"Kok berhenti?"
Cewek yang berada di belakang jok motor sport milik Arap itu bertanya saat merasakan motor yang ditumpanginya berhenti di depan penjual kerak telur.
"Iya kita makan disini dulu"
"Siaapp boskuh"
Mereka pun menghampiri meja untuk menunggu pesanan merek datang. Sambil menunggu untuk menghilangkan kejenuhan Arap memandang cewek yang ada didepannya, Cantik satu kata saat Ia melihat cewek yang ada didepannya. Dengan lesung pipit yang berada disebelah kiri pipi chuby nya dengan bulu mata lentik dan bibir mungil sungguh membuat para seorang Putri menjadi sangat luarbiasa.
Asik memandangi Putri yang sedang menscroll layar ponselnya Ia dikagetkan dengan tepukan dipundaknya dan suara yang sangat familiar baginya.
"Woy"
"Anjirrrr" umpat Arap sambil berbalik melihat siapa yang mengagetkannya
"Woaahhh Bang Varo" Ujar Arap dengan senyum yang merekah
Ia segera berdiri dan berablik berpelukan ala ala seorang cowok.
"Lo kemana aja bang?" Tanya Arap
"Gua ya diatas bumi lah" canda Varo
"Mas pesanannya sudah siap" Suara mamang penjual kerak telur memisahkan percakapan antar Arap dan Varo.
"Kok lo duluan sih bang kan yang disini duluan gua" gerutu Arap
"Gua uda pesen daritadi tapi gua tinggal ke minimarket depan" jawab Varo sambil tersenyum simpul
"Gua duluan ya. Lain kali kita ngobrol lagi Anna lagi nungguin gua dirumahnya"
'Deg'
"Heyyy gua duluan" lanjut Varo berpamitan
"Ah- Iya bang hatihati. See you next time"
Mendengar nama itu disebut oleh lakilaki lain. Ada secuil perasaan tidak rela dibenak Arap. Ia sedikit tidak rela ada lakilaki yang menggantikan posisinya di hati Anna. Egoiskah kalau dia berpikiran seperti itu? Namun seorang Arabic Alatas Fernando memanglah orang yang akan mendapatkan apa yang dia mau.
Ia lupa kalo saat ini Ia membawa Putri ke pedagang kerak telur yang biasa Ia singgahi bersama Anna. Kenapa sekarang Ia jadi slalu teringat dengan cewek itu. Yang menyinyiain kan dirinya kenapa jadi dirinya sejarang yang tidak teguh pendirian.
"Heyy kenapa melamun?" Putri menegurnya, kala mendapatinya sedang melamun.
"Ha? Enggak." Alibi Arap sambil mengalihkan pandangannya kesana kemari.
"Mas mau dibungkus apa makan sini?" Tanya mamang penjual kerak telur.
"Bungkus aja dua bang" jawab Arap.
Yang tadinya Ia ingin menikmati makan disini, mood nya jadi hancur seketika.
..............
Cowok berjaket denim itu baru saja sampai didepan rumah minimalis yang samgat sederhana. Namun terlihat indah karna rumah itu begitu terawat. Varo memarkirkan motornya dihalaman rumah itu. Ia membawa bingkisan untuk berkunjung kerumah ini.
Sudah lama sekali Ia tidak menginjakkan kakinya disini, apakah Ibu nya Anna masih mengenalinya atau sudah lupa kepadanya. Tapi Ia tetap berppstif thinking untuk masuk rumah didepannya ini, semoga saja Ia masih diperlakukan dengan baik seperti dulu saat Ia masih sering main kesini.
'Tok tok tok'
"Assalamu'alaikum" Varo mengucapkan salam sambil mengetuk pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARABIC
Teen FictionSaat ini kita seperti air dan minyak dituang didalam satu gelas yang sama. Siasia tidak akan bisa menyatu. Aku hidup dengan perasaan yang masih sama seperti dulu. Sedangkan kamu hidup dengan rasa benci yang baru -Adrianna Arah kita sudah berbeda an...