepatu Ia dikagetkan dengan suara lain.

'Ceklek'

Suara pintu kamar mandi terbuka menampilkan sosok cowok dengan muka yang lebih segar, kentara saja cowok itu baru selesai mandi dikamar mandinya, Reza hanya menyengir tak berdosa saat Arap memandangnya dengan garang.

"Ngapain lo mandi disini?" Tanya Arap cuek

"Kamar mandi gua Airnya nggak bisa keluar, belum di benerin" Reza menjawab sambil membuka lemari pakaian Arap

"Ngapain juga lo buka buka lemari gua"

"Pinjam baju hehe" jawab nya sambil cengengesan

"Gua males pulang itu baju tadi udah seharian kan bauk, jadi sekalian nanti nitip nyuci" ujar Reza dengan entengnya dan masih sibuk ongkrah ongkrah lemari baju Arap.

"Sialan! Emang gua pembantu lo"

"Udahh pulang sono ngga ada pinjam pinjam baju" Ujar Arap sambil mendorong Reza keluar dari kamarnya.

ARABICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang