23. Sensi? Atau Uji Kesabaran?

5.6K 768 28
                                    

Untuk yang kedua kalinya hari ini, Jeffrey mengetuk pintu rumah yang gue tempati dan ketukannya itu sukses membangunkan gue dari tidur siang. Ditambah ketukan dia tuh kayak ketukan rentenir tau gak? Brutal banget!

"Apa sih?!" Kata gue dengan jengkelnya setelah membuka pintu dan melihat sosok Jeffrey yang dengan santainya malah tersenyum seolah-olah dia gak melakukan dosa. Padahal dia baru aja membangunkan gue dari tidur siang gue yang nyenyaknya minta ampun! Masalahnya gue lagi mimpi malem mingguan sama Ji Changwook, huhu maaf ya sayangku, ayo kita ketemu lagi malem ini di mimpi :(

"Hai." Cuma satu kata.

"Apa?" Kata gue dengan nada berbicara yang lumayan nyolot. Ya habis gimana ya masih jengkel gue dibangunin dari tidur. Mending telfon aja kenapa sih? Hhh paling gak suka gue kalau dibangunin tidur brutal banget macem Jeffrey yang ngetuk pintu rumah kayak barusan.

"Jalan-jalan yuk?" Balasnya dengan kasualnya.

Gue menutup mata dan membuang nafas dengan kasar, lalu berusaha mengatur nafas gue agar lebih teratur dan gak menggaplok orang di depan gue ini.

Setelah dirasa deru nafas gue lumayan teratur, gue kembali membuka mata. Pemandangan gue masih sama, Jeffrey yang berdiri di depan gue dengan wajah tanpa dosanya. Kirain gitu kan bakal berubah.

"Kamu tau gak saya lagi ngapain?" Tanya gue.

"Hmm tidur?"

"Nah. Kalau kamu tau, kenapa kamu bangunin saya?"

"Soalnya pengen ajak kamu ke pantai, sekalian ngeliat matahari terbenam." Ucapnya begitu santainya. Gila pengen gue tampol juga ini.

"YA KAN BISA BESOK!!!" Emosi gue meledak. Gue hendak ingin menutup pintu tapi ternyata refleks Jeffrey lebih cepat sehingga kakinya menahan agar pintunya gak tertutup.

"Lepasin Jeffrey."

"Gak mau."

"Lepasin."

"Gak."

"Lepasin!"

"Gak!"

Oke, gue punya ide yang emang kata gue lumayan menyebalkan. Tapi bodo amat, kita coba praktekan ide gue ini ke Jeffrey.

Gue mendorong pintu lebih keras agar Jeffrey menarik kakinya dan biar gak nahan pintunya—tapi dia tetap menahan dan malahan sekarang dia ikutan mendorong pintunya agar terbuka. Makin dia dorong pintunya agar terbuka, makin gue dorong pula agar tertutup.

Saat dirasa Jeffrey sedang mendorong pintu dengan sekuat tenaga, gue menyingkir dari pintu lalu melepas genggaman tangan gue pada pintu dan...

Brak!

Ya, pintunya sukses terbuka dengan lebar dan menyebabkan Jeffrey jatuh ke lantai.

Gue di atas sini hanya menertawainya melihat tindakannya itu. Selain itu gue juga senang ide gue berhasil.

"Jahat banget kamu, Sav!" Itu hal yang dia katakan pertama kali ke gue setelah jatuh.

"Hahaha, rasain. Udah sana pulang, saya mau tidur lagi." Sambil membalikan tubuh gue lalu hendak berjalan ke kamar sampai gue merasakan tubuh gue diangkat dan menaruh tubuh gue di pundaknya. Udah mirip beras karungan aja.

"Turunin Jeffrey!" Ucap gue sambil menepuk punggungnya yang lebar.

"Saya kan mau ajak kamu ke pantai!"

"Ya saya gak mau! Turunin!"

"Gak!"

"Ih! Turunin!"

Miss Americana | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang