49. Langkah Pertama

2.3K 109 6
                                    

Ini adalah sebuah keputusan.
  Menyakitkan memang, bukannya tak ingin bertahan, tapi hanya ini yang bisa kulakukan.

🍁

Cekittttttt

Brukkk

Sebuah motor yang melaju dengan cepat, tergelincir dijalanan yang licin karena derasnya air hujan.

Beberapa orang mulai berlarian menghampiri kecelakaan itu, seseorang memanggil Ambulance dan segera melarikan pengendara itu kerumah sakit.

🐢

Ddrrttttt

Suara ponsel terdengar mengalihkan perhatian Key yang sedang melamun menatap ikan yang berenang di aquarium kecilnya. Key mengambil ponselnya, lalu melihat siapa yang menghubunginya.

Setelah menggeser tombol hijau, Key mendekatkan ponselnya ketelinga.

"Yaa"

"..."

Mata Key membulat, tanpa memutus sambungan teleponnya. Key bangkit, memakai jaketnya, mengambil tasnya lalu berlari kebawah.

Dia keluar dari rumahnya, kakinya tak berhenti berlari, Key mencari taksi, dan nasib baik dia mendapatkannya dengan mudah.

Sesaat kemudian ia sampai disuatu rumah, lagi lagi dia berlari, dan masuk kedalam rumah.
"Kak Key, abang ada diatas" ujarnya.

Tanpa menunggu lama, Key berlari menaiki anak tangga, setelah ia sampai didepan pintu, tangannya mendorong kenop pintu kamar yang setengah terbuka. Saat setelah ia berhasil masuk sesuatu membuat kakinya berhenti melangkah.

"Key" ucap gadis yang berada didalam ruangan itu.

Key mematung diambang pintu, dengan nafas yang masih terengah engah Key menatap Gita yang tengah duduk disebelah Karell yang terbaring. Key berbalik hendak keluar, ia merasa malu karena tidak mengetuk pintu.

Namun sebelum itu terjadi Gita memanggilnya "Key! Gue baru aja mau balik. Dia tidur dari sejak gue dateng, mungkin saat dia bangun, dia butuh lo"

Gita bangkit dari duduknya lalu berjalan keluar dari kamar.

Key menatap kepergian Gita, ia kemudian berjalan masuk kedalam kamar, Karell terbaring lemah diatas tempat tidurnya. Key menghela nafas panjang, lalu mengambil tangan Karell dan menggenggamnya erat "kenapa harus gini?" tanyanya pada Karell yang terlelap.

Key ingin sekali menangis saat melihat keadaan Karell saat ini, perban didahinya terbalut melingkar disekeliling kepala. Tangan kanannya juga terluka, Key merasa bersalah, kepalanya tertunduk seolah menyesal atas perbuatannya.

"Maafin gue Rell" Key mendekatkan tubuhnya pada Karell dan memeluknya sembari menangis.

"Kenapa nangis?" Key tersentak.

Dengan cepat ia menjauhkan tubuhnya dari Karell, Key menghapus air matanya.

"Gu-gue..."

"Pantesan sesek, main peluk peluk aja lo, emang gue apaan" gerutu Karell sembari merubah posisinya membelakangi Key.

Key menatapnya tak percaya, apa yang dilakukannya salah? Mungkin iya, tapi kan dia melakukannya karena terbawa suasana. Lagi pula Karell juga sering memeluknya lalu kenapa jika kini Key yang memeluknya, kenapa juga Karell harus bangun dari tidurnya, akan lebih baik jika Karell tetap dalam mimpinya. Itulah kesalahannya.

Keyla [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang