20. I Don't Make Promises

5.3K 823 76
                                    

"Sa...varna?" Ekspresinya Jeffrey begitu bingung, ekspresi wajahnya menggambarkan demikian.

Tapi gue juga sama bingungnya, kok dia bisa ada disini? Apa ini semua kebetulan? Apa ternyata Tante Sara dan Om Eric tau siapa gue sebenarnya? Atau gimana? Gue heran. Baru seminggu gue disini, masa udah ketemu sama Jeffrey lagi?

"Kamu kenal Savarna, Jef?" Tanya Tante Sara yang juga heran dengan situasi saat ini.

"Kenal bun." Ucapnya datar. Kemudian Jeffrey berjalan menuju ke arah gue, mengambil alih kantung belanjaan yang gue pegang, kemudian menaruhnya di atas lantai sedikit agak kasar. Kemudian dia menarik tangan gue dan menuntun gue ke halaman belakang yang menghadap ke danau.

Gak sampe situ. Jeffrey terus menarik tangan gue sampai sekiranya letak kita udah agak jauh dari rumahnya Tante Sara dan Om Eric.

Karena Jeffrey gak kunjung melepaskan tangan gue, gue menarik paksa tangan kanan gue dari genggamannya yang erat.

"Semua orang khawatir sama kamu, Savarna!" Ada rasa frustasi kalau gue dengar dari cara Jeffrey mengatakan kalimatnya barusan. "Mereka pikir sesuatu terjadi sama kamu! Apalagi Kak Dean yang paling khawatir! Karena kamu bilangnya saat itu kamu mau ke Praha juga kayak Kak Dean!" Tambahnya dengan intonasi bicara yang tinggi.

"Terus ternyata selama ini kamu ada disini?! Mami kamu nelfonin saya sampe nangis-nangis tau nggak?! Papi kamu juga sama khawatirnya! Mereka takut anak bungsunya kenapa-napa!" Lanjutnya.

Gue menatap Jeffrey dengan penuh rasa marah. Iya marah karena gue sama sekali gak berharap untuk bertemu dia disini. Selama seminggu terakhir, hidup gue tenang banget. Tapi kenapa Jeffrey harus datang lagi seminggu kemudian? Kenapa gak nanti aja gitu H-1 sebelum gue balik lagi ke New York?! Kenapa?!

"Kamu tau? Saya sampe ambil libur karena saya mau ngebantu keluarga kamu untuk cari kamu di New York. Dean dan Diya bahkan rela balik ke New York setelah denger kabar kamu menghilang! Ternyata kamu disini dan asik dengan hidup kamu disini tanpa memikirkan gimana reaksi keluarga kamu setelah mereka tau kamu menghilang. Kamu terlalu kekanak-kanakan, Savarna."

"I'm not!" Gue membela diri. "Saya gak kekanak-kanakan!"

"Terus kalau bukan kekanak-kanakan apa? Jelas kamu kabur dari masalah kamu kan? Kamu gak siap untuk menghadapi realita makanya kamu kabur dan memilih untuk mengasingkan diri. Iya kan?"

Jeffrey keliataannya begitu frustasi setelah melihat gue. Kedua tangannya dia letakan di pinggangnya, kemudian membuang nafasnya secara kasar berulang kali.

"Pulang ke New York." Titahnya.

"Gak." Gue langsung menolak. Siapa dia untuk nyuruh gue pulang.

"Keluarga kamu khawatir."

"Tau."

"Kamu gak kasian sama mereka?"

Gue diam.

Gue kasian. Cuma untuk saat ini gue belum bisa kembali dan melihat mereka. Dada gue sesak rasanya. Gue masih butuh waktu untuk bernafas.

"Mami kamu kasian. Pulang."

"Gak, Jeffrey."

"Kamu kenapa batu banget sih di kasih tau?!"

"Kamu kenapa nyuruh-nyuruh saya pulang?!"

"Keluarga kamu khawatir sama kamu Savarna! Bahkan papi kamu hampir ngehubungin FBI dan CIA untuk nyari kamu! Tapi saya tahan dulu karena saya punya perasaan kalau kamu gak menghilang—tapi kamu mengasingkan diri entah kemana yang sekiranya keluarga kamu gak akan mengira. Teryata kamu ada di Port Fairy dengan orang tua saya."

Miss Americana | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang