"Sav." Panggil Jeffrey.
"Hm?" Jawab gue yang sibuk memainkan kuku-kuku gue.
"Saya udah liat beritanya..."
Kepala gue mendongkak, "oke. Terus?"
"Kamu... kamu gak mau klarifikasi? Maksudnya itu beritanya bohongan semua gitu loh. Kalau publik ngeliat kamu negatif gimana? Saya gak mau."
"Ya biarin aja." Jawab gue dengan bodo amatnya, lalu kembali memainkan kuku-kuku gue.
"Kamu bakal ngebiarin orang-orang ini mandang kamu negatif?"
"Iya, biarin aja. Lagian mereka pasti bakal percaya ke hal-hal yang ingin mereka percayai."
"Sav, ini tuh beritanya gak banget loh. Saya tau kamu balik modeling lagi karena kamu ingin, bukan untuk ngejar popularitas."
"Biarin aja Jef. Gak akan ngerugiin saya juga."
"Even when people saw you negatively?"
"Hm."
"Seriously?????"
Gue membenarkan posisi duduk. Menegakan badan, kemudian melihat ke arah Jeffrey.
"Jef." Panggil gue.
"Kenapa?" Tatapan matanya kayak gak tega ada berita yang menceritakan tentang gue kayak gitu.
"Kamu kan diplomat. Waktu kamu kuliah, kamu belajar tentang media atau nggak?"
"Iya, saya belajar tentang media, jurnalistik, dan lain-lain."
Gue mengangguk, "kamu berarti tau kan kalau media ngeberitain acara, berita itu gak sepenuhnya bener? Ada media yang mereka olah datanya dan mereka rekayasa untuk mendapatkan perhatian publik."
"Tau..."
"Nah, media yang ngeberitain berita kayak gitu, itu media yang jelek. Media yang gak reliable. Contohnya ya kayak berita-berita yang kamu baca di internet. Apalagi media khusus gosip, jangan percaya deh sama berita kayak gituan. Berita murah itu mah."
"Tapi..."
"Saya gak setahun dua tahun ada di dunia entertain kayak gini, Jef. Saya tau gimana peran media dan reaksi apa yang akan dihasilkan masyarakat karena berita tersebut. Media tuh punya kekuatan untuk menyetir publik, untuk menciptakan asumsi, dan untuk membut publik beropini seperti apa yang media itu inginkan. Jadi basically, media udah punya naskahnya sendiri untuk membentuk opini publik."
Jeffrey masih terus memperhatikan gue berbicara.
"Jadi untuk saya, gak usah pake acara klarifikasi kalau emang berita itu salah. Lagian gak ada gunanya juga deh saya klarifikasi? Yang ada malah bikin publik berasumsi yang nggak-nggak. Jadi ya biarin aja mau mereka mikir gimana juga." Kemudian gue mengambil nafas dulu sebentar sebelum menambahkan perkataan gue. "Selain itu, kalau saya mau pake acara-acara klarifikasi gitu, harus dapet izin dari publicist dan agensi, gak bisa bergerak sendiri aja." Tambah gue.
Jeffrey hanya mengangguk mengerti, tapi tatapan matanya masih menunjukan kalau dia gak tega ada media yang membuat berita-berita negatif tentang gue.
Pas banget setelah gue selesai bicara, ada pelayan yang mengantarkan pesanan gue dan Jeffrey.
"Ini ya Mas Jef, pesenannya. Selamat menikmati." Ujarnya sambil menaruh pesenan Jeffrey di depannya. "Ini punya Mba Savarna. Selamat menikmati mba." Ujarnya ke gue ramah, lalu tersenyum setelahnya.
Seperti coffee shop pada umumnya, minuman yang disajikan disini di taruh di dalam cup yang bisa di bawa pergi. Ada pula tulisan-tulisan seperti quotes yang tertera di cup-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Americana | Jung Jaehyun
Fanfiction[COMPLETED] "She's a bad bad girl and you should know that." Start 15/09/2019 Finish 13/03/2020 #533 fanfiction 19/12/19 Copyright © 2019 by peachandpeony