Karena perut gue makin sakit tiap detiknya, akhirnya gue pun dilarikan ke UGD. Setelah menjalani pemeriksaan, penyebab gue sakit perut adalah karena gue minum banyak alkohol sewaktu di klub dan gak makan apa-apa dulu sebelumnya. Sekalinya makan, langsung dihajar sama ramen pedes. Ya berantem lah itu ramen sama alkohol di dalem perut.
"Mba Savarna jangan minum alkohol dan makan yang pedes-pedes dulu untuk seminggu ke depan. Pola makannya dijaga ya mba." Kata dokter yang bertugas di jam 4 subuh ini.
"Iya dok." Jawab gue.
"Baik kalau gitu saya permisi dulu mba, mas." Sambil melemparkan senyum ke kita berdua.
"Baik, terima kasih dokter." Kata Jeffrey dengan ramah. Yeu giliran ke gue nggak.
Bener kan. Begitu dokter sama susternya pergi, mukanya Jeffrey langsung kusut lagi.
"Kamu tuh ngapain sih minum alkohol terus makan ramen pedes? Sengaja mau ngerusak perut kamu? Lagian, udah malem bukannya tidur malah pergi ke klub." Gue kayak diomelin Kak Dean. Apa selama ini Jeffrey gaul bareng Kak Dean makanya jadi ngomel terus?
"Maaf."
"Terus kenapa sebelumnya gak makan dulu? Kamu mau bikin orang khawatir lagi sama kamu? Jaga diri kamu sendiri dong Savarna." Bener-bener cara ngomongnya memberitahu gue kalau dia masih marah. "Mana minuman yang kamu konsumsi kadar alkoholnya tinggi. Sengaja? Kamu marah sama aku karena aku gak bales chat kamu sama angkat telfon kamu? Marahnya ya ke aku, jangan ngerusak perut kamu sendiri."
Udah mau hampir seminggu—udah mau dua minggu deng Jeffrey gak bales chat gue atau pun angkat panggilan telfon gue. Terus gue sakit perut gara-gara bodohnya gue minum yang kadar alkoholnya tinggi terus langsung makan makanan pedes, sekarang sekalinya ketemu lagi sama Jeffrey gue malah diomelin.
"Hhh Sav kamu tuh gak bisa apa ngejaga diri kamu sendiri disaat aku gak sama kamu?" Jeffrey mendesah kesal. "Aku jadi khawatir untuk ninggalin kamu lagi kalau kayak gini."
Gue cuma mainin ujung selimut rumah sakit. Mau natap dia aja rasanya gak bisa.
"Jangan cemberut." Katanya.
Ya gue makin cemberut terus ngeliat ke dia dengan tatapan kesal. Pengennya kalau lagi sakit kan disayang-sayang ya bukannya diomelin. Lah ini gue malah diomelin. Terus aja Jef terus salahin, omelin, huuu. Gak mempan kayaknya untuk bikin Jeffrey luluh lagi disaat gue lagi sakit begini.
"Mau makan gak?" Tanyanya dengan kedua tangan yang melipat di depan dadanya.
Kini Jeffrey tengah duduk di kursi yang disediakan rumah sakit yang ditaruh tepat disebelah ranjang pasien.
"Udah makan ramen instan."
"Bukan makanan itu. Yang ada ramen instan itu racun untuk ngerusak tubuh kamu sendiri kalau kamu emang udah gak sayang sama diri kamu sendiri. Aku gak mau ya kamu makan makanan instan kayak gitu. Gak sehat untuk tubuh. Kamu gak tau apa kalau ramen instan gitu mengandung MSG, TBHQ alias tert-Butylhydroquinone, sama sodium yang tinggi yang bisa memicu penyakit hati, kanker perut, bahkan sindrom metabolik? Hm? Aku gak mau kamu sakit." Jelasnya panjang lebar.
"Ya maaf..."
"Bukan ya maaf ya maaf, pikirin kondisi kesehatan kamu. Aku gak mau punya pacar bahkan calonku yang penyakitan dan nerapin hidup gak sehat. Nanti kalau anak-anak aku dikasih makanan kayak gitu juga gimana? Aku gak mau."
Walaupun mukanya keliatan serius banget, tapi dia berhasil bikin gue deg-degan. Dia barusan bilang calonnya cuy calonnya! Dia bener-bener mau serius ya sama gue?!
"Jangan diem aja, jawab."
"Ih galak banget sih." Lalu memalingkan muka dari Jeffrey. Gue malingin muka soalnya gue tau pipi gue merah sekarang akibat perkataan sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Americana | Jung Jaehyun
Fanfiction[COMPLETED] "She's a bad bad girl and you should know that." Start 15/09/2019 Finish 13/03/2020 #533 fanfiction 19/12/19 Copyright © 2019 by peachandpeony