48. Keputusan hati pt.2

2.6K 128 25
                                    

Aku tidak peduli, benar ataupun tidak dia tetaplah dia, orang yang aku cintai.

🐢

"Lepasin gue!" Key menepis tangan Karell yang sedari tadi menariknya.

Merasa sudah ditempat yang aman, Karell akhirnya mengalah dan berhenti melangkah. Lagi pula tujuannya hanya menjauhkan Key dari Gita dan dia rasa kini mereka sudah cukup jauh, dia tak perlu lagi khawatir.

"Denger, gue tahu masalah lo. Tapi yang lo lakuin tadi salah Key" Karell berbicara dengan pelan mencoba membuat gadis itu mengerti.

Namun Key tak sedikitpun menatap Karell ataupun mendengar apa yang dikatakannya, dia terus berusaha untuk menghindar "lo gak tahu apa apa, dari pada lo bela dia dan malah nyudutin gue, mending lo diem" Key melangkahkan kakinya hendak pergi namun Karell menahannnya.

Key tidak ingin berlama lama berada disana, jika Karell hanya akan menceramahinya dan membela Gita, itu hanya akan menyakitinya lalu untuk apa mereka bicara. Lebih baik Key pergi, Key menarik tangannya yang ditahan Karell, namun Karell tidak membiarkannya pergi.

Semakin Key berusaha melepaskan tangannya, semakin erat pula Karell menggenggamnya.

"Lepasin gue!"

"Dengerin gue!" Karell menarik gadis itu membuatnya berhenti memberontak.

"Gue bawa lo kesini bukan buat belain dia, tapi buat lo!" ungkapnya tulus.

Key terdiam, Karell membuatnya bungkam, laki laki itu kemudian memeluknya, membiarkan gadis itu berpikir dan mengerti bahwa ia sangat peduli padanya.

Key meneteskan air matanya, merasa bersalah karena sedari tadi bersikap kurang baik pada Karell.

"Semua orang hina gue, gimana kalo hal ini nyampe ke Mama... " tubuh Key bergetar, membuat Karell semakin erat memeluknya.

"Gue pastiin itu gak akan terjadi"

"Soal berita itu... Lo-"

"Gak usah bilang apapun, gue gak nuntut penjelasan dari lo, siapapun lo, dari mana asal lo, perasaan gue gak akan pernah berubah. Lo tahu sendiri hal itu!" Key semakin menangis, ternyata Karell begitu mencintainya.

"Boleh gue minta satu hal?"

"Apa?" Karell diam sejenak.

"Please, jangan sakitin Gita ..." saat itu juga, raut wajah Key berubah.

Sepertinya Karell memang datang untuk Gita.

🐢

"Jawab pertanyaan gue! Lo sengaja kan lakuin itu sama Key!?" Nana bertanya sembari berkacak pinggang dihadapan Gita.

Gita menghapus air matanya lalu menatap Nana yang menatapnya tak suka, kenapa pikiran mereka begitu buruk terhadapnya, Gita terus bertanya dalam hatinya. Meski lelah terus membuat mereka percaya padanya, Gita tak menyerah, dia tetap menjelaskan dan membela dirinya bahwa ia memang tidak tahu apa apa.

"Demi tuhan gue gak pernah punya niatan buruk kayak gitu Na, gue bener bener gak tahu kenapa gue bisa nempelin kertas itu, gue juga gak ngerti" entah harus bagaimana lagi Gita menjelaskan. Kenapa semua itu terjadi, seolah tak ada yang mempercayainya. Gita harus bagaimana lagi?


Nana yang pemarah tak akan percaya begitu saja, selama ia masih belum puas, ia akan terus menekannya. Airin menatap Gita kasihan, dia tahu Gita bukanlah orang egois yang akan melakukan segalanya hanya demi kebahagiaanya, apalagi dengan merusak hidup oranglain. Sedangkan Anya, ia hanya menatap Nana dan Gita secara bergantian, khawatir dengan apa yang akan Nana lakukan pada Gita.

Keyla [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang