41. Random Talk

5.6K 812 211
                                    

"Pacarnya Jef." Panggil Jeffrey. Dia beneran bakal manggil gue dengan sebutan itu?

"Hm?"

"Pacaranya Jef mau kemana habis ini?"

Gue sendiri bingung. Gue pengen pergi sama Jeffrey, tapi gue gak mau keliatan publik. First day dating gituloh, masa gak mau pergi-pergi?

"Pengen pergi..."

"Ke?"

"Pengen jalan-jalan aja. Cuma kalau jalan di kerumunan kan gak bisa. Aku belum boleh keliatan berkeliaran dulu di publik. Apalagi kalau jalan-jalannya sama laki-laki yang lagi terlibat skandal sama aku..."

"Bukan skandal lagi. Kita kan emang beneran pacaran sekarang." Jeffrey tersenyum manis. "Tapi kata aku," kata Jeffrey lalu berhenti sebentar, mencoba merangkai kata-kata yang pas untuk dikatakan, "mending kita jalanin hubungan kita private aja dulu. Ya? Kalau kita umumin hubungan kita, bisa berakibat buruk ke kamunya."

Emang Jeffrey penuh perhatian... dan perhitungan.

"Tapi kalau nanti waktunya kita ngumumin ke publik gimana?" Tanya gue ke Jeffrey.

Tiba-tiba gue teringat akan kejadian dimana gue dan dan Johnny memutuskan untuk mempublikasikan hubungan gue sama Johnny. Tapi alih-alih mendapatkan dukungan, yang gue dapatkan justru ancaman mati yang gak kunjung berhenti.

Kejadian itu membuat terisak kembali.

"Loh, pacarnya Jef? Kenapa?" Sabuk pengaman belum gue ataupun Jeffrey pakai. Jadi dengan mudahnya Jeffrey menarik gue kembali ke dalam pelukannya.

"Jef aku takut." Ini pertama kalinya setelah sekian lama gue mengatakan perasaan gue, menyatakan kalau gue takut dengan kenyataan yang akan terjadi.

"Takut kenapa?"

Setelah berpikir lama, berpikir apakah sebaiknya gue menceritakannya ke Jeffrey atau gak, akhirnya gue menceritakannya ke Jeffrey.

Gue mengambil nafas dan membuangnya perlahan, "aku pernah dapet ancaman mati." Ucap gue. Berpikir akan hal itu membuat bulu kuduk gue merinding. Gak kebayang kalau gue mendapatkan ancama mati lagi seandainya gue mempublikasikan hubungan gue dengan Jeffrey.

"Karena?"

"Karena ngepublikasiin hubungan aku sama Johnny." Gue menangis lagi. "Aku takut Jef."

Jeffrey terus-terusan mengelus kepala gue. "Tenang. Dia tokoh masyarakat, aku kan bukan. Aku punya fans aja nggak. Jadi kamu jangan khawatir. As long as you're with me, you're safe."

"Kalau seandainya aku dapet ancaman lagi, gimana?"

"Hmm... nanti kita cari jalan keluarnya bareng-bareng. Sekarang jangan mikirin itu dulu, we're a new couple. We should've celebrate it." Ucapnya berusaha menenangkan sambil menyeka air mata gue.

Udah agak tenang gue sekarang.

"Kita mau kemana? Rumah kamu? Apartemen aku? Rumah Dean? Atau kemana?" Tanya Jeffrey.

"Rumah aku aja. Aku mau pulang."

"Grocery shop yuk? Kamu udah pernah aku masakin belum?"

"Paling pas sarapan?"

"Itu mah bukan aku masakin. Aku masakin buat makan malem aja ya? Kita belanja dulu. Aku tau supermarket yang lumayan sepi dimana."

"Jadi kita sekarang grocery shop?" Tanya gue untuk memastikan.

"Iya. Mau kan?"

Gue hanya mengangguk. Jangan salah, belanja keperluan itu asik buat gue, kayak, seru aja gitu ngambil-ngambilin barang dari rak terus dimasukin ke dalem troli belanjaan.

Miss Americana | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang