4. Siblings

10.3K 1.2K 85
                                    

Hati gue hancur. Hancur banget mengetahui Johnny selama ini bermain di belakang gue. Gue gak tau hal apa yang menyebabkan dia akhirnya sampai bermain belakang kayak gitu.

Gue bilang ke Rie kalau gue sedih dan sakit hati banget, gue gak bisa menangis. Hal itu tentu benar, soalnya selama beberapa hari ini, gue hanya mendapati diri gue diam di kamar tanpa melakukan aktivitas apapun. Yang gue lakukan antara lagi hanya diam dan tiduran di atas kasur sambil menatap langit-langit. Atau duduk di sofa yang letaknya bersebelahan dengan jendela di kamar gue, melihat pemandangan di luar rumah yang menunjukan kota Seoul.

"Sav, let's go for dinner." Ajak Kak Dean.

Dean Sinclair, kakak gue yang pertama. Perbedaan umur gue dengan Kak Dean gak jauh-jauh banget, hanya 5 tahun. Kalau sekarang gue berumur 25 tahun, Kak Dean berumur 30 tahun. Kalau diliat dari tampangnya, mukanya ini sama sekali gak terlihat kalau dia udah berkepala tiga. Emang gen dalam keluarga gue kayak gini semua sih, awet muda muka-mukanya, gak boros hehe.

"Males."

"Ayo lah, kamu dari kemarin-kemarin kerjaannya cuma rebahan atau gak duduk disitu sambil ngeliat ke pemandangan di luar kamar kamu."

Belum juga gue membalas perkataannya Kak Dean, kamar gue udah dimasuki oleh kakak gue yang kedua. Hadiya Sinclair. Panggil aja namanya Diya. Kak Diya.

"Ayo! Udah siap belum?" Kata Kak Diya begitu memasuki kamar gue dan berdiri disebelahnya Kak Dean.

Kak Dean maupun Kak Diya udah menikah sekarang, istrinya Kak Dean lagi hamil anak kedua, sementara Kak Diya baru punya anak satu, umurnya masih 1 tahun. Istri beserta anaknya Kak Dean lagi nginep dirumah mami dan papi, begitupun dengan suami dan anaknya Kak Diya, mereka juga nginep dirumah mami papi. Kakak-kakak gue ini nginep dirumah soalnya bilangnya mau menghibur gue. Kayak sekarang contohnya, mereka ingin ngajak gue makan malem, tapi gue gak punya semangat sama sekali untuk makan. Keluar kamar aja gue males banget, apalagi harus sampe keluar rumah?

"Males katanya." Kata Kak Dean sambil berjalan mendekat ke arah gue, diikuti Kak Diya dibelakangnya. Lalu mereka berdua duduk di pinggiran kasur gue yang belum gue rapikan, ada asisten rumah tangga yang tadinya mau merapikan kasur gue, cuma gue tolak. Biarin aja berantakan gitu.

"Sav, kamu kalo emang sedih, pengen nangis, pengen teriak, mau marah, lakuin aja. Jangan ditahan-tahan." Tambah Kak Dean. Kak Dean ini sering banget di cap jutek, gak ramah, gak perhatian, dan lain-lain. Tapi asumsi hanya akan tetap menjadi asumsi sebelum mereka bisa membuktikannya sendiri.

Kak Dean gak sejutek apa yang orang pikirkan. Kak Dean ramah, tapi dia gak menunjukannya ke semua orang. Kak Dean perhatian, tapi hanya ke orang-orang yang dia sayang.

"Kalo kamu mau nangis, ada aku sama Diya disini. Kamu gak sendirian." Kata Kak Dean lagi—sukses membuat gue menitihkan air mata.

"Kenapa aku didn't see it coming ya, ka? Kenap harus h-7 sebelum pernikahan aku sama Johnny? Kayak? Kenapa?"

Kak Dean bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati sofa yang sedang gue duduki. Berlutut dihadapan gue dan memandang gue dengan mata yang gak tega melihat adiknya diselingkuhi h-7 sebelum pernikahan.

"You see it coming, Savarna. You were just smitten with him." Bukan, itu bukan Kak Dean yang ngomong, melainkan Kak Diya. Kak Diya kalau ngomong emang suka to the point. Sama aja sebenernya sama kayak Kak Dean. "Love make us blind, ok? We warned you once and you didn't listen." Tambahnya.

Rasanya gue lagi kayak ditusuk-tusuk saat mendengar perkataan Kak Diya. Emang bener kalau Kak Dean dan Kak Diya pernah memberitahu gue kalau mereka curiga sama Johnny, apalagi waktu itu Johnny pernah bilang ke gue kalau dia harus ke Jeju karena ada urusan pekerjaan. Kebetulan, Kak Dean juga ada di Jeju, dan dia melihat Johnny sama perempuan lain. Gue bilang ke Kak Dean kalau itu mungkin cuma orang yang mirip sama Johnny, karena ya gue mana ada mikir kalau Johnny bakal selingkuh? Gue tau dia sayang banget sama gue. Apalagi dia menunjukan rasa kasih sayangnya itu ke gue setiap hari. Jadi, mana ada pikiran kalau Johnny itu selingkuh dari gue?

Miss Americana | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang