11. Another Day, Another Chance

7.3K 991 35
                                    

Another day, another chance for me to drink.

Gue masih belum bisa menghilangkan kebiasaan gue untuk minum. Karena kalau yang udah menjadi kebiasaan, akan sulit untuk diubahnya. Bahkan, mami dan kakak-kakak gue udah angkat tangan dalam melarang gue untuk pergi ke klub malam kalau alasannya hanya untuk minum.

- Flashback On -

"Savarna! Bisa gak sih kamu berhenti minum?!" Suara Kak Diya tinggi, gue tau dia marah sama gue. Tapi kalau marah nanti juga reda lagi kan? Ya udah.

"Gak bisa." Gue menjawabnya dengan nada yang begitu menyebalkan.

"Savarna. Kamu kalau stress jangan minum-minum gitu lah." Kali ini Kak Dean yang ngomong ke gue.

"Terus ngapain?"

"Refreshing kek atau ngapain."

"Ke klub malam buatky refreshing."

"Ya tapi gak minum sampe kamu mabuk hilang kendali!" Kali ini nada bicara di akhir kalimatnya agak tinggi. "Berhenti minum!"

"Gak mau ih apaan sih Kak Dean?!"

"Kalau kamu gak mau berhenti minum, liatin aja."

"Ya udah santai. Hidup, hidup aku kok. Kok malah Kak Dean yang repot?!"

"Kamu adik aku! Anak kesayangannya mami sama papi!"

"Halah kesayangan dari Hongkong, sering disalahin sama mereka kok malah disebut anak kesayangan."

"SAVARNA!" Kak Diya menatap gue dengan amarah yang udah di ujung tanduk. Gue benar-benar mengetes kesabaran mereka berdua. "Terserah! Kamu mau minum sampe mabuk juga bodo amat! Aku sama Dean udah ngingetin kamu ya!"

"Ya udah."

Kak Dean menghela nafasnya kasar, "kamu tuh keras kepala banget anaknya. Udah lah aku capek."

"Ya udah gak usah urusin aku, gampang."

- Flashback Off -

But man, gue butuh minum untuk menenangkan pikiran gue.

Pertemuan terakhir gue dengan Jeffrey kapan ya? Udah lama banget. Terakhir ketemu ya pas dia ke rumah gue, nganterin gue pulang sekaligus makan malam. Setelah itu kita gak pernah bertatap muka lagi. Paling gue liat dia kalau dia di TV dan dalam acara kenegaraan. Kalau sekadar bertemu saat waktu santai gak pernah. Gue juga gak berharap mau bertemu dia lagi.

Dance floor yang terdapat di tengah-tengah klub malam dan tepat berada di depan meja DJ begitu menarik sehingga tanpa sadar gue menuju ke tempat itu untuk menari.

"Mba, cantik banget." Kata suara berat milik entah siapa yang berbisik di telinga gue di tengah-tengah ramainya dance floor. Tangannya mulai memeluk pinggang gue dari belakang dan mendekatkan tubuh gue ke tubuhnya. "Udah ada yang punya?" Tanyanya lagi.

Gue hanya menggeleng. Membiarkan tangannya terus menahan gue agar gak pergi.

Alkohol yang berada di dalam tubuh gue hampir sepenuhnya mengambil alih tubuh gue. Tapi, masih ada bagian dalam diri gue yang belum terkena pengaruh alkohol.

Bug

Dan terjadi lagi.

Lelaki yang tadinya merangkup pinggang gue, tangannya lepas begitu aja saat gue menyadari ada orang yang menonjoknya sampai jatuh tersungkur di lantai. Hal tersebut tentu mendapatkan banyak perhatian dari orang-orang sekitar yang sedang sama-sama menari di atas dance floor.

Miss Americana | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang